Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
Lisa masih belum masuk sekolah karena jatah cutinya. Berada di rumah jauh lebih membosankan pada jam-jam tertentu, sehingga ia pun kembali pergi ke kedai tteokbokki untuk menemani nenek, sekaligus menyampaikan sebuah undangan pada gurunya.
Begitu Lisa sampai di kedai, nenek masih belum sesibuk biasanya, karena hari masih cukup pagi. Lisa datang dengan membawa beberapa potong sandwich yang ia beli saat melewati toserba dalam perjalanan menuju kedai.
Nenek melihat Lisa tiba di kedainya, sapaan senyum hangat nenek sambut kedatangan anak perempuan yang duduk di bangku SMA itu, dan menyiapkan tteokbokki untuknya. Namun dengan cepat Lisa menahan maksud nenek, agar ia tidak diberi tteokbokki dulu, karena ia belum sarapan pagi ini.
"Nek, jangan dulu, saya belum sarapan. Nenek mau tidak menemani saya sarapan?" ucapnya, nenek menyimpan wadah kembali dan menghampiri Lisa.
"Tanganmu masih sakit, nak?"
"Sebenarnya sudah tidak sakit, tapi dokter mengatakan bahwa ini harus dilepas begitu telah mencapai satu pekan pemakaian, Lisa akan kembali ke rumah sakit begitu waktunya tiba, nek"
"Ahh begitu. Ya sudah kau sarapan dulu. Mau nenek buatkan apa untuk sarapanmu?"
"Aniya, tidak perlu nek. Saya membawa sarapan untuk saya makan, dan untuk nenek juga"
"Kau ini selalu repot-repot"
"Tidak repot, nenek. Cobalah, kita makan ini sebelum dikerumuni oleh pelanggan"
"Aigo anak baik. Terima kasih ya nak? Ini sandwich?"
"Em, itu sandwich buah mangga. Nenek suka 'kan?"
"Suka nak, terima kasih, selamat menikmati"
"Selamat menikmati nek. Kalau kurang katakan saja hm? Saya bawa lebih dari porsi kita berdua"
"Untuk apa membeli banyak-banyak nak? Bukannya expired sandwich ini hanya beberapa hari?"
"Kalau tidak untuk cemilan nenek di rumah, nenek bisa bagikan untuk Jennie ssaem"
"Kau sangat menyukainya ternyata"
"Ukhuk ukhuk.." Lisa sampai tersedak akan kalimat nenek dari gurunya tersebut. Ia diberi air oleh nenek dan menyangkal kalimat nenek barusan.
"A-aniya. Kenapa nenek bisa sampai berpikir ke arah sana?"
"Apa nenek salah? Nenek kira kau sangat menyukai Jennie karena dia adalah gurumu"
"Ahh, hehe kalau itu benar. Jennie ssaem lebih baik dari guru-guru sebelumnya"
Nenek menyimpan gelas tadi dan mulai melayani pelanggan yang datang.