Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
"Boleh tidak kalau nanti kita satu kamar?" tanya Lisa, ketika Jennie duduk di sebelahnya. Mereka tengah menaiki bus menuju ke kedai nenek.
Jennie pura-pura berpikir dengan cara menempelkan telunjuknya di pipinya, lalu Lisa menarik telunjuk Jennie hingga membuat keduanya terkekeh bersama.
"Ih, jahil. Aku 'kan sedang berpikir" ucap Jennie, Lisa menangkup kedua pipi Jennie dan mengarahkan wajah kekasihnya itu untuk menghadapnya.
"Coba berpikirnya sembari melihatku"
"Hm, nanti pikirannya malah mengarah ke arah lain"
"Ya tidak apa-apa. Mengarah pada apa hm?"
"Mengarah pada hidungmu ini, euhhh..." Jennie mencubitnya dan Lisa tersenyum.
"Jawab aku, bisa tidak hm?"
"Em, lihat nanti ya Li, takutnya guru-guru harus satu kamar dengan guru lain juga"
"Maksudmu dengan guru pria juga?"
Sontak Jennie menjentik dahi Lisa, dan Lisa mengusapnya. "Yak! Tentu saja tidak. Kamar wanita dan laki-laki dipisahkan"
"Huhhffhh.. Syukurlah. Kalau sampai disatukan, aku akan menculikmu lebih dulu"
"Kau ini, memangnya aku anak kecil?"
"Daripada harus melihatmu satu kamar dengan para bajingan itu"
"Ssttt.. Jangan keras keras hm? Takutnya nanti ada yang dengar"
"Biarkan saja"
"Dasar Lili. Tadi bekal sandwichnya habis?"
"Habis bos, aku selalu menghabiskannya"
"Aigo.. Pandainya" Jennie mengusap-usap poni Lisa, lantas Lisa bersandar pada bahu Jennie, menikmati perjalanan mereka menuju kedai sebelum turun dari bus.
###
Dari kejauhan, nampak seseorang yang Jennie kenal juga Lisa kenali tengah duduk di salah satu kursi pelanggan. Seorang berseragam sekolah yang sama dengan seragam Lisa.
"Rose? Sedang apa dia di sini?" tanya Lisa, Jennie pun mengangkat kedua bahunya tak tahu.
"Entah. Mungkin sedang menunggu kita"
"Ahh.. Mungkin ya sayang. Kita tanya saja kalau begitu"
"Iya sayang. Aku langsung bantu nenek ya?"
"Em, jangan terlalu lelah em?" pinta Lisa sebelum Jennie memasuki kedai.
"Iya sayang" Jennie memasuki kedai melalui pintu belakang. Di mana Rose melihatnya menyelinap dan tersenyum menyapa Jennie.