PART 23

564 77 5
                                    

HAPPY READING

Hari sudah sore, jihane dan Windy berpamitan kepada Ana dan juga Gilang. Jihane mengantar Windy pulang kerumah nya kemudian selesai mengantar, jihane langsung pulang ke rumah aghni.

Dirumah, aghni tengah menunggu kedatangan jihane. Saat mendengar suara mobil, aghni langsung membuka pintu rumahnya, aghni yakin itu pasti jihane. Dan benar saja, jihane sudah pulang.

Saat aghni ingin memeluk nya, jihane langsung menahan pundak aghni agar tidak menyentuhnya. Dengan cepat jihane berjalan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar. Tentu aghni bingung dengan sikap jihane yang tiba-tiba, aghni berpikir apakah dia ada salah dengan jihane.

Di dalam kamar, jihane melempar tas miliknya ke atas kasur kemudian berlari masuk ke kamar mandi lalu mengunci pintu kamar mandi.

Jihane menghidupkan shower, kemudian berdiri di bawahnya. Jihane menangis di bawah guyuran air, jihane mengusap bibir nya kasar.

Kenapa kali ini Jihane sampai histeris, karena sekarang status dia adalah bukan lagi pacar melainkan istri dari aghni.

Dulu dia juga pernah melakukan kesalahan yang sama namun itu tidak sengaja. "Katanya"

"Sayang, kamu gapapa kan" ucap Aghni sambil mengetuk pintu kamar mandi

Tak ada jawaban, aghni semakin khawatir takut terjadi sesuatu dengannya.

Didalam, jihane semakin menangis, tubuhnya luruh di lantai memeluk kedua lututnya.

Lama jihane tidak membuka pintu nya, aghni pun berinisiatif untuk mendobrak pintu kamar mandi. Namun, saat ingin mendobrak jihane lebih dulu membuka pintunya. Dengan badan yang basah kuyup, mata yang sembab karena terlalu lama menangis.

"Sayang, kamu kenapa" tanya aghni khawatir

"Maaf"

"Maaf, maaf untuk apa"

"Aku melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya"

"Kesalahan apa yang kamu maksud"

"Kita berciuman"

Aghni melebarkan matanya "ciuman, ciuman apa maksud kamu. Dan maksud dari "kita" itu apa"

"Aku dan Shani"

Aghni terdiam tak bisa berkata-kata, tangannya mengepal keras. tapi setelah melihat kondisi jihane yang seperti ini Aghni yakin ini bukan salahnya.

Aghni memeluk tubuh jihane yang basah dan Jihane kembali terisak di pelukan aghni.

"Aku minta ma__"

"Sssttt, kamu ga perlu minta maaf, aku tau itu bukan salah kamu" aghni melepaskan pelukannya.

Jihane melihat ke tangan jihane yang memerah "ini juga karena ulahnya" jihane mengangguk

"Kurang ajar! biar aku urus orang itu sekarang" aghni mengepalkan tangannya hendak pergi

Jihane menahan tangan aghni "sayang, kamu mau kemana" khawatir jihane

"Akan aku beri pelajaran dia. Dia sangat ga bermoral" emosi aghni

"Sudah, aku ga mau kamu kenapa-kenapa sayang"

"Tapi ji"

"Sayang, aku mohon, aku tau Shani dan aku ga mau kehilangan kamu lagi"

Aghni menghela nafas "ok, aku ga akan pergi. Aku ambilkan handuk untuk kamu ya" aghni mengusap rambut jihane

Aghni mengeringkan rambut dan badan dengan handuk kemudian memberikan baju kepada Jihane.

BEHINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang