✨The first thing will make a good impression. Convey support and leave good comments.✨
💛
Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
Lisa POV🌸
"Lisa.. Keluar dulu nak, sebentar"
Seorang pria yang dulu hanya mencintaiku dan ibu, memanggil namaku untuk keluar dari kamar ini. Itu kebiasaannya, saat aku memisahkan diri dari keluarga yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Aku turun dari kamarku yang berada di lantai dua.
Dan benar saja, ayah memanggilku karena di bawah sana mereka menungguku di ruang keluarga. Kulihat ada dua orang wanita yang pernah ayah ajak untuk makan malam bersama beberapa pekan lalu. Mereka tersenyum padaku, namun aku tidak tertarik untuk membalas senyuman mereka. Sudah jelas bukan? Mereka akan segera merebut ayahku.
Dua orang wanita itu adalah seorang ibu dan anak, wanita berusia 40 tahunan adalah kekasih ayah, dan seorang putrinya yang hampir seusia denganku.
"Sapa calon ibu sambung dan saudarimu, nak"
"Annyeong, cukup 'kan?" Mereka telah mendapatkan ayahku. Baiklah, ambil saja.
"Ahm.. Annyeonghaseyo Lalisa, kau semakin cantik, nak"
"Annyeonghaseyo Lisa eonni, apa kabar?"
Huhhffhh.. malas sekali.
"Oke, permisi" karena sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi 'kan?
"Lisa"
"Apa lagi si yah?"
"Ayah hanya akan memberitahumu, bahwa mulai semester ini, Eunseo akan bersekolah di sekolahan yang sama denganmu"
"Lakukan sesuka hati ayah, Lisa permisi, mau istirahat"
"Ayah akan mempercepat pernikahan dengan ibunya Eunseo, agar kita bisa tinggal bersama-sama"
"Berikan Lisa apartemen, biar Lisa yang keluar, yah" Aku tetap tidak akan menang jika ayah sudah menggunakan hati untuk perasaannya.
Menikah? Secepat itu ayah melupakan mendiang ibuku yang baru meninggal 3 tahun lalu? Aku sebagai anaknya masih mengingat bagaimana hangatnya sentuhan ibu, tapi ayah? Kenapa ayah cepat sekali berpaling pada wanita lain? Padahal yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan ibu adalah ayah sendiri. Dan.. Ah sudahlah. Tidak akan ada hentinya kepalaku untuk istirahat memikirkan ini, ternyata ayahku sama saja seperti pria lainnya, haus wanita.
Ibu, aku akan tinggal dengan diriku sendiri. Siapa pun tidak akan pernah mampu menggantikan posisi ibu sampai kapan pun.
###