| 15. Salah Paham

5K 375 0
                                    

"Gue suka sama lo Sya.."

Ucapan Juno beberapa menit yang lalu masih terngiang di kepala Aisyah. Kini gadis itu sedang duduk di kantin bersama Rena, tangannya bergerak mengaduk bubur yang sudah tidak berbentuk lagi.

"Sya, kamu kenapa si? Nglamun mulu dari tadi.." oceh Rena yang kesal karena Aisyah tidak mendengarkan ceritanya.

"Hah?" Aisyah tersadar dari lamunan, entah mengapa kata-kata Juno membuat Aisyah sedikit terbebani.

Kalau boleh jujur Aisyah memang suka dengan cowok itu, tapi dia tidak pernah berfikir untuk sampai berpacaran dengan Juno. Selain karena Aisyah tidak terbiasa pacaran, dia juga lebih nyaman menganggap Juno sebatas Kakaknya saja.

"Tadi Kak Juno bilang dia suka sama aku.." ujar Aisyah pada akhirnya, sungguh dia butuh seseorang untuk memberinya saran.

"Kak Juno?" tanya Rena lagi, dan Aisyah mengangguk.

"Kak Juno ganteng si, tapi kamu suka nggak sama dia?"

"Aku juga nggak tau, selama ini kan aku belum pernah pacaran.."

"Kamu suka sama orang lain kali.."

"Hah enggak kok."

"Tapi ya Sya, emang kamu nggak pernah ada rasa gitu sama Kak Azzam? Secara kalian kan udah kenal dari lama. Perlakuan Kak Azzam ke kamu juga beda gitu sama ke yang lain.."

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengar pertanyaan itu, dan orang itu juga sangat ingin tau apa jawaban yang akan Aisyah berikan.

"Kak Azzam udah aku anggap Kakak Ren, nggak mungkin lah aku suka sama dia.." Rena membulat kan bibirnya sembari mengangguk-angguk.

"Yaudah kalo emang kamu nggak bisa terima Kak Juno, kamu bilang aja terus terang, biar dia nggak berharap.."

"Iya si..."

Sejak awal berterus terang, Juno sudah menyiapkan hatinya untuk menerima penolakan yang mungkin Aisyah berikan. Dan benar saja, sepulang sekolah Aisyah meminta untuk bertemu. Keduanya memilih atap sekolah sebagai tempat pertemuan, walau sempat ragu tapi akhirnya Aisyah berhasil jujur jika hatinya bukan untuk Juno.

"Kak Juno nggak marah kan?" tanya Aisyah dengan kepala menunduk, kedua tangannya saling bertaut karena gugup. Dia takut Juno tidak mau berteman dengannya lagi.

Di sisi lain Juno yang melihat tingkah Aisyah hanya bisa tersenyum kecil, walau sakit tapi Juno tidak marah sama sekali. Tangan Juno bergerak menepuk puncak kepala Aisyah dengan lembut, membuat gadis di depannya mendongak kemudian keduanya saling menatap.

"Kenapa nangis?" Juno terkejut saat melihat mata Aisyah berkaca-kaca.

"Gue nggak papa Sya, gue suka sama lo juga tanpa syarat kan? Jadi gue nggak bisa maksa kalo emang lo nggak suka sama gue.."

"Kita masih bisa temenan kan?"

"Iyaa, lo adik gue sekarang.." Aisyah tersenyum lega mendengarnya.

.

.

.

.

Azzam menatap TV di depannya dengan tatapan kosong, pikirannya melayang entah kemana sampai tidak sadar Bunda sudah duduk di sampingnya.

"Kamu kenapa si Mas? Dari pulang sekolah Bunda liat kamu ngelamun terus," alih-alih menjawab, Azzam justru menidurkan kepalanya di paha Bunda. Bunda, mengusap kepala anaknya dengan sayang.

"Bunda pernah ngrasain cinta bertepuk sebelah tangan nggak?" Amira mengernyit mendengar pertanyaan anaknya itu, tidak biasanya Azzam membahas tentang cinta cintaan.

"Eumm, pernah.."

"Sama siapa Bun?"

"Sama Ayah.."

"Hah?" merasa tertarik Azzam akhirnya bangkit dan memilih duduk.

Bunda tersenyum kecil, "Dulu Ayah kamu itu susaaaah banget dideketin."

"Dia itu dulu cuek, dingin, pokoknya diajak ngobrol aja susah."

"Jadi Bunda duluan yang suka sama Ayah?" tanpa malu wanita itu mengangguk, dia jadi teringat bagaimana usahanya dulu saat mencari perhatian pada laki-laki yang kini sudah menjadi suaminya.

"Ayah udah sering nolak Bunda, tapi Bunda tetep nggak nyerah dan makin sering gangguin dia," ujarnya kemudian tertawa.

"Terus gimana kalian bisa nikah?"

"Ini plot twist si Mas. Ternyata orang tua kita itu udah saling kenal, eh malah dijodohin ya udah Bunda nggak nolak lah haha.." Azzam ikut tertawa mendengarnya, memang kalau sudah jodoh ada saja jalannya untuk bersatu.

"Emang kenapa si nanya gitu? Mas lagi suka sama orang?" Azzam hanya diam, dia juga bingung bagaimana caranya bilang kalau dirinya menyukai Aisyah.

"Mas beneran lagi suka sama orang? Siapa? Kenalin dong ke Bunda."

"Nanti juga Bunda tau sendiri.."

"Udah ah, aku mau belajar." Azzam berdiri kemudian memilih masuk ke dalam kamar, tidak tau saja kalau Bunda sudah tau siapa yang sedang ditaksir Azzam.

Beberapa hari yang lalu Amira memergoki Azzam menyimpan foto Aisyah di dalam lemari. Bukan hanya satu atau dua, tapi banyakk!!



To be continued

Takdir TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang