10.🔸

2K 198 15
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Kedai tutup setelah semua tteokbokki habis nenek jual. Lisa ikut membantu membereskan kedai, merapikan beberapa perabot ringan yang tadi digunakan untuk wadah tteokbokki.

Di jalan, seseorang menghampiri mereka dan ikut membantu. Ya, Jisoo, sahabat Jennie sejak sekolah. Jisoo benar-benar menepati janjinya dengan mampir ke kedai nenek kali ini.

"Nek, Jennie, kalian sudah tutup? Padahal aku baru mau ke kedai"

"Aigo.. Jisoo, ke mana saja kau nak?" Nenek memukul sayang sahabat cucunya yang baru tiba itu, Jisoo cemberut lalu memeluk sang nenek.

"Maaf nenek, Jisoo benar-benar sibuk kemarin-kemarin. Nenek rindu Jisoo hm?"

"Tentu saja nenek merindukanmu" ungkap nenek, Lisa hanya memperhatikan di sana. Ia seperti tamu yang sengaja diundang namun tak mendapat menu jamuan.

"Eonni, em, kami sudah habis di jam-jam yang sesore ini. Beruntungnya.." ucap Jennie. Ia memperhatikan Lisa yang hanya memainkan kaki dan menggores sepatunya ke aspal, wajahnya suntuk sedikit cemberut.

Jisoo membantu nenek membawa perabot yang nenek bawa, lalu melihat ke arah Lisa.

"Itu.." maksud Jisoo mengarah pada Lisa.

"Muridku" ucap Jennie, Lisa membungkuk memberi salam dan Jisoo mengangguk.

"Annyeonghaseyo" sapa Lisa.

"Eoh annyeonghaseyo.." jawab Jisoo, ia tersenyum pada Lisa.

"Ssaem, saya permisi untuk.." Lisa hendak pamit karena merasa tak nyaman bak orang asing di sana. Namun niatnya terhenti oleh tahan sang nenek.

"Aniya, nak Lisa harus ikut makan malam di rumah. Nak, nenek akan masak lauk yang lezat untukmu, kau harus ikut makan ya? Karena tadi kau sudah membantu nenek, jadi kau harus ikut dengan kami" namun pinta dari nenek juga tidak bisa ia tolak.

"Tidak baik menolak permintaan orang tua, turuti saja hm? Tidak ada yang mendesak bukan?" tanya Jennie berbisik pada Lisa. Lisa mengangguk kecil dan Jennie menuntun tangan kirinya.

"Kalian cocok sekali" gumam Jisoo, Jennie mengerutkan alisnya, sementara Lisa menyembunyikan rasa gugupnya karena dituntun oleh Jennie, guru pemerhatinya.

"Cocok?" tanya Jennie terheran.

"Sebagai murid dan guru, wae? Apa perkataanku salah? Hahaha.." gelak Jisoo memecah kecanggungan Lisa di sana.

"Ya memang begitu" jawab Jennie.

"Dia tidak punya rasa sopan, langsung tertawa di hadapan orang asing yang bahkan tidak mengenalinya" - Lisa.

SSAEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang