Cerita ini lanjutan dari cerita pertama yaitu "PAPARAZZI CRUSH"Mungkin biar lebih nyambung sama cerita ini baca cerita yang pertama dulu.
HAPPY READING
Hari ini adalah pernikahan Aghni dan Jihane di gelar, Semuanya tampak mewah, megah dan berkelas. Acara di gelar di hotel mewah di London.
Semua keluarga, teman, kerabat dan para petinggi bisnis hadir di acara mereka.
Kamera dan wartawan ikut hadir untuk meliput pernikahan mereka. Secara yang satu seorang anak dari pengusaha terkenal di Asia dan seorang model yang cukup terkenal, maka tak heran kamera ada dimana-mana.
"Abi, gue kok deg-degan ya" ucap Aghni nervous sambil memainkan jari tangannya
"Itu wajar sih ni, ini juga pertama buat loe dan semoga ini yang terakhir buat loe" ucap Abi berusaha agar aghni tidak terlalu grogi
"Amin" ucap Aghni menjawab kalimat Abi yang terakhir
**
Di tempat lain
Jihane tengah memakai gaun pengantinnya, jihane sangat cantik dan anggun memakai gaun pilihan aghni. Aghni memang pintar dalam memilih apalagi untuk calon istrinya.
Agesh membantu merapikan rambut dan gaun jihane sedangkan kyku duduk diam memainkan ponselnya.
"Lihat ji, loe sangat cantik memakai gaun ini, aghni memang tidak salah pilih. Tidak salah pilih gaun dan juga tidak salah memilih istri. Loe sangat sempurna hari ini Jihane" puji agesh membuat pipi Jihane bersemu merah karena malu
"Bisa aja loe, tapi makasih pujiannya" ucap jihane tersenyum
"Sayang, semua sudah siap? Kalau sudah kita turun ke bawah, acara sudah mau di mulai" ucap Windy kepada anaknya
"Sudah mah" jawab jihane
"Sudah ga usah grogi" ucap Windy mengelus pundak jihane dan dibalas senyum oleh jihane
Jihane turun kebawah di bantu agesh, di ikuti Windy dan juga kyku dari belakang.
Sedangkan Aghni sudah siap menunggu jihane di atas altar. Aghni masih terlihat grogi namun tidak separah tadi.
"Huh, ok gue ga boleh grogi" gumam Aghni menyemangati dirinya sendiri
Aghni menunduk mencoba menetralkan groginya. Tak lama jihane yang ditemani oleh kedua orang tuanya dan kedua sahabatnya yang mengekor di belakang.
Aghni perlahan mendongak menatap kedepan, betapa bahagianya dia saat melihat calon istrinya yang amat sangat cantik memakai gaun pilihannya.
Perlahan air mata Aghni jatuh, terharu melihat kecantikan jihane. Sedangkan jihane tersenyum menatap aghni yang berdiri di atas altar. Jihane sebenarnya juga ingin menangis namun dia tahan dan tetap memberikan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND
Randomcinta yang tak terbalas menjadi sebuah dendam, mungkin menurutnya membuat mereka menderita perlahan adalah sebuah kepuasan untuknya pribadi.