flashback On
"Arki, gue hamil."
Arki mengerutkan keningnya, sampai kerutan itu begitu jelas. Cewek di depannya itu menunduk setelah mengakui hal yang membuat Arki tercengang.
"Gue gak lakuin apa pun sama lo, Killa. Kita bahkan cuman temenan. Lo ... gak minta pertanggung jawaban ke gue, 'kan?" Arki bertanya dengan hati-hati.
"Rakhen ...." Cewek yang Arki panggil Killa itu berkata dengan ragu.
"Rakhen?" ulang Arki. "Maksud lo?"
"Satu bulan yang lalu, dia datang ke apartemen gue dalam keadaan mabuk. Kalo tahu Rakhen berani lakuin hal itu ke gue, gue gak bakalan biarin dia masuk." Killa menghela napas dengan wajah frustasi.
Arki menggertakkan giginya saat mendengar kebejatan temannya itu. Arki sudah menganggap Killa sebagai teman dekatnya. Arki tahu, Killa menyukai Rakhen, tapi yang diketahui orang lain tidak seperti itu, mereka mengira Arki dan Killa berpacaran karena saking dekatnya.
Namun, Arki begitu kecewa pada Rakhen yang berani merusak gadis lugu seperti Killa. Tangan Arki yang sudah terkepal dengan erat tiba-tiba ditarik oleh Killa. Cewek itu mengangkat wajahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan terlihat putus asa. "Gue harus gimana, Arki ...?'
Arki mencengkram kedua bahu Killa. "Lo tenang dulu. Gue bakalan bicarain ini sama Rakhen. Gue bakalan bujuk dia supaya tanggung jawab."
"Gue udah ngomong sama dia, tapi dia malah suruh gue gugurin kandungannya."
"Jangan gegabah. Jangan dengerin dia. Kalo lo gugurin kandungannya, sama aja lo bunuh satu nyawa. Sekarang lo harus tenang dulu, gue bakalan paksa Rakhen buat tanggung jawab."
Killa sudah menangis tersedu-sedu. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menyampaikan hal itu pada Arki. Berharap Arki bisa membantunya.
***
Arki masuk ke dalam sebuah club. Arki tahu jelas dimana Rakhen biasanya berada. Malam-malam begini, temannya yang berengsek itu pasti sedang minum-minum.
Arki memang sohib dekatnya, tapi belum tentu Arki bisa membawa Rakhen ke jalan yang benar bersamanya, karena dirinya juga masih sering berada di jalan yang sesat.
Rahang Arki makin mengeras ketika melihat sosok Rakhen yang tengah duduk di tengah-tengah wanita seksi. Arki menghela napas dengan kasar melihat kebiasaan Rakhen yang masih belum hilang.
"RAKHEN ANJING!!!" Arki langsung nyerobot dan menarik kerah Rakhen, hingga cowok itu terangkat. Meskipun sudah minum, Rakhen tetap masih sadar dan melihat ke sekeliling.
"Ada apa gerangan temen gue ini dateng sambil marah-marah?" tanya Rakhen tanpa wajah dosa.
"Ikut gue, Bajingan!" Arki menyeret Rakhen dari sekumpulan para bajingan itu. Lalu, membawanya ke tempat yang agak sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
Teen FictionGenre : Fiksi remaja, drama, romantis, angst. *** Mika percaya bahwa sesuatu yang ada di dunia ini tidak kekal. Termasuk kebahagiaan dan kesedihan. Maka dari itu, Mika selalu yakin kesedihannya pasti berlalu, dan tergantikan oleh kebahagiaan. Namun...