Side Story

50 1 0
                                    

1. Side Story: Kenanga Cahyawijaya

 Side Story: Kenanga Cahyawijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu tahu, Adrian?"

Adrian yang sedang menulis di meja kerjanya hanya berdehem singkat.

Sontak Kenanga berdecik malas. "Lihat aku dulu, sayang! Tinggalkan saja kekasih kertasmu itu!"

"Tunggu sebentar, sedikit lagi selesai" ujar Adrian tanpa menoleh.

"Yang Istrimu siapa? Aku atau kertas itu?" Tantang Kenanga tak mau kalah.

Mengetahui kekesalan sang Istri, mau tak mau Adrian menyingkirkan sejenak beberapa dokumen yang ia kerjakan dan menatap lamat istrinya.

"Ada yang aneh dengan Aster kita, Adrian." Ujar Kenanga serius.

"Aneh bagaimana maksudmu?"

Kenanga menarik napasnya dan menyerahkan foto.

"Ini diambil oleh bodyguard tadi pagi di sekolah Aster.

Adrian menatap lamat foto itu. Itu adalah foto berisi seorang anak yang merintih kesakitan dengan kaki yang terlihat patah.

"Anak itu didorong oleh anak lain yang selalu ia ganggu."

"Well," Adrian mengangkat bahunya acuh. "Artinya mulai sekarang dia nggak akan ganggu anak itu lagi."

Kenanga menggeleng.

"Menurutmu kenapa anak itu mau mendorong anak pembully ini?"

"I dunno. Berada di batas kesabarannya, maybe?"

Kenanga kembali menggeleng dengan raut wajah serius.

"Aster kita yang mempengaruhinya Adrian."

Adrian yang semula tak tertarik kini mengernyit mendengarnya. Raut wajahnya yang acuh berubah serius dengan sedikit kekhawatiran.

"Kenanga, maksud kamu?"

"Aster kita mempengaruhi anak itu untuk mendorong sang pembully. Kamu tahu apa yang dia katakan padaku setelah kejadian?"

Adrian menggeleng ribut.

"Wajahnya ketika meminta ampun lucu sekali, Ma. Mulai sekarang dia nggak akan berani ganggu gak hanya dia. Tapi juga murid lainnya."

"Kenapa kamu lakuin itu, nak? Kamu nggak suka lihat temen kamu dibully?"

"Karena berisik."

Kenanga menatap putrinya setelah mendengar pernyataan tersebut.

"Mejanya ada disebelah Aster. Setiap hari diganggu, berisik. Dia numpahin makanan dikepala anak itu, percikan makanan itu ngotori baju Aster, Mama. Aster nggak suka."

"Kenanga... Aster, dia sama sepertiku?" Wajah Adrian ketika mengatakan hal tersebut berbalut ngeri. Kenangan tentang dirinya dan apa saja yang telah ia lakukan untuk merebut posisi Liege menari-nari di ingatannya.

ASTER ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang