Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
Lisa POV🌸
Aku pulang diantar kekasihku yang menunggu di halte bus. Sebenarnya aku sudah mengajaknya untuk datang ke rumahku, tapi dia tidak mau dengan alasan belum siap bertemu ayahku.
Dan seperti yang Jennie duga, aku benar-benar sedang ditunggu oleh orang rumah yang hendak bersarapan. Mereka hanya memperhatikan hidangan yang belum tersentuh itu, karena ayah telah menelponku beberapa kali setelah aku dan Jennie mandi di rumah nenek.
"Kenapa? Makan saja duluan tanpaku" ucapku pada ayah, ibunya Eunseo, dan juga Eunseo sendiri yang kini menghampiriku.
"Eonni, mari sarapan bersama hm?"
"Aku memang hendak melakukan itu Eunseo, tapi sepertinya aku sarapan di sekolah saja. Kau makan saja sekarang, aku sedang buru-buru"
Eunseo kembali ke meja makan, lalu ayah memulai makan lebih dulu. Aku sendiri buru-buru naik ke kamar dan berganti pakaian, menyiapkan pelajaran hari ini, dan memakai sepatu secepatnya.
"Lisa, kau tidak sarapan dulu?" tanya ayah saat aku turun, aku mengambil roti dan memakannya. Ayah melihatku dengan tatapan seolah ingin menginterogasi, tapi aku buru-buru melangkah karena Jennie masih menungguku.
"Pulang sekolah datanglah ke kantor ayah, ada yang ingin ayah bahas denganmu" ucap pak tua itu mengejarku. Aku mengangguk dan ayah menahan lenganku lagi.
"Ada apa lagi, ayah?"
"Kau tidak membawa mobilmu?"
"Ahm, tidak, ayah. Lisa berangkat naik bus saja"
"Baiklah kalau begitu, hati-hati sayang" Ayah membelai kepalaku dan aku mengecup pipi ayah.
"Ayah juga"
Aku segera berjalan dengan cepat dan berlari keluar dari rumahku demi menuju halte terdekat. Semoga ini tidak terlalu lama bagi Jennie.
Saat kulihat di bangku halte dari kejauhan, sosok manis itu masih bersabar terlihat menungguku dengan senyuman saat melihatku kembali.
"Kenapa berlari hm? Santai saja sayang, ini masih pagi" ucapnya, karena tidak ada orang lain di halte ini yang menunggu selain kami.
Jennie mengeluarkan sapu tangannya, menyeka keringatku dan memintaku untuk duduk di sisinya.
Setelah aku duduk, dia yang berdiri di depanku, merapikan seragam dan rambutku, membelai pipiku yang mungkin sekarang sudah memerah akan sikap manisnya.
"Kau tidak harus berlari, aku akan tetap menunggumu"
"Maaf karena aku tidak membawa mobilku, sayang"