"Dek buka pintu!"
Binar bangkit dari sofa lalu membukakan pintu depan saat mendengar suara Nanda. Pria itu memang sudah meneleponnya setelah magrib tadi. Memberitahukan bahwa dirinya akan pulang sedikit terlambat dan menyuruh Binar menunggu di ruang tamu karena pria itu butuh bantuan untuk dibukakan pintu. Hal yang tidak biasa hingga membuat Binar sedikit penasaran dan memilih menuruti permintaan Nanda. Hal yang sebenarnya sama sekali tidak ingin dilakukan Binar. Berperan menjadi istri baik yang menunggu sang suami pulang entah kapan itu.
Binar sudah menunggu selama 2 jam sebelum Nanda berteriak minta dibukakan pintu. Binar akan memaafkan pria itu jika Nanda memang benar-benar dalam keadaan tidak bisa membuka pintu sendiri karena alasan-alasan yang masuk akal. Tapi jika itu hanya akal-akalan Nanda saja untuk merepotkan dirinya maka Binar berjanji akan menjambak rambut pria itu hingga gundul.
Tapi jika pada kenyataannya Nanda muncul di depan pintu dalam keadaan mabuk parah diserta seorang wanita berpakaian seksi yang memapahnya pulang maka Binar berjanji akan menjumpai hakim dan menyuruhnya mengetuk palu 3 kali sebagai tanda bahwa mereka resmi bercerai malam ini juga. Tidak peduli walaupun buku nikah mereka belum diterbitkan. Tidak peduli walaupun sang hakim sedang bersantai di rumahnya, Binar tetap akan menyeret mereka ke pengadilan agama untuk memutuskan ikatan pernikahannya dengan Nanda.
Binar langsung mengernyit jijik saat melihat Nanda muncul dengan wajah memuakkan di balik pintu. Pria itu muncul dengan topi ulang tahun bewarna merah yang setengah miring di kepalanya. Tak ketinggalan syal yang terbuat dari gabungan balon-balon kecil di leher. Dan yang paling penting Binar bisa memaafkan pria yang sudah membuatnya menunggu selama dua jam itu. Mustahil pria itu bisa membuka pintu sendiri dengan kondisi kedua tangan mendekap balon dan barang bawaan sebanyak itu di dadanya.
"Priiiittt!"
Mata Binar berkedut saat Nanda meniup terompet pita di mulutnya. Pria bertopi pesta ulang tahun berbentuk kerucut itu berkali-kali meniupkan terompet ke arahnya hingga Binar harus menjauh setiap kali pria itu mendekat kearahnya karena kalau tidak maka pita terompet itu akan menusuk matanya.
"Prittt! priitt!"
"Apa?" Tanya Binar kesal saat Nanda terus mendekat ke arahnya.
"Heum heuh priiitt!"
Binar mengernyit bingung. Entah apa yang pria itu katakan. Bikin kesal saja karena pria itu terus mendekat kearahnya dengan mulut terus meniup terompet.
"Priittt! Priittt!"
Sudah cukup. Binar merampas terompet di mulut Nanda. "Kalau mau ngomong ininya dilepas dulu!" Binar menunjuk-nunjuk secara bergantian ke wajah Nanda dan terompet di tangannya.
"Justru aku nyuruh kamu ambil terompet itu dari mulut aku, sayang. Tapi kamunya gak peka. Kamu gak buta kan untuk melihat aku kesulitan dengan bawaan sebanyak ini." Nanda mengangkat bawaan yang memenuhi kedua tangannya. Entah apa saja isi kotak dah kantong plastik yang sedang didekap pria itu.
"Jujur kata 'aku' dan 'sayang' yang keluar dari mulut abang bikin aku mual." Binar benar-benar risih dengan sikap aneh Nanda.
"Kita suami-istri, sayang. Panggilan aku, kamu, dan sayang itu keharusan. Atau kamu maunya kita menggunakan panggilan 'ayah-bunda' aja?" Nanda bergerak menuju dapur. Binar ikut berjalan di samping pria itu.
"Menurutku panggilan 'Abang-adek' lebih romantis sih. Romantis banget banget. Aku selalu baper kalau Abang gunain panggilan itu."
Nanda menghentikan langkahnya. Menatap Binar dengan penuh keheranan. Apanya yang romantis dari panggilan 'Abang-adek'? Itu malah membuat status hubungan mereka kabur dan abu-abu. Pria itu maunya seluruh dunia tahu kalau Binar itu istrinya bukan adiknya. Dia ingin semua orang tahu kalau Binar itu miliknya yang tidak akan bisa direbut oleh siapapun. Nanda ingin memiliki Binar secara mutlak dan hanya untuk dirinya sendiri. Tidak mau bagi-bagi. "Kamu serius? Tapi itu akan membuat kita lebih terlihat sebagai kakak-adik daripada suami-istri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Magister Or Become Mother
Aléatoire⚠️Kalau berkenan kalian bisa baca Broken Touch dulu ya guys biar lebih nyambung. Kecewa karena tidak lulus tes fisik saat mendaftar sebagai CPNS kejaksaan membuat Binar nekat pulang ke rumah orangtuanya. Empat tahun lebih menghindari masa lalu buruk...