Part 16

14.4K 1.2K 182
                                    

Binar menggeliat sebentar sebelum membuka matanya. Suara asing yang mengganggu telinganya membuat Binar dibangunkan paksa dari tidurnya. Perempuan itu segera menyampingkan tubuhnya. Menatap sinis ke arah si tersangka yang membuat keributan itu. "Abang bisa gak sih ngetiknya di tempat lain aja?" Omel Binar kesal.

"Nggak bisa, Dek. Abang harus menyelesaikan ini hari ini juga." Nanda fokus ke layar laptop. Berusaha mengabaikan Binar. Nanda takut jika dia melihat Binar sekali saja maka pria itu akan kehilangan niatnya untuk menyelesaikan naskah yang harus selesai direvisi hari ini juga.

"Ya nggak usah di sini juga dong." Protes Binar. Suara keyboard laptop yang ditekan dengan tempo cepat oleh pria itu membuatnya terganggu.

"Tapi Abang juga gak mau pisah dari kamu." Nanda cukup sadar kalau dirinya jadi agak berlebihan akhir-akhir ini. Pria itu selalu merasa berat untuk meninggalkan istrinya itu walau hanya untuk sebentar saja. Bawaannya jadi rindu terus. Pria itu jadi bingung sendiri sebenarnya dia sedang mengalami gejala kasmaran atau malah gejala sakit jiwa.

Nanda bukan sekali dua kali menjalin hubungan dengan perempuan. Tapi Binar berhasil membuatnya seperti sedang berada di titik nol seakan dia baru mengenal cinta. "Abang akan langsung rindu kalau sedetik saja berpisah dari kamu."

Binar bangkit dari kasur lalu ikut bersandar pada kepala ranjang. "Ini masih terlalu malam untuk mengeluarkan gombalan Abang yang menjijikkan itu." Binar melirik ke layar laptop Nanda. Di bagian sudut bawah layar laptop menunjukkan keterangan waktu jam 04.05 WIB. Ini masih terlalu pagi. Ayam jantan saja belum bangun tapi pejantan di sampingnya itu sudah mengganggu kenyamanannya saja.

"Malam apanya? Ini sudah pagi." Nanda melanjutkan aktivitasnya mengetik.

Binar masih fokus menatap layar laptop Nanda. Membaca semua tulisan yang tertera di sana. Perempuan itu sesekali melirik ke wajah Nanda lalu kembali lagi melihat pada layar laptop. Iri dengan keenceran otak pria itu. Bahkan sama sekali tidak ada kernyitan di dahi suaminya itu padahal pria itu sedang menuliskan sesuatu yang rumit. Menganalisis undang-undang jelas bukan suatu hal yang bisa dilakukan Binar dengan santai. Berbanding terbalik dengan Nanda yang dapat mengkajinya semudah mendongengi Athaya saat anak itu akan tidur.

"Abang gak ngantuk di tempat kerja walaupun selalu bangun jam segini?" Selama dirinya menghabiskan malam bersama pria itu, dirinya memang selalu menemukan Nanda terbangun pagi-pagi sekali. Nanda akan menghabiskan paginya dengan membaca atau mengerjakan hal lainnya.

"Nggak. Pagi-pagi begini justru waktu yang paling tepat untuk belajar. Otak kita masih fresh sehingga lebih mudah menangkap semua hal yang kita pelajari. Jam segini energi kita juga masih stabil sehingga kita bisa berpikir lebih jernih dan lebih cepat."

"Abang dapat berapa dari menulis buku?" Binar cukup penasaran juga dengan pendapatan Nanda dalam menulis buku-buku itu karena kelihatannya pria itu suka sekali menulis.

"Gak banyak. Apalagi buku-buku seperti ini biasanya hanya menjadi sumber-sumber belajar yang lebih banyak dikoleksi oleh perpustakaan daripada dikoleksi secara pribadi."

"Terus kenapa Abang nulis?"

"Ya biar ilmu Abang bisa di salurkan ke orang lain. Lagian semakin banyak ilmu yang kita bagi maka akan semakin banyak ilmu yang kita dapatkan." Menulis buku memang memberikan banyak manfaat bagi dirinya. Dengan menulis, Nanda bisa menyalurkan seluruh isi kepalanya. Jadi setiap buah pemikirannya tidak hanya akan menjadi suatu ide yang akan pudar dan akhirnya menghilang karena tidak di dokumentasikan. Saat menulis Nanda juga bisa belajar banyak hal karena dia juga harus meneliti kesesuaian pemikirannya dengan berbagai sumber sehingga dia juga bisa menyerap lebih banyak ilmu.

"Nanti kalau aku ambil magister, Abang buat tesis aku ya." Mohon Binar. Bagi perempuan itu menulis skripsi saja sudah seperti menulis beban hidup yang tiada habisnya apalagi menulis tesis. Bisa-bisa Binar harus berakhir depresi.

Become Magister Or Become MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang