SMS Cinta

58 5 1
                                    

Hal yang paling menyebalkan dari pengangguran adalah, kadang kamu harus kebingungan pas kamu punya banyak waktu luang, tapi orang lain gak ada yang bisa menemani karena mereka sibuk sama pekerjaan yang mereka punya. Anyep banget jadinya.

Kapan ya aku dapat kerja? Untuk saat ini cuma itu yang ada di kepala. Aku gak muluk-muluk dulu.

Di waktu senggang, aku perbanyak cari info seputar psikotes, bahkan aku sampai mengunduh lembar psikotes yang aku isi sendiri. Aku juga latih kemampuan hitung koran. Sempat kesal karena kemarin aku gak bisa isi dengan maksimal, sekarang aku jadi punya predikat mahir dalam hitung koran.

Aku latih kemampuan bahasa Inggris juga, mulai belajar lagi 16 grammar dari buku zaman SMA, yang ternyata isinya lebih banyak oretan gak penting tentang curhatan cowok yang pernah kutaksir di sekolah. Caur juga aku ini. Rasanya pengin aku bakar buku alay itu, dan abunya aku jadikan campuran teh manis sekalian.

Lamunanku membawaku kembali ke gedung tes hari itu. Mencoba kembali ingat-ingat gimana wajah laki-laki yang berpapasan denganku, saat itu ia tersenyum begitu saja. Kenapa dia harus senyum? Dia gak kenal aku, yang salah bukan senyumnya, tapi rupanya.

Aku menggosok-gosok kepala, mikir apa aku ini? Tapi embel-embel pilot di tanda pengenal yang menggantung itu bikin aku kepayang juga. Aku jadi semakin penasaran dengan kehidupan penerbangan. Apa aku coba lagi ya? Kaya mbak-mbak yang udah coba delapam kali itu? Gagal coba lagi. Terus aja gitu sampai mabok genjer. Mati, aku jilat ludah sendiri.

Ting. Sebuah pesan masuk. Dari notifikasi di layar pesan itu dari sebuah nomer tidak dikenal. Ah, paling juga pinjol yang lagi cari mangsa. Aku abaikan.

"Bu, sepatu Uta udah jelek. Kalau olah raga gak bisa lari cepat, takut solnya lepas"

"Nanti ibu minta uang sama bapak ya, kalau udah ada uangnya nanti kita beli"

Aryaduta adikku itu kasihan, dia anak yang baik. Gak banyak nuntut. Untuk anak seumurnya, dia cukup nurut dengan ucapan orang tua. Gak banyak mengeluh sama kondisi keluarga.

Salah satu daftar yang akan kulakukan setelah aku dapat gaji pertama adalah bawa adik satu-satunya yang aku punya itu makan di restoran Pizza. Kasihan banget waktu Uta pernah bilang, "gue pengen deh kak, ngerasain makan pizza di tempat"

"Sama aja Ta, pizza mau lu makan di rumah, di atas gunung, di atas genteng, sambil beol juga rasanya sama, gak akan berubah rasa jadi perkedel oncom"

"Abis kalau pizza yang bapak bawa udah dingin, jadi gak kaya di tv, pas digigit kejunya gak ngeplek-ngeplek"

Iya juga sih, aku cuma diam. Paham maksudnya.

"Itu iklan doang dodol! Emang aslinya begini, itu kan pake efek biar penonton pada ngiler. Kaya elu tuh contoh korbannya"

Pizza yang dibawa bapak habis juga, biasanya bapak bawa pizza dapat jatah dari kantor. Bapak sengaja gak makan pizzanya, dengan alasan sudah makan dan masih kenyang. Jadinya bapak bawa ke rumah biar bisa di makan sekeluarga.

Aku lagi melamun, sebelum tidur, kegiatan melamun ini adalah favoritku. Aku bisa berhayal jadi apa saja, punya apa saja, bisa ngapain saja. Termasuk berhayal bisa pacaran sama Harry Style, terus jadi rebutan Ansel Elgort, terus jadi puber keduanya Cillian Murphy. Najis emang.

Ditengah lamunan, aku mendengar bapak dan Ibu ngobrol. Rumah kami cuma 70m persegi, dengan bilik kamar bersebelahan, daun pintu yang di buat dari papan triplek dengan lubang ventilasi yang segede-gede, alhasil cukup bisa menguping pembicaraan rumah tangga. Cuma pembicaraan keluarga aja ya, yang lain-lain gak pernah aku dengar, gak tertarik juga.

"Sabar-sabar dulu ya bu, kantor bapak juga lagi merosot, gak tahu kedepannya kalau ada PHK bapak bakal dapat pesangon apa enggak, hutang perusahaan udah banyak banget"

"Iya, Uta juga bilang sepatunya udah rusak gak bisa dipake olah raga"

"Iya, nanti bapak coba pinjam uang buat beli sepatunya Uta, sementara buat makan sedikit di hemat dulu aja"

Aku menangis dalam hati, Harry Style, Ansel Elgort semuanya pergi saat aku sadar dikehidupan nyata. Aku gak bisa terus-terusan buang waktu. Aku harus segera dapat kerja untuk meringankan beban bapak. Kalau bapak gak kerja, kami mau makan apa? Gimana sekolah Uta?

Aku ambil ponsel yang tergeletak di atas meja, membuka email yang masuk barangkali ada panggilan kerja, juga masuk lagi pencarian lowongan kerja di google. Saat aku sadar ada satu pesan singkat masuk yang belum aku baca siang tadi.

Yth. Calon Pramugari, berdasarkan lamaran yang kami terima, anda diminta untuk hadir melakukan wawancara awal pada hari sabtu, blablablabla.

***

"Ta, jaket gue sekalian di kamar ambilin, di gantung dipintu"

"Nih" Uta memberikan jaket yang ku interupsikan, lalu pamit salam pada ibu.

Seperti biasa, selama aku menganggur, kegiatan pagiku mengantar Uta ke sekolah, dia masih kelas 2 SMA, jadi belum punya SIM.

"Kak, kalau gue sekolah sambil kerja, part time gitu biasanya dimana ya?"

"Jangan aneh-aneh deh lu, sekolah aja yang bener"

"Di luar negeri banyak tuh anak sekolah pada nyambi kerja"

"Itu film doang, lu tau gak? Aslinya mereka itu sekolah dari pagi sampe sore, mana sempet part time gitu. Gue suka nonton tuh vlog anak-anak yang study exchange, kagak ada yang begitu"

Uta terdiam, dia duduk di jok belakang. Matanya terus menyisir jalanan, tapi keningnya mengkerut, seperti sedang banyak pikiran, ekspresinya sudah seperti presiden negara yang di demo emak-emak karena harga kangkung seikat jadi 20 ribu rupiah. Bisa kulihat pantulannya melalui spion motor yang ku kendarai.

"Lo dengerin obrolan bapak ya semalam?"

"Kok lo tau kak?"

"Lah, kamar kita sebelahan semua ya jelas tau lah. Udah, lu gak usah pikirin, gue udah keterima kerja, lu gak perlu khawatir bentar lagi gue kaya"

"Serius lu kak? Dimana?"

"Ada deh, pokoknya yang jelas lu doain aja biar banyak anak gajah"

"Anak gajah?"

"Ah pokonya gitulah. Entar kalau gue kaya, lu juga akan gue bikin kaya"

Gimana caranya?"

"Ya gue modalin lu kek, apa kek, pokoknya lu sekolah aja dulu"

"Tapi kalau bapak bener di PHK, kayanya gue gak bisa kuliah, lu aja yang lulusan kuliah cari kerja masih susah, apa lagi gue entar cuma lulusan SMA?"

"Itu urusan gue, pokonya kalau bapak gak bisa kuliahin lu, gue yang kuliahin. Tenang aja"

"Gak gitulah, lo kan kerja buat diri lo kak, masa buat biaya kuliah gue"

"Ya kan entar elu bayar, kagak gratis tong! Kalau gue udah punya anak, lu yang jagain anak gue, kan gue kerja. Jadi gue gak perlu bayar pembantu, itung-itung gaji lu gue bayar di muka. Hahaha"

"Sialun. Tetep aja, gue kan anak cowok, harusnya gue yang kerja keras"

"Tapi gue kakak lo. Tugas kakak itu bantuin adek dan keluarga"

SMS Cinta yang kudapat semalam sepertinya membawa harapan besar untukku kali ini, aku lebih percaya diri, aku yakin kali ini akan lebih banyak anak gajah, dan aku gak akan gagal. Itu juga masih kemungkinan sih.

Diary Mugari Tengilwati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang