PART 40

595 91 7
                                    

HAPPY READING

"Kok kamu maksa sih"

"Aku akan tetap memaksa kamu sampai kamu mau aku antar"

"Okey, iya" jawab jihane kesal, lalu masuk ke dalam mobil

Awal nya di dalam mobil hening, sampai Aghni memulai percakapan lebih dulu. Aghni menghela nafas dulu "eemmm.... Kamu apa kabar"

"Kenapa baru sekarang tanyanya. Kamu ga liat aku disini, emang nya aku keliatan sakit atau sekarat" sewot jihane

"Ng...ga...gitu, aku cuma bingung mau ngobrol apa"

"Ya ga usah ngobrol, diam aja" ucap jihane dengan wajah datar menghadap lurus kedepan

"Biar ga canggung aja"

"....." Jihane diam

"Makasih ya, kamu masih mau kenalin aku ke Irza"

"Itu bukan aku, tapi papah"

"Aaeeemmmm....." Aghni bingung harus bicara apa lagi "kamu masih di dunia modeling"

"Ngga"

"Kenapa"

"Bukan urusan kamu" aghni diam, dia takut salah bicara yang akan membuat jihane makin kesal pada nya. dia berpikir lagi topik apa yang harus dia bicarakan.

"Didikan kamu sangat bagus, Irza jadi anak yang penurut"

"Ngga juga"

"Sungguh, kamu adalah bunda yang hebat"

"...."

"Makasih udah izinin aku bisa bersama dengan Irza"

"...."

"Kamu mau mampir kemana dulu ga"

"Ngga"

"Oo..oke" aghni kembali fokus menyetir dan tak melanjutkan obrolan nya. Dengan jihane menjawab singkat saja, aghni tau kalau jihane tak mau berbicara lebih dengan nya.

Sampai di rumah, jihane langsung turun dari mobil aghni dan langsung masuk ke dalam rumah nya.

"Huffttt, kenapa kayak naik roller coaster yah. Jantung deg-degan kayak mau copot" gumam Aghni setelah jihane masuk ke dalam, kemudian Aghni melajukan mobil nya meninggalkan rumah Jihane

*

Jihane duduk diam di kamar nya, dia seperti memikirkan banyak hal. Semua seakan membuat nya bingung, ingatan kebersamaan dengan Aghni muncul kembali. Banyak momen bahagia yang mereka jalani dan banyak momen yang mungkin mengingatkan nya akan perjuangan yang dulu jihane dan aghni hadapi. Tapi semua momen itu bahagia dan momen perjuangan nya untuk bisa bersama hancur begitu saja.

Dan sekarang dia datang kembali setelah bertahun-tahun, membuat nya sekarang semakin bimbang. Sebenar nya Jihane sudah memaafkan nya namun tidak melupakan. Sulit baginya untuk melupakan, ucapan aghni dan sunyi selalu terngiang di otak nya ketika kembali teringat.

Jihane memang wanita yang sabar, hanya saja aghni yang tak..... Ah, sulit rasanya untuk mengungkapkan nya.

Jihane menimbang kembali ucapan agesh dan kyku. Jihane berjalan keluar balkon.

"Gue harus gimana, apa yang harus gue lakukan sekarang. Memberinya kesempatan apakah jalan yang untuk gue" jihane mengobrol dengan dirinya sendiri

Tok

Tok

"Jihane" panggil Windy

"Masuk mah" jihane kembali masuk ke dalam kamar "kenapa mah"

BEHINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang