9. Menemukan Teman

629 209 43
                                    

Nero pasti sudah gila karena langsung meminta semua info tentang Viola dan bagaimana kinerjanya, kepada Paman Stevan begitu dirinya meninggalkan ruang rapat lebih dahulu daripada orang lain. Ia juga sempat bertanya kenapa gadis semuda itu sudah menjadi direktur.

Jawaban Paman Stevan terpampang pada sejumlah prestasi kerja yang Viola raih sejak wanita itu menjadi pegawai magang, asisten direktur junior, hingga akhirnya menjabat sebagai CFO seperti sekarang ini.

Viola jelas jenis wanita yang sangat cerdas dan kompeten. Bahkan, ia bisa melihat jika perusahaan mengalami sedikit sekali kerugian, jika bisa dibilang hampir tidak ada, selama satu tahun terakhir semenjak wanita itu menjabat.

Viola jenius dalam hal mengatur keuangan perusahaan dan peluang investasi. Dan usianya jelas masih teramat muda untuk menjabat sebagai seorang direktur. Rata-rata, orang lain harus menjalani masa kerja yang panjang dan penuh prestasi sebelum diangkat sebagai direktur.

Ayahnya jelas sangat jeli melihat kemampuan Viola karena langsung menjadikannya direktur saat usia kerja wanita itu bahkan baru tiga tahun. Bisa jadi, Viola adalah direktur wanita termuda yang ia temui di ruang rapat tadi.

Dua puluh sembilan tahun? Viola tidak tampak seperti seseorang yang hampir mendekati usia tiga puluh. Tadinya, ia pikir wanita itu masih berusia di bawah dirinya karena wajahnya yang memang begitu imut. Dan dugaan Nero benar ketika ia melihat nama Widjaya terpampang jelas di belakang nama tengahnya.

Kenapa gadis itu tidak mau menggunakan nama keluarganya? Kenapa ia hanya memperkenalkan diri sebagai Viola Aleyna? Apa ia sedang berada dalam pelarian? Apa sebenarnya ia memiliki masalah dengan keluarganya?

Nero menggelengkan kepala saat pikiran melantur itu ada hadir di benaknya. Viola jelas tidak mungkin sedang melarikan diri dari keluarganya. Keluarga Widjaya adalah orang-orang paling hangat dan menyenangkan yang pernah Nero kenal. Tidak mungkin wanita itu menghindari keluarganya sendiri hanya karena memiliki masalah.

Ia memang pernah mendengar jika putri sulung Erlangga itu kuliah di Amerika. Namun, Nero tidak pernah menyangka jika Viola juga bekerja di perusahaan ini. Di kantor milik ayahnya.

Dan kenapa Violet, juga Erlangga, tidak pernah menyinggung hal tersebut? Apa mereka menduga jika ia hanya kebetulan memiliki nama keluarga yang sama, dan tidak mungkin menjadi anak James Goldman?

Bukankah ini tampak seperti pertukaran yang lucu? Ia meninggalkan Amerika dan berakhir dengan bekerja di sekolah milik keluarga gadis itu, sementara Viola kuliah di Amerika dan sekarang menjabat sebagai direktur di kantornya.

Ini mungkin bukan pertukaran. Mungkin ini yang disebut takdir.

Ia menggeleng lagi saat memikirkan itu. Takdir terdengar seperti sesuatu yang terlalu dalam untuk mereka yang tidak pernah bertemu sebelumnya. Lagipula, takdir tidak pernah memberinya sebuah kebahagiaan. Takdir hanya memberinya kehidupan yang suram dan tidak menyenangkan. Jadi, ini pasti hanya kebetulan, dan mungkin saja, dengan latar belakang mereka, Nero bisa berteman dengan Viola.

Toh selama ini bisa dibilang ia juga berteman dekat dengan Damar walaupun itu hanya karena Muti. Namun, tidak ada salahnya jika ia juga berteman dengan Viola kan?

Wanita itu tampaknya juga tahu siapa dirinya setelah ia menyebutkan namanya. Jadi, entah Damar, Violet, atau Erlangga, pasti pernah menyebutkan namanya di depan wanita itu. sekarang ini, Nero yakin jika Viola juga sedang bertanya-tanya tentang dirinya.

Ketukan pelan di pintu kantor Nero, membuatnya menoleh dari layar komputer yang sedang ia pandangi dengan foto Viola terpampang di riwayat kerjanya. Paman Stevan membawa dua kotak makan siang dan meletakkannya di meja. Merasa tidak perlu ada yang disembunyikan, ia tidak menutup layar tersebut saat Paman Stevan mendekat.

It Takes Two To TangoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang