42. Hal-Hal Yang Berubah

304 100 10
                                    

Nero memenuhi janjinya untuk melihat keadaan Muti demi Damar meskipun benaknya selalu memikirkan Viola, dan apa yang akan terjadi pada wanita itu dan Samudra Widjaya.

Mereka berdua sama-sama keras kepala, bisa saja sedang terjadi perang dunia ketiga sekarang di apartemen Damar. Yang mana membuat Nero ingin berada di sana untuk melindungi Viola.

Jika saja semua orang sudah tahu jika ia mengenal Viola, Nero pasti akan membelokkan sepeda motornya ke sana, alih-alih ke rumah Muti. Ia bisa mendengarkan penjelasan Viola, dan mungkin sedikit membantunya mendapatkan keringanan 'hukuman' dari sang kakek.

Lagipula, mana ada anak jaman sekarang menikah karena perjodohan? Jauh lebih tidak mengherankan menikah karena kontrak daripada perjodohan.

Namun, berhubung tidak ada satupun dari keluarga itu, kecuali Violet, yang tahu siapa dirinya sebenarnya, Nero tahu jika ia tidak bisa muncul tiba-tiba dan mengejutkan semua orang. Bagi keluarga Widjaya, dirinya hanyalah seorang pustakawan di salah satu yayasan yang mereka miliki.

Lalu keistimewaan apa yang membuat staff rendahan itu bergabung dalam 'sarapan' keluarga? Samudra mungkin malah langsung memecatnya sebelum Nero menyerahkan surat pengunduran dirinya.

Pada akhirnya nanti, ketika Nero mengundurkan diri, ia harus membuka tentang siapa dirinya kepada Erlangga. Ia tidak mungkin keluar dari pekerjaannya tanpa sebuah alasan jelas.

Selain itu, ia juga ingin Erlangga tahu bahwa Viola tidak akan sepenuhnya hidup sendiri di New York. Ia akan menjaga putri kesayangan Erlangga itu.

Kening Nero berkerut dengan pemikiran itu. Jika Viola mendengarnya, wanita itu akan marah-marah padanya dan berkata jika dirinya bisa hidup tanpa diperhatikan seperti itu.

Wajah cantiknya akan berkerut marah, sementara bibirnya cemberut. Dan sialnya, hanya membayangkan itu saja membuat Nero ingin bertemu dengan Viola sekarang.

Ini semakin kacau. Seharusnya Nero tidak boleh seperti ini. Jika ia tidak boleh memiliki perasaan apapun pada Viola, ia juga tidak boleh merasakan keinginan yang besar untuk menjaga wanita itu. Viola sudah hidup seorang diri di New York sejak berusia delapan belas, dan jelas bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik hingga detik ini.

Kadang, Nero merasa kesal dengan sikapnya yang terlalu ingin melindungi itu. Dulu sekali ada Andhita, lalu Muti, dan sekarang Viola.

Dan sayangnya, ketiga wanita itu bukan jenis yang ingin selalu dilindungi dan diperhatikannya. Semakin ia melindungi mereka, semakin mereka ingin lepas darinya.

Kau memang menyedihkan, Ner. Selalu bertemu dengan wanita yang salah.

Tidak. Mereka semua bukan kesalahan. Mereka adalah pelajaran yang membuat Nero menjadi seseorang yang lebih baik.

Dari Andhita, mungkin Nero jadi tahu bahwa sebesar apapun kau ingin wanita itu tinggal, tidak peduli sekaya apa dirimu, ia tidak akan tinggal jika bukan karena keinginannya sendiri.

Andhita lebih mengingatkannya pada wanita yang meninggalkan Dad, dan akhirnya membuat Nero menjadi sosok yang selama ini ayahnya inginkan. Dingin dan tidak berperasaan meskipun hanya dari tampilan luarnya.

Dari Muti, Nero belajar untuk kembali menjadi seseorang yang jauh lebih hangat. Orang yang lebih banyak tertawa, dan orang yang menghargai orang-orang di sekitarnya meskipun mereka tidak memberikan materi seperti yang Dad berikan padanya. Muti dan kehidupannya selama di Jakarta membuat Nero menjadi 'manusia' lagi.

Dan dari Viola, Nero belajar untuk mendengarkan apa yang benar-benar diinginkan oleh seorang wanita, juga belajar untuk bersikap tidak terlalu peduli dan melindungi lagi walaupun itu semua bisa dikatakan gagal total.

It Takes Two To TangoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang