Nalendra Afiri Rahardi (2)

42 4 0
                                    

Mobil memasuki sebuah rumah setelah berjalan melewati pepohonan. Rumah yang dapat juga disebut sebagai villa itu terletak di lereng gunung terpencil yang bahkan sinyal ponsel tidak dapat menjangkaunya.

Para bodyguard Nalendra memegangi Ceddric dan Remi. Aarav yang mengikuti dengan jeep dari belakang melaporkan situasi terkini pada Nalendra sebelum memerintahkan bawahannya untuk membawa keduanya memasuki Villa.

Keduanya ditempatkan di kamar yang berisi segulung tikar dan sebuah laci. Sangat minimalis dan hanya tersedia sedikit ventilasi udara. Jendelanya gelap sehingga tidak dapat dilihat dari luar.

"Kakek tahu?" Nalendra membuka percakapan kembali setelah semua bodyguardnya keluar. Kini, ia hanya ditemani pengawal pribadinya Aarav.

"Nalen, aku—"

"AKU TANYA KAKEK TAHU ATAU TIDAK?!" Teriak Nalen menuntut.

"HAHAHA!" Remi tertawa keras. "LUCU! KAU INI SANGAT LUCU, NALENDRA!"

Nalendra menatap Remi nyalang.

"Menurutmu siapa yang berhasil memojokkan kita?"

"Widya Aru Rahardi? Atau Renhardia Thomas? Atau malah Danny dan Kenny? Menurutmu siapa?"

Nalendra mengernyitkan dahinya berpikir. Dibawahnya, performa terbaik yang siap menggantikannya kapan saja adalah Rendra. Namun, Kenny juga berpotensi mengingat dia sangat hebat mengatur strategi berbisnis dan selalu memback-up Saudaranya, Danny.

"Menurutmu siapa yang menggagalkan rencanaku? Ia membongkar bisnis rahasia narkotikaku dengan mudah."

Nalendra semakin mengernyitkan dahinya dalam.

"Ada hal-hal yang kau tidak tahu, Nalendra. Ada hal yang Hansel rahasiakan demi menjaga harga dirinya."

"Nalendra. Menurutmu kenapa Adrian membawa kembali anak yang sudah bertahun-tahun menghilang dalam perjamuan?" Ceddric menghela napasnya.

Nalendra membulatkan matanya.

"Menurutmu kenapa anak itu ada di London? Berlibur? Dia pergi untuk menggagalkan rencanamu! Rencana kita semua!" Teriak Remi.

Nalendra kembali terkejut. Bertemunya Danilla dengan Valencia bukan sebuah kebetulan? Danilla bukanlah anak orang kaya yang saat itu berlibur untuk bersenang-senang ?

"Awalnya kupikir Adrian yang mengutus anak itu. Namun perkiraanku salah, Nalen. Anak itu datang dengan keinginannya sendiri. Dia berhasil menemukan pola rencana kita." Ujar Ceddric.

"Si gila itu juga berhasil lepas dari genggaman Hansel." Remi tertawa meskipun karena ulahnya lah Danilla dapat terlepas.

"Bukankah kakek telah mengurusnya? Kakek berencana menyanderanya agar Adrian diam, kan?"

Ceddric mendengus. "Kuserahkan dia pada Hansel sebagai ganti anak ini."

"KAU GILA! ITU KESEMPATAN KITA MENGALAHKAN ADRIAN!"

Ceddric terkekeh. "Maaf, Nalen. Kau punya ambisi, aku juga punya tujuan lain."

Belum sempat sepuluh menit mereka berada di kediaman rahasia Nalendra, seorang bodyguard mengetuk pintu. Raut wajah dan pakaiannya terlihat kusut. Ia menghadap Aarav dengan wajah panik. Mendengar laporan sang bodyguard, ekspresi Aarav berubah serius.

Aarav bergegas membisikkan sesuatu pada Nalendra yang berubah pucat.

Siingg
Zap.

"TUAN NALEN MENUNDUK!"

DOR!

"AARAV!"

Sebuah sinar merah yang semula membidik jantung Nalendra dihindari oleh Aarav yang menyuruhnya menunduk. Sebagai gantinya, bahu kiri Aarav tertembak dari jauh. Mereka dikepung.

ASTER ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang