"Dek, kamu agak kurusan, ya?" Nanda mendekat ke arah Binar yang sedang menyisir rambut di depan cermin.
"Oh iya dong. Kan aku rajin olahraga." Jawab Binar penuh rasa bangga. Dia memang turun hampir 6 kilogram dalam waktu 2 Minggu.
"Kapan kamu olahraga? Abang gak pernah liat tuh." Nanda menatap curiga pada Binar. Selama berada di rumah dia memang tidak pernah melihat perempuan itu melakukan aktivitas apapun yang bisa dikatakan sebagai olahraga.
"Ya...ya ada. Abang aja gak liat. Kan Abang gak sering di rumah."
"Masak sih?"
"Ihhh apaan sih, orang olahraga kok." Binar mendorong tubuh Nanda yang terus mendekat ke arahnya.
"Kamu kayaknya bohong deh."
"Nggak! Aku sekarang emang rajin olahraga. Hari ini aja aku mau jalan-jalan keliling komplek."
"Abang ikut ya."
"Tapi...aku mau jalan-jalan sendiri." Tolak Binar. Binar jadi menyesal karena mulutnya terlalu mudah mengatakan kebohongan.
"Oke Abang ikut." Nanda tetap memaksa.
Binar mengangguk dengan terpaksa. Gara-gara berbohong dia jadi harus benaran olahraga hari ini. Padahal hari ini adalah waktu baginya untuk bersantai karena jika Nanda libur kerja tentu pria itu yang akan mengerjakan semua pekerjaan rumah.
"Kita sarapan dulu." Nanda menggiring Binar keluar dari kamar dan menuntunnya ke dapur. "Kamu mau makan apa biar Abang masakin?"
"Terserah aja." Jawab Binar acuh tak acuh. Terserah Nanda mau masak apa karena Binar sendiri tidak ingin memakan apapun.
"Pagi, Athaya!" Sapa Binar begitu mereka memasuki dapur.
"Pagi bunda!" Balas Athaya.
"Enaknya kita sarapan apa, ya?" Tanya Nanda meminta saran.
"Nasi goreng!" Seru Athaya semangat.
"Okay!" Nanda mengangguk lalu berjalan meninggalkan meja makan untuk segera memasak nasi goreng.
"Bunda kapan adeknya keluar?"
"Gak tau."
Binar hanya menjawab pertanyaan Athaya seadanya saja. Sekarang Binar hanya sibuk berpikir bagaimana cara melarikan diri dari sarapan. Nanda memasak nasi goreng untuk sarapan, itu artinya dia harus menelan lebih banyak kalori dan lemak pagi ini padahal tadi malam dia juga sudah memakan pizza, itu artinya dia tidak boleh menelan terlalu banyak makanan hari ini.
Binar melarikan tatapan pada Nanda yang masih sibuk memasak. Pria itu pasti akan tidak suka jika dia menolak sarapan. Tapi dia juga tidak ingin usahanya selama ini dalam menurunkan berat badan kembali gagal karena kehadiran Nanda di rumah. Walaupun pria itu hanya akan berada di rumah pada hari Sabtu dan Minggu tetap saja kehadiran Nanda di rumah membuat Binar jengkel karena dia tidak dapat melancarkan aksi diet ketatnya itu belum lagi Nanda pasti akan terus-terusan menjejal berbagai makanan ke mulutnya. Untuk program diet, Binar hampir tidak mendapat dukungan apapun dari Nanda.
Beberapa waktu ini Binar memang telah memutuskan untuk melakukan diet ekstrem. Demi menurunkan berat badan, Binar rela hanya mengonsumsi satu apel untuk seharian. Diet ekstrem seperti itu memang cukup menyiksa untuk dirinya yang sudah terbiasa menghabiskan waktu dengan makan sepanjang hari namun Binar juga tidak punya pilihan lain jika ingin berat badannya kembali normal.
"Dek?"
Binar terlalu lama berpikir hingga tidak sempat melarikan diri dari dapur sebelum Nanda menyelesaikan acara masak-memasak. Kini pria itu sudah bergabung di meja makan dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Magister Or Become Mother
Random⚠️Kalau berkenan kalian bisa baca Broken Touch dulu ya guys biar lebih nyambung. Kecewa karena tidak lulus tes fisik saat mendaftar sebagai CPNS kejaksaan membuat Binar nekat pulang ke rumah orangtuanya. Empat tahun lebih menghindari masa lalu buruk...