7.🔹

2K 213 16
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Lisa tiba di rumahnya. Ia segera masuk dan berjalan tanpa melihat seseorang menatap kedatangannya.

"Ya Tuhan, nak? Apa yang terjadi padamu?" tanya ibu sambungnya, begitu khawatir saat melihat tangan kanan Lisa digips.

Lisa tidak menjawabnya dan segera masuk ke dalam kamar, tak lama Eunseo menghampiri ibunya, lalu meminta ibunya untuk bercerita.

"Ada apa bu? Kenapa?"

"Lisa, tangannya digips. Ibu tidak tahu apa yang terjadi padanya, tapi coba kau tanyakan padanya, nak. Ibu khawatir"

"Ibu, Lisa eonni akan menjawabnya atau tidak, itu terserah. Sekarang yang harus kita lakukan adalah merawatnya, soal dia ingin bercerita atau tidak, itu tidak jadi masalah bu. Hm, begini saja, sekarang ibu bantu aku untuk membuatkan makanan untuk Lisa eonni, nanti aku akan mencoba untuk membujuknya"

"Arasseo, ibu buatkan makanan dulu untuknya ya? Ahm, apa makanan kesukaan kakakmu?"

"Hm.. Bagaimana kalau ini? Ini cocok untuk makan malam" Eunseo menunjukkan sebuah menu dari handphonenya, dan ibunya pun mengerti harus segera berbuat apa.

"Baiklah nak, ibu buatkan dulu, kau siapkan air dan vitamin untuknya"

"Nee" Eunseo dan ibunya kompak untuk berniat merawat Lisa. Melihat dari kondisinya, Lisa akan kesulitan untuk makan, dan melakukan aktivitas lainnya.

###

Setelah 15 menit lamanya. Makanan sudah siap, dan Suzy mengetuk pintu kamar Lisa. "Nak Lisa, saya boleh masuk?"

"Tidak" jawab Lisa dari dalam, namun ia lupa bahwa kamarnya kedap suara sehingga Eunseo dan ibunya di luar tidak mendengar jawaban apa pun dari dalam.

"Coba biar Eunseo yang berbicara, bu" ucap Eunseo pada ibunya, lantas ia pun segera mengetuk pintu kamar Lisa.

Tok tok tok tok!

"Lisa eonni, ini aku, boleh aku bicara sebentar?"

"Ck!" Di dalam Lisa berdecak kesal, namun ia sendiri kesulitan untuk mengganti pakaiannya karena tangannya yang digips.

Mendengar suara Eunseo dari luar, Lisa pun membuka pintunya sembari berbicara pada Eunseo.
"Mau apa? Aku ingin istirahat"

"Eonni, aku tahu eonni pasti belum makan, maka dari itu aku membawa makanan untukmu. Karena aku tahu eonni belum bisa menerima ibuku dan aku, tapi aku ingin setidaknya kita menjadi teman"

"Mwo? Teman? Kau dan ibumu itu menempati posisiku dan mendiang ibuku! Lalu aku harus berteman denganmu? Kau pikir itu mudah?" Lisa jarang berbicara banyak pada siapa pun jika ia sedang merasa kesal. Namun saat Eunseo berbicara, ia pun menunjukan sikapnya pada siapa yang sedang ia hadapi. Lisa ingin tahu lebih dulu seperti apa sikap Eunseo sebenarnya. Jika Eunseo tetap tenang dan bersikap selayaknya tamu yang tahu diri, Lisa akan menerima Eunseo dengan sendirinya.

SSAEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang