54. Titik Balik

1.6K 143 15
                                    

Heeseung emang beneran udah jadi baik. Dia beneran gak pengen ngulang kesalahan yang sama.

Dia gak pengen kehilangan Jay lagi.

Yang dulu pernah diucapkan ke mama nya Jay itu serius. Dia pengen nikahin Jay.

Dia pengen menjalin kasih dengan Jay. Tanpa ada embel embel terpaksa.

Dia bakal ngeyakinin Jay, kalo dia udah berubah.

Bukan Heeseung yang nyeremin, bukan Heeseung yang kasar. Bukan Heeseung yang egois.

Dia pengen bikin Jay senyaman mungkin sama dia.

Dalam perjalanan menuju ke apartnya Jay. Mereka diem dieman.

Heeseung yang larut dalam pikirannya. Dan Jay yang bingung mau mulai pembicaraan dari mana.

Sampai mereka tiba di apart.

Mereka turun dari motor. Heeseung kembali menggenggam tangan kanan Jay dengan lembut.

Menautkan jemari mereka.

Jay awal nya kaget, tapi lama kelamaan nyaman juga.

Heeseung sedikit lega, karena tidak ada penolakan dari Jay.

"Kamu udah makan Jay? Aku lupa nanyain tadi.. apa mau cari makan dulu?"

"Ntar delivery aja Hee."

"Yaudah kalo gitu."

Sampe depan pintu apartnya Jay. Mereka malah diem, gak ada yang buka pintu.

"Kok lo diem?"

"Ini kan apartmu Jay, kamu yang punya hak."

"Ini kan juga apart lo Hee. Lo selama gue tinggal, tetep disini kan?"

Cie nanyain...

"Iya, aku tetep disini kok." Jawab Heeseung sambil menekan pin apartnya Jay.

Masuklah mereka kedalam. Jay lumayan kagum sih, karena apartnya masih bersih, masih rapi, masih dirawat dengan baik.

"Lo yang bersih bersih?"

"Iya lah, siapa lagi emangnya.."

"Makasi."

"Buat?"

"Buat semua nya. Hee, jujur sebenernya gue masih takut sama lo. Gue masih agak trauma kalo di deket lo. Tapi lo tetep berusaha ngeyakinin gue, kalo lo udah berubah."

"Jay, dengerin aku. Aku minta maaf kalo selama ini aku egois, jahat sama kamu, kasar sama kamu, manfaatin kamu. Aku ngaku kalo aku salah. Kamu berhak hukum aku. Tapi tolong jangan tinggal kan aku."

"Mungkin ungkapan "aku gak bisa hidup tanpa kamu" adalah hal klise. Tapi itu benar adanya Jay. Aku bener bener gila saat kamu pergi."

"Aku gak bisa kehilangan kamu." Ucap Heeseung tulus, sambil menggenggam kedua tangan Jay. Dengan kepala menunduk.

Mereka masih berdiri di balik pintu btw.

Jay melepas genggamannya.

Heeseung sempat menghela napas, karena dia pikir. Ini adalah akhirnya.

Tapi ternyata...

Grep'

Jay memeluk Heeseung. Erat banget.

Heeseung kaget dong, gak nyangka kalo Jay yang meluk dia duluan.

"Diem, jangan ngomong." Ucap Jay saat tau kalo Heeseung mau ngomong sesuatu.

Heeseung kini membalas pelukan Jay. Diusap punggung Jay dengan lembut.

Jay juga jinjit dikit, biar kepalanya bisa senderan di bahu Heeseung.

HIPNOTIS - HEEJAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang