39. 🌵Farlo Yang Sedikit Meluluh🌵

76 11 1
                                    

"Mika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mika ...."

Mika keluar dari toilet bertepatan dengan seseorang yang baru saja memanggilnya. Mika mengangkat wajah dan menghentikan langkahnya saat melihat Arki yang berdiri beberapa meter darinya.

Arki berusaha mengatur napasnya setelah berlari untuk menemui Mika. Wajah khawatirnya jelas kentara. "Are you okay?"

Mika sudah mencoba untuk menahannya. Namun, setelah melihat Arki, rasanya begitu menyakitkan, dan segalanya membuat Mika sakit. Mika menggeleng dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Arki ... Aku gak baik-baik aja."

Perkataan Mika yang terdengar putus asa membuat hati Arki tergerak. Ia segera mendekati Mika dan memeluknya. Mika yang tak bisa lagi menahan tangisnya, kini semua terluapkan di dada bidang cowok itu.

Di saat jatuh seperti ini, Mika merasa beruntung memiliki Arki di sampingnya. Cowok itu selalu memberikan afeksi lewat pelukan yang membuat Mika nyaman dan tenang.

Saking sesak dadanya, Mika sampai mencekram jaket Arki dengan erat. Arki ikut merasakan sakitnya ketika mendengar isakan tangis Mika. Baru kali ini Arki melihat Mika menangis sampai tersedu-sedu. Mika jarang sekali memperlihatkan perasaan yang sebenarnya.

Arki mengusap kepala Mika yang masih melekat di dadanya. "It's okay. Kamu bisa nangis sepuasnya. Keluarin semua yang buat kamu sakit."

Arki tak sama sekali bergerak di tempatnya. Ia tetap bertahan di posisinya sampai Mika tenang dan berhenti menangis. Setelah itu, barulah Mika melepaskan dirinya sendiri dari pelukan Arki.

Tangan Arki terangkat untuk menyeka air mata Mika di wajahnya yang merah. Lalu, ibu jarinya menyentuh luka di sudut bibir Mika. "Sakit ya ...?"

Mika mengangguk sebagai jawaban. Mulutnya belum siap berkata apapun karena ia masih sesegukan.

"Gapapa, nanti kita obatin ya?" Arki merapikan rambut Mika yang berantakan dengan penuh kelembutan.

🌵🌵🌵

Arki benar-benar tak banyak mengetahui tentang Mika. Padahal Arki merasa spesial berada dalam hidup cewek itu, tapi nyatanya Mika tak membuatnya spesial dengan menutupi hidupnya dari Arki.

"Ternyata banyak yang gak aku tahu tentang kamu, Mik," ucap Arki, tangannya masih bertaut dengan tangan Mika. Mereka duduk bersampingan di taman rumah sakit, tapi Arki menatap lurus ke depan tanpa menoleh pada Mika.

"Sebenarnya malu kalo aku harus ngasih tau semuanya." Mika bernapas dengan berat.

Akhirnya, Arki menoleh pada Mika. "Setelah kamu menunjukkan sebagian luka, sejak itu aku bertekad buat lindungin kamu, aku juga berjanji pada diri sendiri untuk bisa terus ada buat kamu."

Arki meraih bahu Mika, agar cewek itu menghadap sepenuhnya dan menatap matanya langsung. "Kamu mau ceritain ke aku tentang masalah kamu? Mungkin aku gak bisa bantu, tapi setidaknya kamu gak akan merasa sendirian lagi."

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang