Part 3

22K 2K 158
                                    

Binar ternganga. Matanya menatap Nanda tajam. Bunda? Memangnya anak itu tahu kalau Binar adalah istri ayahnya. Alika pasti baik sekali membiarkan Nanda memperkenalkan dirinya pada sang anak. Tapi kalau diingat-ingat lagi bocah bernama Athaya itu juga sempat bilang kalau dia melihat foto Binar di meja kerja ayahnya. Apa Alika tidak merasa cemburu jika Nanda menyimpan foto perempuan lain? Kalau begitu bukankah Alika sudah tahu kalau Binar pernah menikah dengan Nanda? Tapi kenapa Nanda harus memberitahu kalau dirinya adalah istri pria tersebut? Bukankah akan lebih baik kalau Nanda menutupi rahasia mereka sampai mati. Perasaan was-was langsung menghujam Binar. Kira-kira siapa lagi yang tahu kalau dia pernah menikah dengan Nanda?

"Kakak itu bunda aku, kan?" Tanya Athaya lagi. Lebih ketus dari sebelumnya.

"Iya. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya."

"Eum." Gumam Athaya.

"Kamu bisa keluar sebentar gak? Kakak mau ngomong sama ayah kamu." Kata Binar.

"Nggak. Kenapa kakak suruh aku keluar dari rumah? Aku gak mau. Aku mau nonton TV."

"Bentaran aja. Hush hush." Binar mendorong tubuh Athaya keluar. Athaya berdecak. Tapi bocah itu tetap keluar juga.

"Abang?" Binar memanggil Nanda yang masih mematung.

"Bang Nanda!" Kali ini Binar berujar lebih keras hingga membuat Nanda terjengit.

"Eh iya? Kenapa?"

"Abang ngasih tahu kak Alika tentang kita?" Tanya Binar.

"Nggak." Nanda hanya menjawab singkat. Otaknya masih belum bekerja dengan sempurna. Dia terlalu syok dengan respon Binar terhadap kehadiran Athaya. Dia sama sekali tidak menduga kalau respon Binar akan sesantai itu padahal dia telah bersiap-siap menerima adegan dramatis di mana Binar akan mengamuk atau menangis.

"Abang gak bilang ke siapapun kalau kita pernah nikah kan? Selain Athaya." Binar mencoba memastikan. Pria itu selalu bertindak sesuka hatinya tanpa sedikitpun berniat meminta pertimbangannya saat melakukan sesuatu. Keputusan Nanda untuk memberitahu tentang pernikahan mereka pada Pak RT di masa lalu adalah salah satu bukti bahwa Nanda sama sekali tidak bisa dipercaya untuk menyimpan rahasia mereka tanpa membocorkannya ke siapapun.

"Nggak."

"Pastikan bocah itu gak ngasih tahu siapapun!" Tekan Binar.

"Iya." Nanda masih dengan respon singkatnya.

"Abang belum cerein aku?" Tanya Binar lagi. Dia akan segera pergi di kananda menjawab bahwa pria itu telah menjatuhkan talak kepadanya. Setelah dia melihat kubur anak mereka pastinya.

"Belum." Nanda sedikit bingung karena Binar mengajukan pertanyaan seperti itu. Pembahasan tentang cerai adalah sesuatu yang sangat tidak ingin didengarnya saat ini. Pertanyaan Binar membawanya keempat tahun yang lalu saat dia berjanji bahwa dia akan menceraikan wanita itu jika Binar sudah menemukan seseorang yang bisa membahagiakan Binar untuk selamanya. Ingatan Itu membuat Nanda sedikit takut. Takut jika kepulangan Binar hanyalah untuk menunjukkan bahwa perempuan itu sudah menemukan lelaki yang diyakini bisa mendampingi hidupnya lebih dari Nanda.

"Kalau begitu, aku minta cerai." Iya, Binar tidak boleh menunda-nunda lagi. Perempuan itu ingin ketika dia melangkah keluar dari pintu rumah suaminya itu dia tidak lagi Seorang istri melainkan seorang janda. Permintaan Binar jelas membuat Nanda terkejut. Sepertinya memang tidak ada sedikitpun harapan mereka bisa hidup sebagai sebuah keluarga kecil. Karena bahkan setelah Binar melihat Athaya pun perempuan itu sama sekali tidak memiliki keinginan untuk mempertahankan pernikahan mereka. Memangnya apa yang bisa diharapkan. Mana mungkin Binar ingin menghabiskan waktu seumur hidup dengan pria seperti dirinya. Nanda tidak pernah berharap bahwa perempuan itu akan bertahan untuk dirinya melainkan untuk Athaya.

Become Magister Or Become MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang