Nanda menggaruk kepalanya. Sudah 20 menit lebih dia menatap dua setelan yang di hamparkan di atas kasur. Bahkan setelah memakan waktu selama itu untuk menatap kedua setelan yang berbeda itu tetap saja Nanda belum bisa memutuskan untuk memilih salah satu dari keduanya. Bahkan semakin ditimbang-timbang Nanda jadi tambah ragu kalau kedua pasang setelan itu akan layak digunakannya. Bukan karena kedua pakaian itu tidak bagus. Sama sekali bukan. Nanda baru membelinya kemarin. Harga kedua setelan itu juga menguras banyak isi dompetnya.
Nanda mengerang frustasi. Pakaian itu terlihat terlalu kekanakan untuknya. Usianya sudah melewati kepala 3 tapi dia terpaksa membeli pakaian ala remaja untuk dikenakan malam ini. Nanda pikir dirinya pasti sedang gila sekarang ini. Bisa-bisanya dia sangat semangat mempersiapkan banyak hal hanya untuk mengajak Binar ke bioskop. Bukan hanya baju saja yang dia persiapkan tapi pria itu juga sudah menonton belasan video di YouTube yang menginformasikan segala tips untuk berkencan.
Ini bukan kali pertama dia mengajak perempuan keluar untuk berkencan, mungkin sudah puluhan kali jika dihitung. Dan jika dipikir-pikir dia juga tidak pernah serepot kali ini dalam mempersiapkan diri untuk acara kencannya. Itupun jika Binar tidak menolak. Memikirkan bahwa hanya dia yang terlalu excited dengan acara nonton malam ini membuat Nanda kesal. Pria itu mengambil semua pakaian yang dihamparkan di atas kasur itu lalu menjejalnya begitu saja ke dalam lemari pakaian kemudian menutup pintu lemari itu dengan cara membanting. Entah mengapa mengingat kemungkinan perempuan itu akan menolaknya membuat Nanda tertekan.
Dengan tubuh hanya berbalut handuk sepinggang Nanda berjalan menghampiri cermin lalu berdiri di depannya. Nanda menyemprotkan body mist banyak-banyak pada tubuhnya. Dia juga memastikan bahwa tidak ada lagi bulu-bulu yang mengganggu pada wajahnya, semua sudah terlihat sempurna termasuk rambutnya yang sengaja di potong hanya untuk mengajak Binar jalan malam ini. Kurang persiapan apa lagi dia? Dalam hati Nanda mengutuk dirinya yang terlalu bersemangat. Mengutuk Binar juga karena bocah itu membuatnya hampir gila.
Selesai dengan tubuhnya, Nanda kembali menghampiri lemari pakaian. Mengambil pakaian yang biasa dia gunakan. Celana bahan dan kemeja berlengan panjang. Kalau dilihat memang hanya baju sejenis itu yang memenuhi lemari pakaiannya. Pakaiannya memang terkesan kaku, maklum saja karena lingkaran pertemanan Nanda lebih banyak diisi oleh orang-orang yang berusia di atasnya hingga membuat Nanda harus berpakaian sopan saat menghadiri pertemuan dengan mereka. Toh, Nanda sendiri cukup nyaman menggunakan pakaian seperti itu daripada jeans belel dan atasan bercorak seperti yang digandrungi anak muda. Faktor umur juga merupakan salah satu penyebab yang membuat Nanda berpakaian lebih dewasa.
Setelah memakai pakaiannya Nanda kembali berdiri di samping cermin. Seperti biasa, Nanda memang terlihat cocok dengan style yang biasa digunakannya itu. Selama ini Nanda selalu merasa percaya diri dengan penampilannya, tapi tidak untuk malam ini. Dengan pakaian seperti itu Nanda merasa akan terlihat berkali-kali lipat lebih tua saat berjalan di samping Binar. Nanda menghembuskan napas. Memang bukan hal yang mudah mengimbangi penampilannya dengan perempuan yang 10 tahun lebih muda darinya itu. Mau berpenampilan bagaimanapun dia tetap akan kelihatan lebih tua apalagi Binar adalah tipe orang yang memiliki wajah baby face dan tubuh berpostur kecil. Nanda pasti akan kelihatan seperti om-om yang sedang menggandeng keponakan.
"Ayah! Jadi gak ke rumah kak Binar?" Suara teriakan Athaya terdengar.
"Iya, sayang. Bentar!" Teriak Nanda menjawab pertanyaan Athaya.
Nanda melepas kembali baju dan celananya. Membuka pintu lemari yang lain lalu mengambil jeans hitam di sana. Bukan sesuatu yang sering dipakai Nanda sehari-hari. Itupun jens yang dia beli entah sejak kapan. Nanda memakainya dan bernapas lega saat celana itu masih muat di tubuhnya. Merasa cukup puas dengan celana Nanda mengambil kaos putih dengan gambar cangkir kopi dan tulisan 'go on' bewarna hitam di bagian depan lalu memakainya. Nanda juga mengambil jaket jeans denim hitamnya dan memakainya dengan kancing yang dibiarkan terbuka serta bagian lengan digulung hingga siku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Magister Or Become Mother
Random⚠️Kalau berkenan kalian bisa baca Broken Touch dulu ya guys biar lebih nyambung. Kecewa karena tidak lulus tes fisik saat mendaftar sebagai CPNS kejaksaan membuat Binar nekat pulang ke rumah orangtuanya. Empat tahun lebih menghindari masa lalu buruk...