HAPPY READING
"Aeemmm...kita ke bawah yuk, nunggu Irza sama Daddy sambil lanjutin kerjaan aku juga" jihane mengangguk.
Di ruang tamu, aghni tengah sibuk melanjutkan pekerjaannya sedangkan jihane sibuk memijat aghni agar tak terlalu lelah karena banyaknya pekerjaan.
"Ini mamah sama papah kok masih belum pulang juga yah, padahal udah dari pagi perginya" ucap Aghni
"Mungkin sampe malam acaranya" jihane duduk di samping aghni "kalau ngomongin pengen punya anak lagi, emang kamu beneran mau nikahin aku lagi"
"Kan aku udah bilang, aku tergantung sama kamu nya. Kalau kamu siap ya aku akan nikahin kamu" ucap Aghni masih fokus dengan pekerjaannya
"Kalau aku bilang udah siap sekarang, kamu akan nikahin aku kapan"
"Besok" jawab aghni
"Isshhh, jangan bercanda terus sayang" jihane memukul pelan lengan Aghni .
"Kan kamu nanya, ya aku jawab"
"Ya ga besok juga kan, emang nya nyiapin semuanya ga butuh waktu"
"Semua bisa di atur. Kalau beneran udah siap, biar aku hubungi WO nya sekarang biar besok udah siap semuanya"
"Kan aku udah bilang, ga harus besok juga"
"Ya berarti kamu belum siap"
"Kok kamu ngomong gitu" ucap jihane sedikit panik
"Kalau siap, ya kalau besok juga ga masalah kan. Kalau kamu ga setuju berarti kamu masih ragu dan belum siap nikah sama aku"
"Ga gitu, itu terlalu mendadak, kalau satu atau dua Minggu lagi sih gapapa"
Aghni meletakkan laptop nya di atas meja kemudian beralih menghadap jihane.
"Ga usah panik gitu, aku cuma bercanda kok sayang" aghni mengusap kedua pundak jihane
"Huuffftttt, Kenapa sih kamu selalu jail sama aku" kesal Jihane
"Suka aja liat ekspresi kamu. Udah ya jangan marah, aku kayak gini biar ga sepi aja. Soalnya kan di rumah cuma kita berdua"
"Ya kenapa harus jailin aku terus"
"Okey maafff. Gini deh, gimana kalau kita dansa berdua dan untuk lagu bisa pakai laptop,gimana" aghni mengulurkan tangannya untuk mengajak jihane berdansa
"Kamu yakin, kamu kan agak kaku kalau dansa"
"Kata siapa, aku bisa kok, kamu nya aja ga tau" hening sejenak "mau ga,kalau ga mau biar aku cari yang lain di luar buat dansa sama aku"
"Enak aja! Ga kapok kamu?!" Kesal Jihane
"Hihi, yaudah ayo, mau ga"
Akhirnya jihane menerima uluran tangan Aghni. Musik dansa sudah di nyalakan, aghni dan Jihane beralih ke bagian ruang tamu yang agak luas. Mereka mulai berdansa, jihane yang berdansa dengan Aghni malah kagum. Aghni tidak pernah bisa untuk berdansa, dan kenapa sekarang dia sangat fasih berdansa.
"Kapan kamu bisa dansa" tanya jihane
"Aku harus jawab nih"
"Iya dong, kan aku nanya"
"Kalau ga salah kurang lebih tiga tahun lalu"
"Kenapa kepikiran buat belajar"
"Bukan kepikiran sih, lebih tepat nya di jebak sama Abi. Aku di suruh Abi untuk ikut ke suatu acara, karena Abi liat aku galau dia malah ajak aku buat dansa sama salah satu cewek disana. Ya mau ga mau aku ikut dansa sama cewek itu, aku di ajarin sama cewek itu dan aku bisa"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND
Randomcinta yang tak terbalas menjadi sebuah dendam, mungkin menurutnya membuat mereka menderita perlahan adalah sebuah kepuasan untuknya pribadi.