58. Mengungkapkan Rahasia

312 88 4
                                    

Sepanjang perjalanan, Ola tidak banyak bicara. Begitu juga Nero. Selain karena ada orang lain yang bersama mereka, meskipun Ola sudah mengenal dengan baik sopir kantor itu, ia juga tidak ingin ketenangan yang baru saja didapatkannya hilang kembali. Ini bukan saat yang tepat untuk bicara.

Butuh segenap tenaga bagi Ola untuk tidak gemetar ketika bicara dengan Radit. Ia tidak akan terlihat lemah kepada pria yang jelas-jelas menginginkannya itu. Lemah hanya akan membuat pria yang menyukainya merasa senang, dan kemudian mengambil keuntungan atas hal tersebut darinya.

Ola belajar bela diri setelah apa yang menimpanya di California itu. Namun faktanya, ketika ada kejadian yang hampir serupa dengan penguntitan dulu itu, Ola merasa semua yang dia pelajari itu sia-sia. Ia bahkan tidak bisa membuka kepalan tangannya sepanjang delapan menit pembicaraannya dengan Radit. Delapan menit yang seperti delapan tahun baginya.

"Dad menginginkan kita membuka satu cabang baru lagi di Jersey. Penjualan di sana cukup bagus."

Bagus. Pembicaraan mengenai pekerjaan akan membuatnya lebih tenang. Ia bersyukur karena Nero menahan diri untuk tidak bertanya apapun padanya. Mungkin, nanti malam akan penuh dengan pertanyaan pria itu, tetapi Ola tidak keberatan karena hanya akan ada mereka berdua di sana.

"Newark memang menjadi target kita selanjutnya untuk membangun pusat perbelanjaan baru. Masyarakat di sana cukup puas dengan produk-produk kita, dan harga yang jauh lebih murah daripada pesaing, tetapi dengan kualitas yang sama."

"Kenapa kita tidak membuat pusat perbelanjaan yang berbeda dengan apa yang kita miliki sekarang?"

Ola menatap wajah Nero sambil mengerutkan kening. "Berbeda?"

Nero mengangguk. "Kita memiliki banyak cabang Goldmart di seluruh penjara Amerika, dan mampu menembus hampir semua lapisan masyarakat menengah ke bawah, juga beberapa masyarakat atas. Akan tetapi, beberapa orang kaya merasa gengsi untuk berbelanja di pasaraya karena itu mungkin akan memengaruhi image mereka."

"Maksudmu membuka sebuah pusat belanja khusus untuk menyediakan barang-barang berkelas dan mengincar masyarakat kelas atas?"

"Bukankah itu sebuah inovasi baru? Sebuah cabang baru yang berbeda, akan menarik perhatian lebih banyak orang."

"Mungkin itu bagus untuk branding image perusahaan kita, tetapi kurasa, New Jersey bukan tempat yang tepat untuk memulainya."

Nero tersenyum padanya. "Hollywood? California? Beverly Hills?"

Ada banyak tempat untuk membuka sebuah tempat perbelanjaan mewah dengan banyak orang kaya di lingkungan tersebut. Dan ide dari Nero itu telah membuat Ola sangat bersemangat. Kenapa tidak terpikir oleh mereka sebelumnya untuk membuat pusat perbelanjaan yang menyasar masyarakat elit? Mungkin selama ini mereka memang terpaku pada zona nyaman mereka sendiri.

"Aku akan melakukan survey tentang tempat yang paling menguntungkan, biaya-biaya, dan semuanya. Kapan kau menginginkan laporan kasarnya? Malam ini?"

Nero mengerutkan keningnya sebelum menggeleng. "Jangan terburu-buru. Itu hanya berada di kepalaku baru-baru ini saja. Aku masih harus bicara dengan Dad."

"James akan menyukainya."

"Begitukah? Mungkin Dad akan berpikir aku mengambil risiko. Bukankah sebuah pusat perbelanjaan mewah berarti kita harus merekrut orang-orang yang memiliki merk dagang terkenal? Itu mungkin akan menghabiskan begitu banyak biaya."

"Akan setimpal dengan hasilnya." Ola menepuk bahu Nero pelan. "Lagipula, bisnis adalah tentang risiko. Tidak ada yang benar-benar tanpa risiko di dunia ini."

Sisa sore itu mereka habiskan dengan rapat yang santai tetapi berlangsung dengan cukup serius dan menyenangkan. Bekerja selalu membuat semua kekhawatiran dan ketakutan Ola menghilang. Ia merasakan semua kepercayaan dirinya kembali ketika mereka tiba di kantor lagi sekitar pukul enam, dan bersiap untuk pulang.

It Takes Two To TangoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang