Pintu diketuk dengan brutal. Aku tahu, itu pasti Tami. Dari dulu memang rusuhnya gak ada lawan.
"Cuk.. sorrry ya gue baru sampai, telat gak sih gue? Anyway, lu cantik banget gilak!"
"Biasa aja, gak usah pakai gila" kataku melihat kehebohan Tami yang selalu begitu.
Tami mengulum bibirnya, aku menoleh ke beberapa orang disekitarku. Mereka maklum.
"Sorry, sorry, sumpah cantik banget, emang beda ya hasil make up seharga tas LV Metis" katanya berbisik.
"Sialan lo" aku terkikik sambil melirik kebagian tubuh Tami. "Lucu banget... udah gede" aku mengelus-elus perut Tami yang semakin besar.
"Iya, engap tau, lagian lo kenapa sih nikah pas gue lagi gede-gedenya gini. Nanti muka gue di album pernikahan lo pasti pantat semua isinya"
"Ya masa gue nikah harus nunggu lo lahiran dulu"
"Iya sih" Tami mengelus perutnya yang sudah semakin membesar itu.
"Si Tiara belum sampe?"
"Dia buka kamar disini, jadi siap-siap di kamarnya sendiri, ini gue udah WA dia, kasih tau kalau lo disini. Santai aja sih, belum jam 8 juga"
"Cuk, barusan gue lihat ada Satria di ballroom, dia pake beskap, tapi gue gak sempat nyapa karena gue buru-buru ke--"
"Ganti baju dulu ya kak" seorang asisten penata rias menggubris repetan Tami. Aku harus ganti baju.
"Nah tuh, gue ganti baju dulu ya"
Aku mengenakan kebaya putih dengan hiasan payet yang mengkilap. Wajahku sudah dirias, dengan siger di kepalaku dan hiasan melati yang menjutai. Aku memang bukan orang sunda. Tapi mengenakan siger adalah salah satu bucketlist pernikahan impianku.
Kurang dari 15 menit lagi, aku akan menjadi seorang istri. Perasaanku campur aduk, bahagia, ada sedikit gundah, pokonya pasti setiap orang yang akan menikah mengalaminya.
"Nyet, cerita sekarang buruan. Lo gak mau kan malam pertama lo gue gangguin, karena gak ada waktu lagi buat cerita, bentar lagi lo mau akad"
"Iya, bawel"
Aku masih sibuk mengambil foto diriku diponselku.
"Buruan, bayi gue bisa ikut gak tenang ini. Kenapa ada Satria dibawah, dia pake beskap. Dia groom lo?"
"Iya gitu Mi, ternyata peribahasa dunia cuma selebar daun kelor kayanya bener deh. Jadi, Satria ternyata masih sepupuan sama Harris. Nyokapnya Satria adalah ipar dari ibu mertua gue. Lalu gue juga baru tau seminggu sebelum acara. Itu pun dari foto acara pengajian Harris di rumahnya"
"Gila. Terus? Lo udah ngobrol lagi sama Satria? Emang selama ini Harris gak pernah speak gitu kalau dia juga punya sepupu pilot?"
"Pernah, dulu banget. Tapi dia nanya cuma sepintas gitu, dan gue juga gak tau kalau Satria yang di maksud itu adalah Satria yang ini"
"Terus, lo ada obrolan apa gak sama Satria pas lo mau nikah?"
"Sebetulnya sekitar sebulan yang lalu gue sempat ketemu Satria di crew centre, dia sih biasa aja ya, dia sempat kasih gue selamat karena mau nikah. Gue kira karena postingan gue di instagram, padahal ternyata mungkin tau karena dia dan Harris sepupuan"
"Harris tau? Kalau dulu Satria gimana sama lo?"
"Sumpah ya, pertanyaan lo bukan cuma beranak tau gak! Bercucu-cicit"
"Buruan jawab, pokonya gue mau tidur tenang malam ini"
"Iya, sabar. Lo kira gak sesek apa gue pake kebaya gini sambil jawab pertanyaan lo yang gak kelar-kelar?"
"Ya abis, salah sendiri gak cerita"
"Iya gue ribet sama urusan nikahan, gue mau cerita tapi lupa mulu. Jadi intinya, kan gue tau kalau Harris sama Satria itu sepupuan dari foto. Gue juga sama kaya lo, kaget banget pas lihat Satria di foto acara keluraganya Harris, gue langsung tanya sama Harris. Dan Harris bilang, Satria juga sempat ngomong gini, bang kalau kalian gak jodoh buat gue gak masalahkan?"
"Sumpah lo? Ko gue deg-degan si. Padahal selama ini Satria juga gak pernah ngomongin perasaannya ke lo secara langsung kan? Maksudnya, lo tau dulu Satria naksir aja dari Deva"
Aku mengangguk, "jadi iya, Harris tau. Tapi dia cuma tahu dari sudut pandang Satria aja. Yang Satria pernah suka sama gue, tapi dulu sempat gak lanjut, terus gue juga keburu pacaran sama Marvin, tapi ya tetep gak lanjut gitu aja. Masalah gue dan Deva dibaliknya kayanya Satria juga gak tau"
"Lu makanya jangan kebanyakan baca novel, idup lo jadi ikutan plot twist kan?"
"Gak ada hubungannya dodol"
"Iya tapi out of thinking banget kan? Mending lo ikutan jejak kakak ipar lo deh buat cerita lo ini dibikin novel. Tapi, Harris gak ada masalah pas tau Satria penah naksir lo?"
"Harris itu terlalu dewasa untuk ngurusin remeh-temeh kaya gitu, kaya lo gak tau aja"
"Iya juga sih, dia orangnya gak baperan ya kayak lu"
"Sialan. Tapi emang, Harris kan orangnya gitu, selama gue sama dia gak ada masalah kenapa harus ribet apalagi masalah masa lalu kaya gitu ya"
"Terus, Satria udah legowo?"
"Ya kalau itu, gue gak tahu, tapi kayanya dia biasa aja sih, semalam juga kita makan bareng ko, ga ada ekspresi aneh-aneh. Kaya normal aja"
"Iya sih, lagian juga zaman naksirnya udah lama juga kan?"
"Itu dia, lagian pas dia ngomong ke Harris juga udah lama banget, cuma karena gue baru tanya, jadi Harris baru cerita. Dan Harris pada saat itu gak cerita ke gue juga karena menurut dia hal yang gak terlalu penting. Lagian juga kayanya dia tau kalau itu cuma sekedar suka-sukaan biasa"
"Mempelai wanita udah bisa turun sekarang ya, sebentar lagi akad dimulai" seorang kru wedding organizer menghentikan percakapan gosip kami.
Ini dia waktunya, melangkah maju untuk masa depan, meninggalkan semua masa lalu dalam kehidupan yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Mugari Tengilwati (SELESAI)
Короткі історіїMenurutmu apa itu pekerjaan? Sesuatu yang kau cintai? Atau sesuatu yang terpaksa kau jalani? Aku mencintai pekerjaanku sebagai pramugari, katanya; pramugari itu enak, bisa keliling dunia gratis, menginap di hotel mewah, gajinya besar, kehidupannya...