Kucing mengejar Tikus

55 5 0
                                    

Danilla berbalik kedalam Gate lain. Kini, permainan berbalik arah. Mereka mungkin terkecoh dan mengira aku ada di pesawat. Itu artinya, ini saatnya bermain Kucing dan Tikus.

Dengan aku sebagai Tikusnya.

Aku mengendap-endap sebaik mungkin menuju taksi. Aku tak lagi menggunakan mobil tadi karena aku yakin mereka telah mengenalinya. Jujur, disaat seperti ini daripada merasa takut, aku merasakan euforia.

Tentu saja bukan hal aneh, karena orang sepertiku tidak merasa takut sama sekali.

Euforia tadi tercipta dari ketegangan dikejar para penjaga. Sekarang, euforia ini kembali memuncak saat aku mengendap-endap untuk pergi dengan taksi.

"Sir, I wanna go to this address." Aku menunjukkan hotel berbintang 5 yang bukan merupakan kepunyaan Rahardi. Aku menimbang ini adalah pilihan baik mengingat Ceddric yang cukup cerdik pasti akan memeriksa seluruh hotel dibawah naungan Rahardi.

"RnB Hotel, Miss?"

"Right."

"Okay, Miss."

Kuregangkan kakiku dan kunormalkan napasku. Perlahan, aku menjauh dari orang-orang Ceddric. Setelah kira-kira 15 menit berjalan, aku telah berhasil keluar dari krisis.

Aku membuat beberapa list.

Pertama, menunggu dengan sabar Papa menjemputku.

Kedua, sebisa mungkin menjauh dari Ceddric dan antek-anteknya.

Ketiga, Tidakkah lebih baik bila aku menyamar?

Aku menatap bajuku. T-shirt putih dengan sweater rajut dan jeans pendek beserta boots. Mereka kini telah tahu penampilanku, kan?

Sesampainya di Hotel, kurasa aku harus mengganti bajuku.

Aku mengirim pesan pada Papa, melaporkan seluruh kejadian. Lalu menyimpannya kembali pada kantung. Kembali kuhela napasku untuk kesekian kalinya pada hari ini. Kenapa aku tidak membawa tas?

Lama aku terhanyut, tak terasa taksi telah sampai di hotel. Aku mengeluarkan kartu, akan membayar menggunakannya. Syukurlah aku membawa black card milikku. Tapi kurasa, aku akan membutuhkan cash sesegera mungkin.

"VIP room, Incognito."

"Sure, Miss. Here's the card. Do you need a bellboy?"

"I think no."

"Okay, Miss."

Aku memesan kamar VIP menggunakan kartu dan menuju lantai 15. Tentu saja, aku akan mengganti bajuku dengan baju baru dari department store di hotel ini. Tapi sebelumnya, aku mau tidur. Aku butuh tidur. Aku butuh istirahat.

***

"Where is she?!"

"I'm sorry sir. We couldn't make it."

"Shit!"

"Tuan, tolong tenang. Duduklah dulu, Tuan."

"Ini semua karenamu, Satya!" Ceddric menggeram. "Bagaimana bisa kau tidak mampu membereskan anak-anak?!"

"Tuan, saya janji. Saya akan menangani semuanya. 'Orang kita' akan segera menghubungi."

"Benar. Tanyakan padanya bagaimana kondisi disana?"

Satya memeriksa ponselnya, mengetik pesan pada anonim yang merupakan suruhannya dan Ceddric.

ASTER ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang