| 29. Lingerie

7.9K 442 0
                                        

Azzam sebenarnya sudah memesan kamar hotel ini sejak pagi, dia memang sudah berniat bermalam disana bersama Aisyah. Namun ternyata Aisyah merasa keberatan kalau harus meninggalkan acara tahlilan untuk Ummi nya.

Tapi untuk pulang ke rumah pun jarak yang ditempuh lumayan jauh, apalagi mereka keluar dari kawasan pantai saat hari sudah malam. Kemungkinan mereka sampai di rumah saat acara tahlilan sudah selesai. Jadi Azzam membujuknya untuk tetap menginap di hotel.

"Halo Abah, ini Mas Azzam ngajak nginep di hotel tapi Aisyah nggak mau ketinggalan tahlilan nya Ummi..." rengek Aisyah yang pada akhirnya menghubungi Salman, sedangkan Azzam hanya diam mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Oh iya bagus itu, jangan pulang malem-malem bahaya. Ini juga acara tahlil nya udah mau selesai, Aisyah nurut sama suami ya Nak..."

"Jadi nggak papa kalo Aisyah nggak pulang?"

"Ya nggak papa to, kan perginya sama suami juga..."

"Yaudah deh.." ujar Aisyah dengan nada seperti merajuk.

"Nggak boleh ngambek, senyum kalo sama suami..."

"Iya Abaaaaah."

"Gimana?" tanya Azzam begitu Aisyah selesai menelfon.

"Yaudah kita nginep aja.."

"Alhamdulillah, yaudah yuk..." Aisyah mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan, hotel dengan nuansa alam yang kental ini tiba-tiba membuat Aisyah antusias.

"Tolong ambil tas di kursi belakang sayang..." pinta Azzam yang kini sedang mengambil tas di dalam bagasi. Tanpa menunggu lama Aisyah pun meraih tas hitam tersebut, namun sialnya isi tas itu tumpah dan membuat Aisyah harus memungutinya lagi.

Jantung gadis itu berdebar sangat kencang saat tangannya meraih satu benda yang terlihat asing. Sebuah lingerie berwarna merah darah yang berhasil membuat bulu kuduk Aisyah berdiri.

Untuk apa Azzam membawa barang seperti itu? Apa dia akan meminta haknya malam ini?

Karena penemuan tak terduga nya itu, Aisyah tiba-tiba jadi pendiam. Bahkan saat mereka sudah masuk ke dalam kamar dan kini Azzam sedang mandi.

Gadis itu berdiri di depan jendela entah menatap ke mana. Pasalnya hanya ada kegelapan di luar sana.

Aroma citrus tiba-tiba masuk ke dalam indera penciuman nya, tubuh Aisyah menegang seketika. Gadis itu tidak berani berbalik.

"Kamu mandi gih..."

Aisyah mengangguk, dia berniat kabur ke kamar mandi untuk mengurangi rasa gugupnya. Namun ternyata berbalik bukan lah pilihan yang tepat.

"Aaaaaaaa!!" teriak Aisyah yang kini sudah menutup wajah dengan kedua tangan, dia tidak jadi berbalik dan Azzam dibuat kaget karenanya.

"Mas Azzam kalo belum pake baju jangan keluar dulu dong!!" kesalnya sambil menghentakkan kaki, Azzam menatap tubuhnya sendiri. Memang benar sekarang dia hanya menutup bagian bawahnya dengan handuk, sedangkan bagian atas tubuhnya dibiarkan terbuka begitu saja.

"Maaf, tadi Mas lupa bawa bajunya..."

"Lupa apa sengaja si? Jangan bikin Aisyah takut deh..."

"Takut kenapa? Mas nggak gigit kok."

"Ish bukan takut itu! Tau ah Aisyah mau mandi!"

Sudah hampir dua jam Aisyah masuk ke kamar mandi tapi masih belum ada tanda-tanda dia akan keluar, entah apa yang sedang dilakukan gadis itu. Azzam sedari tadi sudah mondar-mandir di depan pintu, perasaannya cemas karena takut terjadi sesuatu dengan istrinya.

Tok tok tok...

"Sya, kamu ngapain si di dalem?"

"A-aisyah belum selesai, bentar lagi..."

"Bentar lagi gimana? Ini udah dua jam loh, nanti kamu masuk angin..." seru Azzam penuh kekhawatiran.

Sedangkan di dalam sana Aisyah sedang duduk di atas closet dengan hanya memakai bathrobe yang menutupi tubuhnya, dia benar-benar takut keluar karena benda sialan yang dia temukan tadi.

"Keluar sekarang atau Mas dobrak Aisyah!!" Aisyah semakin meremas jemarinya karena gugup, mau tidak mau dia pun keluar dan yang dilihatnya pertama kali adalah Azzam yang sudah rapi mengenakan piyama tidur.

"Ganti baju!" tiba-tiba suara Azzam berubah tegas, dia memang merasa ada yang berubah dari istrinya.

Aisyah tidak berani membantah lagi, dia berjalan sambil menunduk menuju koper yang sudah Azzam taruh di dalam lemari.

"Mas Azzam madep sana dulu..." perintah Aisyah saat dilihatnya Azzam masih berdiri di belakangnya.

"Kenapa? Mas halal kok liat aurat kamu..."

"Tapi Aisyah masih malu." pria itu mendengus kesal sebelum akhirnya membalikkan badan membelakangi Aisyah.

Setelah selesai dengan urusannya, Aisyah berjalan mendekati Azzam yang kini sedang berdiri di balkon. Gadis itu memberanikan diri untuk memeluk pinggang sang suami dari belakang, Azzam tidak nampak terkejut.

"Mas Azzam marah?"

"Harusnya Mas yang nanya gitu, dari tadi kamu diem..."

"Aisyah nggak marah, cuma lagi ada pikiran aja..." mendengar itu Azzam langsung menarik tubuh Aisyah agar berada di depannya. Keduanya sama-sama memandang ke depan dengan tangan Azzam yang berada di sisi tubuh Aisyah.

"Kenapa?" tanya Azzam seraya membubuhkan kecupan di puncak kepala sang istri.

"Aisyah tadi nemu sesuatu di tas yang item..."

"Lingerie?" Aisyah memukul lengan Azzam karena pria itu begitu frontal.

"Aduh!!"

"Enteng banget si ngomongnya..."

"Loh kan emang bener namanya lingerie."

"Iya Aisyah tau, tapi kan..."

"I-itu Mas yang beli?" tanya Aisyah setengah mendongak ke arah belakang, tapi yang bisa dia lihat hanya dagu sang suami yang sudah mulai ditumbuhi jenggot tipis.

"Iya, buat kamu..."

"HAH?!"

"Haha kenapa si? Mas kan cuma beli aja, kalo masalah mau dipake atau enggak ya itu terserah kamu. Lagian Mas nggak akan maksa, kamu tenang aja..." walau Azzam bicara begitu, tapi Aisyah tau suaminya itu pasti sudah berharap mereka bisa melakukan hal "itu" secepatnya.

"Udah malem, anginnya juga dingin banget. Ayo masuk..." Aisyah mengangguk, mereka masuk ke dalam kemudian naik ke atas ranjang untuk tidur.

Aisyah merangsek ke dalam dekapan Azzam, tangannya bermain dengan membuat pola di atas dada pria itu.

Gadis itu mendongak dan dilihatnya Azzam juga sudah menunduk sehingga wajah mereka kini saling berhadapan. Tangan Azzam bergerak mengusap bibir tipis sang istri.

"Maaf..." ujar Aisyah tiba-tiba.

"Maaf karena Aisyah udah kasih first kiss Aisyah buat orang lain..." Azzam tersenyum kecil.

Tangan besarnya menangkup sisi wajah Aisyah, wajah keduanya semakin dekat sampai akhirnya bibir mereka bertemu. Aisyah memejamkan kedua matanya rapat-rapat saat merasakan bibir Azzam menyesap bibir nya.

Lumatan yang begitu lembut sampai membuat Aisyah melayang.

"Udah Mas hapus bekasnya..." keduanya terkekeh kemudian semakin mengeratkan pelukan satu sama lain.

"Selamat tidur suami..."

"Selamat tidur juga istriku..."






To be continued

Takdir TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang