| 1. Anak Nakal

27.5K 805 4
                                    

Seorang lelaki parubaya berusia sekitar 50 tahunan tampak sedang risau, beliau berdiri di depan pintu untuk menunggu sang putri yang belum pulang dari sekolah, padahal jam sudah menunjukkan pukul 17:30. Sebentar lagi azan akan berkumandang dan dia tidak akan tenang sebelum puterinya itu sampai di rumah.

"Gimana Bah? Aisyah belum keliatan?" dari dalam rumah seorang wanita dengan usia yang sedikit lebih muda keluar dengan raut wajah tak kalah khawatir, beliau baru saja menghubungi beberapa teman Aisyah untuk bertanya perihal sang anak. Namun tidak ada satu orang pun yang tau, mereka bilang kelas sudah dibubarkan bahkan lebih awal dari biasanya.

"Ya Allah lindungilah putri hamba."

"Abah jangan diem aja dong Bah, kalo ada apa-apa sama Aisyah gimana?"

"Biar Abah minta tolong Azzam buat nyari, dia sepertinya lebih tau biasanya Aisyah kemana," putus Salman pada akhirnya. Hal seperti ini memang bukan pertama kali terjadi, Aisyah seperti tidak kenal kapok walau sudah dinasehati berkali-kali.

Tak menunggu lama Salman bergegas pergi ke rumah Azzam yang terletak di samping rumahnya, Azzam adalah teman masa kecil Aisyah. Mereka sudah saling mengenal sejak Aisyah berumur 2 tahun dan Azzam 4 tahun.

"Assalamu'alaikum..."

"Waalaikumsalam," pintu terbuka menampilkan Azzam yang sudah lengkap mengenakan sarung dan baju koko.

"Ada apa Bah?" tanya Azzam seraya meraih tangan Salman untuk disalami.

"Aisyah belum pulang Nak, Abah dan Ummi khawatir."

"Belum pulang? Padahal sekolah bubar lebih awal karena ada rapat guru Bah."

"Itu dia, Ummi juga sudah nyari ke beberapa temen Aisyah tapi nggak ada yang tau." Azzam menghela nafas panjang, kenakalan Aisyah memang tidak ada habisnya.

"Yaudah biar Azzam yang nyari, Insya Allah ketemu. Abah sama Ummi tenang aja ya..."

"Terimakasih banyak Nak."

Azzam mengantar Salman lebih dulu sebelum mencari Aisyah, sejujurnya dia juga tidak tau anak itu ada dimana.

Azzam mulai mencari di sekolah, siapa tau Aisyah ketiduran karena gadis itu memang punya hobi tertidur. Karena Azzam adalah anggota OSIS jadi dia bisa dengan mudah meminta izin pada Pak Satpam, Azzam bergegas pergi ke kelas Aisyah, tapi disana tidak ada siapapun. Bahkan pintu juga sudah dalam keadaan terkunci.

Walau begitu Azzam tidak menyerah, dia juga mencari ke UKS dan perpustakaan tapi lagi-lagi semuanya nihil.

"Ya Allah kemana kamu Aisyah..." Azzam berhenti sejenak sembari menghela nafas, semua sudut sekolah sudah dia datangi tapi Aisyah tidak ada di manapun.

"Bapak tadi liat Aisyah nggak Pak?" pada akhirnya Azzam memilih bertanya pada Pak Jono (satpam sekolah).

"Neng Aisyah yang kecil itu? Yang suka naik naik ke pohon jambu?" Azzam menggaruk belakang kepalanya seraya tersenyum canggung.

"I-iya Pak..."

"Tadi si saya liat udah keluar sekitar jam 4 sore."

"Sendirian Pak?"

"Iya sendirian, saya kira mau pulang."

"Aisyah belum sampe rumah Pak."

"Oalah, mau Bapak bantu cariin?"

"Boleh Pak, makasih banyak." Pak Jono mengangguk kemudian mereka berdua kembali berpencar untuk mencari disekitar sekolah. Mulai dari warung, warnet, sampai kafe baru di ujung jalan. Tapi Aisyah masih belum bisa ditemukan.

Takdir TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang