PART 42

655 96 8
                                    


HAPPY READING





"Kamu tadi bilang apa yang akan aku lakukan ketika kamu sudah tidak mencintai aku lagi kan" aghni berdiri sejajar menghadap jihane yang hanya berjarak dua senti saja. "Jawaban nya, aku akan terus berusaha agar kamu mencintai ku lagi dan kita kembali seperti dulu dengan kehidupan yang baru bersama anak kita" jihane terdiam, dia tak bisa berkata apapun karena tatapan aghni sangat dalam terhadap nya, seperti tatapan yang  tulus.

Jihane mencoba menetralkan perasaannya "kalau kamu tidak bisa, apakah kamu akan berhenti untuk mengejarku lagi"

"Mungkin, hanya saja jangan jauhkan aku dengan anak aku. Tapi aku yakin, aku bisa membuat kamu kembali sama aku"

"Percaya dirimu itu terlalu tinggi" ucap jihane sedikit sombong

"Kita lihat saja nanti" aghni semakin mendekat dengan jihane

Perlahan jihane mendorong aghni dengan kedua tangan nya pelan "kalau aku tidak akan memberimu kesempatan itu apa kamu masih keukeuh dengan tujuan kamu itu"

"Tentu, seorang Aghni tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dan kamu tau itu. Selama ini juga aku berusaha untuk menemui anak ku dan lihat sekarang" ucap Aghni yang juga menyombongkan dirinya

"Itu hanya keberuntungan aja yang berpihak sama kamu"

"Oh ya?! Apakah nanti ketika aku mendapatkan kamu kembali itu juga keberuntungan yang berpihak sama aku atau memang sudah takdirnya kita bersatu kembali"

Jihane tersenyum smirk "ucapan kamu terlalu tinggi mengucapkan sebuah kata TAKDIR. Kita lihat saja nanti, dan kamu jangan terlalu berekspektasi tinggi untuk itu"

"Jadi...kamu memberiku kesempatan itu" jihane diam sebentar kemudian pergi meninggalkan aghni  menghampiri sang anak yang sedang memberi makan ikan.

Aghni tersenyum lebar, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah jihane berikan pada nya. Kita tidak tau kedepan nya seperti apa, bisa saja aghni termakan dengan kesombongan nya sendiri yang seakan-akan jihane akan kembali dengan nya.

Mungkin juga Aghni harus  lebih ekstra lagi berusaha untuk meluluhkan hati jihane kembali. Mungkin lagi, kali ini akan sedikit susah untuk Aghni meluluhkannya.

Aghni berpikir bahwa dia harus mencari titik lemah jihane, dan dia akan mengawali nya dengan lebih dekat dan akrab lagi dengan sang anak. Lebih banyak perhatian kepada sang anak.

Aghni ikut menyusul menghampiri jihane dan sang anak. Aghni berjongkok di samping Irza yang sedang memberi makan ikan.

"Mami"

"Ya"

"Kenapa mami ga tinggal di rumah sama Irza sama bunda"

Aghni beralih mendongak menatap jihane sebentar kemudian kembali menatap sang anak. "Untuk sekarang mami ga bisa tinggal bareng sama Irza"

"Kenapa mami, Irza mau mami tinggal sama Irza dan bunda"

"Mungkin nanti ya sayang, untuk saat ini mami masih sering bekerja di luar dan kadang mami juga tinggal di kantor saking sibuk nya. Jadi Irza sabar ya, mami pasti akan segera tinggal bersama Irza"

"Tapi jangan lama-lama ya mami" aghni hanya membalas dengan tersenyum kemudian mengusap pipi irza

"Besok mami bawakan Irza robot-robotan yah"

"Yeeaayyyy....makasih mami" Irza memeluk aghni erat dan aghni membalas pelukan Irza

"Sama-sama sayang. Kita kedalam sekarang ya, udah malam juga nanti Irza masuk angin"

BEHINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang