Nanda sedang mengetik surat tuntutan untuk kasus yang ditanganinya saat ponselnya bergetar. Pria itu menghentikan gerakan jemarinya di keyboard laptop. Tanganya gantian meraih ponselnya yang diletakkan di atas meja. Pria itu sedikit mengernyit saat melihat kontak yang barusan meneleponnya merupakan pihak sekolah dari TK tempat Athaya belajar.
Dulu pihak sekolah memang sering menghubunginya untuk memberitahukan bahwa jam belajar telah usai, maka dengan begitu Nanda akan segera menjemput anaknya di sekolah. Memang agak sedikit merepotkan bagi Nanda karena harus terburu-buru menjemput Athaya saat dia sedang bekerja. Apalagi jarak antara kantornya dengan sekolah Athaya memakan waktu tempuh selama 40 menit.
Tidak ada yang bisa dimintai tolong untuk menggantikan tugasnya menjemput Athaya. Mamanya tidak berani mengendarai motor untuk menempuh jarak hampir 20 km dari rumahnya. Sedangkan mertuanya, mereka sudah sepakat agar Nanda saja yang menjemput Athaya di sekolah. Bukan karena tidak mau membantu, hanya saja baik Nanda maupun mertuanya itu tidak ingin menimbulkan kecurigaan pada para tetangga terhadap hubungan mereka karena rutinitas menjemput Athaya. Jelas bukan hal yang wajar apabila Irna terlalu baik hati dengan bersedia menjemput anak tetangganya itu pulang sekolah setiap hari jika mereka tidak punya hubungan apa-apa.
Nanda pasrah mengganti waktu kerjanya yang digunakan untuk menjemput Athaya dengan jam istirahatnya. Nanda akan menyelesaikan semua pekerjaan yang sempat ditinggalkannya saat menjemput Athaya di jam istirahatnya. Jelas sama sekali bukan hari-hari yang mudah bagi pria itu. Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak akan menyalahkan siapapun karena ini semua adalah salahnya. Athaya adalah sepenuhnya tanggung jawab Nanda.
Di bulan kedua Athaya sekolah, beruntungnya Alika yang merupakan tetangganya muncul menawarkan bantuan yang sangat menguntungkan bagi Nanda. Alika bersedia membantu Nanda menjemput Athaya dari sekolah karena kebetulan juga Alika mempunyai putri yang bersekolah di tempat yang sama dengan Athaya. Bantuan dari Alika jelas sangat berguna bagi Nanda. Pria itu dapat lebih fokus bekerja tanpa perlu khawatir memikirkan jam pulang sekolah Athaya.
Nanda bukannya orang yang tidak tahu diri dalam memanfaatkan kebaikan orang lain tanpa balas budi. Maka Nanda menawarkan diri untuk memberikan tumpangan pada Alika dan anaknya saat pergi sekolah. Nanda juga bersedia mengantarkan Alika ke rumah makan milik perempuan itu yang berada tak jauh dari sekolah Athaya dan Acha. Dengan begitu Alika dapat menghemat pengeluaran biaya transportasi karena Alika hanya perlu naik taksi saat pulang saja.
Hubungan pertemanannya dengan Alika memang menguntungkan dari sisi manapun terutama karena Alika bersedia menjaga Athaya kapanpun Nanda membutuhkannya. Athaya juga menjadi lebih ceria karena tidak perlu menghabiskan waktu setiap hari dengan menggambar atau kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di rumah. Athaya menjadi lebih ceria dengan adanya Acha sebagai teman mainnya. Kehadiran Alika seperti memberikan peran baru yang selama ini tidak didapatkan Athaya, seorang ibu.
Tapi walaupun Nanda mengizinkan Alika bersikap layaknya seorang ibu bagi Athaya, pria itu sama sekali tidak ingin Alika memerankan sosok seorang istri untuk dirinya. Nanda masih menunggu kehadiran Binar. Nanda berharap perempuan itu bersedia menjadi istri dan ibu yang baik untuk dirinya dan Athaya.
Ponsel Nanda kembali bergetar. Nanda segera mengangkatnya saat melihat panggilan itu masih berasal dari pihak sekolah Athaya. Percakapan di telepon itu hanya berlangsung singkat. Setelah menutup telepon Nanda segera mematikan laptopnya dan mengambil kunci mobil. Nanda berjalan cepat menuju parkiran.
Setelah memasuki mobil, Nanda mengambil kembali ponselnya lalu menelepon kontak Binar. Sekali, dua kali, tiga kali hingga tak dihitung lagi oleh Nanda. Satu panggilan pun tidak diangkat. Nanda beralih ke kontak mertuanya, panggilan langsung tersambung di panggilan pertama yang dilakukan Nanda. Mertuanya itu sedang berada di sekolah Mirna. Tidak tahu apapun tentang keberadaan Binar dan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Magister Or Become Mother
Разное⚠️Kalau berkenan kalian bisa baca Broken Touch dulu ya guys biar lebih nyambung. Kecewa karena tidak lulus tes fisik saat mendaftar sebagai CPNS kejaksaan membuat Binar nekat pulang ke rumah orangtuanya. Empat tahun lebih menghindari masa lalu buruk...