PART 39

569 95 17
                                    


HAPPY READING

"Apapun, apapun akan aku lakukan demi bisa bersama dengan Irza"

Jihane memberikan beberapa syarat untuk Aghni dan Aghni mencoba untuk menyanggupinya.

"pertmana, aku harus ada dimana dan kemanapun Irza pergi ketika sama kamu. Kedua,  aku akan kasih kamu hanya empat  jam setelah Irza pulang dari sekolah. Ketiga,  kamu harus nurut semua ucapan aku,  apapun itu. Dan terakhir,  jangan pernah menyentuh bunda nya irza"

"apa empat jam itu ga terlalu sebentar ya,  dan yang terakhir.... "

" kalau ga mau gapapa. Ayo sayang kita pulang"

"tunggu. Ok, aku akan terima syarat dari kamu. Apakah syarat itu bisa aku mulai sekarang"

"besok,  aku tunggu dirumah" ucap  Jihane dengan wajah datar, kemudian pergi meninggalkan Aghni dan reza di taman,  namun Aghni mencoba mengejar nya dan meraih tangan Jihane.

Jihane yang merasa tangannya di pegang oleh Aghni pun diam dan menatap tajam tangan Aghni.

"maaf" Aghni pun langsung melepaskan nya "boleh aku antar kalian,  kali ini saja aku mohon"

"ayo bunda,  izinkan mami buat antar kita pulang.  Irza mau di antar mami bunda"

Jihane menghela nafas "baiklah,  tapi kamu jangan senang dulu,  aku mau ikut kamu karena Irza yang minta"

Aghni tersenyum kecil "boleh aku gendong irza" tanya Aghni agak ragu. Jihane tak menjawab,  diapun melangkahkan kaki nya lebih dulu ke parkiran meninggalkan Aghni dan Irza.

"terimakasih" ucap Aghni pelan,  lalu langsung menggendong Irza dan membawanya ke parkiran.

"nanti Irza duduk di pangku mami boleh"

"tentu boleh dong sayang"

Sampai di parkiran,  Aghni membukakan pintu depan untuk Jihane,  namun Jihane memilih untuk duduk di belakang.

Aghni memaksakan senyuman nya lalu menutup kembali pintu mobil nya.

Aghni masuk ke dalam mobil,  dan Irza berada di pangeran nya.

"Irza disini sama bunda"

"ga mau bunda,  Irza mau nya sama mami"

"Irza harus dengerin bunda, apa Irza sudah ga nurut sama bunda lagi"

"tapi bunda... "

" Irza dengerin bunda aja ya" ucap Aghni

"iya mami" Aghni pun membantu Irza untuk duduk bersama Jihane di belakang.

"Gue harus berusaha ngambil hati nya lagi" gumam Aghni dalam hati. "Irza kalau disekolah banyak teman nya ga" ucap Aghni memecah keheningan

"Banyak"

"Oh ya??"

"Tapi banyakan cewek nya, Irza ga suka"

Aghni mengernyit "kenapa"

"Ribet, Irza harus nurutin mau nya mereka"

"Wow, masih enam tahun udah banyak yang deketin yah"

"Persis" ucap jihane pelan sambil memalingkan wajahnya keluar jendela mobil. Walaupun pelan, aghni masih bisa mendengar nya, dan aghni merasa jihane tengah menyinggung dirinya.

"Aeem, Irza suka robot-robotan ga"

"Suka, tapi bunda selalu ga kasih Irza buat beli banyak robot, cukup satu aja kata bunda"

"Nanti mami belikan yang banyak yah"

"Ga usah, ngapain punya banyak, satu aja cukup" ucap jihane

"Kasian kalau cuma satu, kalau banyak dia ga akan bosen main nya. Apalagi kalau dirumah pasti main nya sendirian kan"

BEHINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang