| 24. MEMBAIK

4.5K 343 4
                                    

Hari ini untuk pertama kalinya setelah dua tahun, Azzam kembali bertamu ke rumah Aisyah. Pemuda itu datang membawa banyak bingkisan, termasuk kue buatan Amira yang khusus dibuat untuk Aisyah sekeluarga. Ya, tak lebih dari satu hari setelah kepulangan Azzam Amira sudah pulih dari sakitnya.

Danira, Salman, dan Hanni menyambut kedatangan Azzam dengan sukacita.

Mereka duduk bersama di ruang tamu dengan Aisyah yang tampak sibuk bermain dengan Naufal. Azzam tak dapat menghentikan senyumnya melihat keluarga ini sudah akur seperti sedia kala.

Hari ini Aisyah tampak cantik dalam balutan gamis berwarna putih dan kerudung berwarna mocca.

"Alhamdulillah Ummi bisa lihat Azzam lagi, sibuk ya sampe baru sempet pulang?" Ummi membuka obrolan.

"Iya Ummi, tadinya juga mau pulang pas liburan. Tapi Bunda udah nggak sabar sampe sakit.."

"Bundamu pasti kangen banget, anak satu-satunya malah milih tinggal jauh. Kadang juga sengaja bawa Naufal ke rumah buat nemenin kalo Ayahmu lagi kerja.."

"Wah beneran? Naufal nemenin Bundanya Kak Azzam ya?" Azzam mendudukkan Naufal di pangkuannya, sedang Aisyah mengambil duduk di sebelah Azzam.

"Iya Kak, soalnya kalo di rumah Bunda Naufal boleh mamam cokelat yang banyak.." kepolosan Naufal membuat semua yang ada disana tertawa.

"Tapi Naufal sedih kalo Kak Azzam pergi.." Azzam mengernyit mendengar ucapan Naufal.

"Kenapa?"

"Soalnya Kak Aisyah jadi sering nangis, Naufal nggak suka kalo Kak Aisyah sedih.."

"Naufal!!" Aisyah menggelitiki pinggang Naufal, padahal pipinya sudah merona karena malu.

"Bener tuh, Aisyah jadi sering ngelamun di kamar.."

"Ummiiiii.."

"Umma juga sering liat Aisyah duduk di halaman depan, pas ditanya lagi ngapain katanya mau nungguin Azzam pulang..."

"Umma ih, kenapa jadi nyerang Aisyah semua sii.."

"Hahaha.." gelak tawa memenuhi ruangan dan itu semua tidak luput dari pandangan Azzam.

Beberapa menit berlalu kini hanya tersisa Azzam dan Danira di ruang tamu. Salman sedang ada pekerjaan, sementara Aisyah, Hanni, dan Naufal sedang berbelanja bahan untuk membuat sop buah.

"Azzam.."

"Iya Ummi.."

"Ummi tau kamu anak yang baik."

"Ummi nggak tau umur Ummi sampai kapan Nak, penyakit Ummi sudah semakin parah.."

"Ummi berharap kamu mau mengabulkan permintaan Ummi untuk yang terakhir kali."

"Ummi kenapa ngomong gitu? Azzam yakin Ummi pasti bisa sehat lagi.."

"Ummi juga berharap begitu, tapi kalaupun nanti Umi harus pergi. Ummi ingin kamu menikah dengan Aisyah. Karena cuma kamu yang Ummi percaya untuk menjaga putri Ummi satu-satunya.."

"Atau kamu sudah punya calon istri?" Azzam menggeleng kuat, Ummi sampai terkekeh melihatnya.

"Jadi kamu mau kan?"

"Insya Allah Ummi, kalau memang itu yang terbaik.."

Keduanya berbincang tanpa tau ada seseorang yang menguping dari balik pintu. Aisyah pulang lebih dulu karena Hanni dan Naufal masih harus berbelanja kebutuhan lain.

Langkahnya terhenti tepat saat Amira membuka obrolan antara dirinya dengan Azzam. Aisyah tidak tau harus bagaimana sekarang. Perasaannya bahkan masih abu-abu.

Takdir TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang