Kenapa Nero merasa bahwa apa yang akan Dad katakan ini adalah sesuatu yang buruk? Sesuatu yang mungkin berbeda dengan apa yang selama ini diyakininya? Melihat Dad sekarang, dari jarak sedekat ini, membuat Nero yakin bahwa Dad menyembunyikan semua kebenaran itu dari dirinya. Apa yang telah Mama perbuat sebenarnya?
"Apa seburuk itu?" tanya Nero akhirnya setelah keheningan cukup lama.
Dad tersenyum sambil melepaskan genggaman tangannya, dan kembali menatap danau di hadapan mereka. Ada dua angsa sedang berenang. Satu angsa terlihat mengejar angsa yang lebih besar di hadapannya, dan si angsa besar menjauh dari angsa kecil itu.
"Dad dan Mamamu seperti kedua angsa itu," kata Dad pelan. "Mengejar dan tidak ingin dikejar."
"Mama yang mengejar Dad?"
"Sebaliknya."
Kening Nero berkerut. Aneh rasanya membayangkan Dad yang dingin itu mengejar seorang wanita mungil seperti Mama. Dad pasti sudah menemui banyak wanita yang jauh lebih cantik dari Mama.
"Dad jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama. Dia wanita mungil yang gigih. Kebetulan saat itu, ia sedang mencari pekerjaan sampingan di restoran yang sering Dad datangi untuk makan siang."
Mendengar Dad membicarakan tentang cinta, terasa jauh lebih aneh lagi. Selama ini ia selalu berpikir jika Mama yang sangat mencintai Dad dan tidak mendapatkan balasan dari perasaannya itu. Itu juga yang dulu selalu Mama katakan. Bahwa Dad hanya mencintai pekerjaannya saja.
"Saat kami berkenalan dan menjalin hubungan, Dad pikir mamamu memiliki perasaan yang sama dengan Dad."
"Dan ternyata tidak?"
Kenapa Nero merasa bahwa apa yang Dad alami dulu sama dengan yang sedang dialaminya bersama Muti? Dad telah memberikan semuanya, bahkan yang terbaik untuk Mama, tetapi itu bahkan tidak berhasil membuat Mama tetap bertahan di sisi Dad.
"Ia pikir, Dad pria kaya yang bisa memenuhi semua kebutuhan kuliah dan hidupnya selama di sini," jawab Dad dengan muram. "Dia sangat marah dan merasa ditipu. Terutama saat tahu dia mengandungmu."
Hati Nero yang sudah hancur sekarang terasa diremas begitu kuat hingga rasanya sakit sekali. Jadi, selain tidak mencintai Dad, Mama juga tidak mencintainya? Itukah yang menjadi alasan Mama tidak membawanya pergi saat bercerai dengan Dad? Karena Mama tidak pernah benar-benar menginginkan dirinya?
"Dia bersikeras menggugurkanmu tetapi Dad tidak mengijinkannya. Dia bahkan berkali-kali menolak ajakan Dad untuk menikah dengannya."
"Lalu kenapa dia mau menerimanya?" tanya Nero penuh amarah.
Jauh lebih baik jika saat itu Mama melenyapkannya saja daripada membuat Nero menjadi anak yang tidak pernah diinginkan.
"Alasan itu baru Dad ketahui saat akhirnya Dad memergokinya dengan pria lain."
Nero mengepalkan kedua tangannya. Dad disakiti berkali-kali, wajar jika Dad menutup hatinya seperti itu.
"Pria itu kekasihnya selama ini. Mamamu menjalin hubungan dengannya dan dengan Dad."
Kepala Nero terasa pening sekarang. Jika Mama benar-benar menjalin hubungan dengan dua pria, apakah ia benar-benar putra kandung Dad seperti yang tadi pria itu katakan? Apa Dad tidak menyembunyikan kebenaran lain darinya?
"Jangan berpikiran macam-macam." Dad menjentik kening Nero dengan jemarinya. "Sudah kubilang kau anakku. Dad langsung melakukan tes DNA begitu kau lahir. Dan hasilnya, 100% kau darah dagingku."
Kelegaan membanjiri Nero di antara rasa sakit yang ia rasakan. Dulu, ia selalu berharap menjadi anak orang lain, tetapi sekarang Nero tahu jika di dalam hatinya, ia hanya menginginkan menjadi anak James Goldman.

KAMU SEDANG MEMBACA
It Takes Two To Tango
Fiksi UmumUntuk yang mau baca PART LENGKAPnya bisa baca di KaryaKarsa dan Playstore ya! Mencintai seorang wanita yang lebih tua bukanlah impian Nero Ganendra Goldman. Terlebih, ia tidak ingin jatuh cinta lagi setelah cinta tak terbalasnya selama bertahun-tahu...