Part 33 (⚠️211+)

19.5K 960 178
                                    

⚠️⚠️⚠️⚠️warning!! Part ini mengandung unsur traumatik seksual dan hubungan ranjang yang non sensor...silakan skip jika kalian kurang nyaman dengan konten berbau unsur 21+

⚠️part ini akan menghilang dari peradaban 'become magister or become mother' sewaktu-waktu yang belum diketahui kapan(tergantung mood penulis).

***



"Kalau hati senang tepuk tangan, ye ye ye." Pintu kamar terbuka. Binar memasuki kamar dengan langkah mundur. Perempuan itu terus bernyanyi sambil menepuk tangan heboh di depan wajah Nanda yang tepat berjalan di hadapannya. Kelihatan sekali kalau perempuan itu sedang dalam suasana hati yang sangat baik.

Mereka baru saja makan malam bersama Andrew dan Ria. Restoran yang mereka kunjungi jelas bukan restoran biasa, pasangan Smith itu sepertinya tidak pernah melakukan sesuatu yang terlihat 'miskin'. Naik pesawat kabin first class, menempati hotel paling megah di kota Venice, dinner di restoran mewah dan hebatnya lagi tadi Ria mengajaknya ke pusat perbelanjaan terbesar di sana.

Pertemuan dengan suami istri Smith itu adalah pengalaman yang sungguh luar biasa bagi Binar. Kapan lagi dia bisa memiliki barang-barang branded selain disaat Nanda merasa gengsi untuk mengatakan 'tidak'. Dalam kondisi mereka berada dalam ruangan yang sama dengan pasangan Smith itu, Nanda selalu tersenyum dan mengangguk saja saat dirinya meminta apapun. Binar tidak terlahir untuk menyia-nyiakan kesempatan seberharga itu. Dia berhasil membawa pulang hampir 25 buah tas belanjaan.

"Kalau hati senang tepuk tangan."

"Diam!" Berbeda dengan Binar yang muncul dengan wajah gembira, Nanda malah sebaliknya. Pria itu terlihat lelah, kesal dan stres berat.

Binar cukup yakin Nanda pasti frustasi berat karena memilih melakukan perjalanan liburan itu bersama Andrew dan Ria. Pria itu pasti tidak akan membeli tiket penerbangan first class jika bukan karena malu terlihat tak mampu di depan Andrew dan Ria. Mereka mungkin juga tidak akan check-in di St. Regis Venice dan lebih parahnya lagi Nanda pasti akan mengatakan 'tidak' untuk semua belanjaannya. Binar sungguh tulus mendoakan supaya gan Smith itu selalu dalam keadaan bahagia.

"Letakkan dengan hati-hati!" Binar mengingatkan saat Nanda meletakkan seluruh tas belanjaan yang tadi dibawanya.

"Makasih sayang." Binar menarik kepala Nanda lalu mencium bibir pria itu.

"Minggir, Bi. Aku capek." Nanda menjauhkan tubuh Binar dari tubuhnya.

Binar berlari mendekati meja bar lalu mengambil sebotol air mineral di sana. Perempuan itu segera menyerahkannya pada Nanda. "Mungkin bisa memadamkan api yang sedang membara di dompet anda." Gurau binar sambil menepuk-nepuk dada Nanda. Perempuan itu tahu betul apa yang menyebabkan raut wajah Nanda menjadi semasam itu.

"Makasih." Nanda mengambil botol itu lalu menenggak isinya sebanyak mungkin. Tapi sayangnya air mineral itu sama sekali tidak membuatnya tenang.

"Aku punya 2 milyar di lemari Abang." Binar kembali menyinggung uang itu agar Nanda selalu ingat kalau dirinya masih menyimpan banyak uang di rumah.

Dari pengalaman hidup bersama Nanda, Binar dapat menyimpulkan bahwa pria itu cukup sensitif jika menyangkut keluarga, sex, dan uang. Hal-hal yang membuat moodnya naik turun tidak jauh-jauh dari ketiga hal itu. Dan kali ini masalahnya adalah uang. Binar kalap membeli ini itu hingga menguras banyak isi dompet suaminya itu saat mereka keluar jalan-jalan bersama Ria dan Andrew. Tapi Binar sama sekali tidak merasa bersalah. Mereka sedang liburan, bukankah hal yang wajar jika Nanda mengeluarkan sedikit lebih banyak uang untuknya.

"Kalau Abang hitung-hitung semua pengeluaran kamu selama buku nikah kita diterbitkan sepertinya uang itu sudah tidak bersisa sejak lama."

"Abang berhutang 500 triliun kalau Abang lupa." Kalau diungkit-ungkit ternyata Binar punya kekayaan yang cukup melimpah juga. Lalu apa alasan Nanda bermuka sekecut itu hanya karena dia belanja sedikit lebih banyak dari biasanya. Kalau tidak digunakan, uang yang banyak itu hanya akan sia-sia. Lalu apa alasan Nanda bermuka sekecut itu.

Become Magister Or Become MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang