32.🔸

1.5K 168 16
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Pagi hari, pukul 06.00

Nenek sudah bangun untuk menyiapkan dagangannya, Jennie juga tengah membantu nenek di dapur, sementara Lisa masih tertidur dengan lelap berkat bius Jennie semalaman.

Di dapur, nenek menyiapkan beberapa menu sarapan untuk cucunya dan juga Lisa. Mengingat Lisa masih sakit, nenek membuatkan Lisa dakjuk yang tak kalah sedap dari dakjuk di restoran. Dan setelah menyiapkan semua itu, nenek pun berpamitan untuk berangkat ke kedai.

"Nek, bukannya ini masih terlalu pagi?" ucap Jennie, nenek pun mengusap lengan Jennie dan membelai pipinya.

"Nenek sengaja berangkat pagi, agar kau bisa mengurus Lisa sebelum berangkat. Dia akan malu-malu jika masih ada nenek saat makan. Padahal anak itu memiliki selera makan yang baik"

"Huhhffhh.. Tidak seperti itu nek. Justru Lisa akan senang jika chefnya ada di sini. Nenek tahu, nenek adalah koki terhebat yang pernah ada. Terima kasih banyak ya nek, nenek sudah memperlakukan Jennie dengan sangat baik, begitu pun pada Lisa"

"Hm.. Cucuku. Sudah saatnya nenek pergi. Kau segera bangunkan Lisa dan ajak sarapan bersama"

"Jennie ingin sarapan dengan nenek"

"Nenek sudah sarapan saat memasak tadi"

Jennie memeluk neneknya, bersyukur serta berterima kasih karena nenek tidak pernah mempermasalahkan kehadiran Lisa. Dengan begitu Jennie pun akan berusaha untuk mencari momen yang tepat agar mampu berkata jujur kepada neneknya.

###

Jennie pergi ke kamarnya usai mengantarkan nenek hingga ke mobil taksi pesanannya. Ia membangunkan Lisa dengan cara membelai pipinya dan menyimpan kompresan semalam.

"Hm.. Kau nyenyak sekali sayang. Li.. Bangun hm? Aku akan berangkat ke sekolah, kau mau sekolah atau masih mau istirahat di sini sayangku?"

Lisa membuka matanya, ia mendengar apa yang telah dikatakan guru sekaligus kekasihnya tersebut, lalu meminta pelukan dikala Jennie menatapnya dengan lembut.

Jennie memeluk Lisa, mengecup pipinya yang menirus, menghirup aroma khas tubuhnya yang bangun tidur.

"Bangun hm? Kau mau sekolah tidak hari ini sayang?"

"Aku akan sekolah sayang, tapi aku ingin pulang bersamamu. Kau mau 'kan ikut ke rumahku?"

"Apa harus secepat itu?"

"Bukan untuk menemui ayah, aku hanya ingin pulang dan pergi bersamamu"

"Tapi kalau nanti ayahmu.."

"Ya sudah, aku tidak akan memaksa hm? Tunggu aku di halte bus. Nanti aku ke sana untuk berangkat bersamamu"

"Arasseo, nanti aku tunggu. Sekarang bangun dulu em?" Jennie berusaha membangunkan tubuh Lisa, namun Lisa sengaja membuat dirinya begitu betah dengan ranjang Jennie, sampai ketika Jennie melepas Lisa, keduanya tak sengaja berciuman, dan kembali saling melumat di pagi hari.

SSAEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang