Bagian 19

175 10 0
                                    

Sepulang sekolah anjani memilih kembali ke apartemen nya. Karena di sana lah tempat tenang untuk anjani. Walaupun itu tempat tinggal anjani dengan gara, namun anjani tidak merasakan kali dirinya tinggal bersama gara. Bahkan laki-laki itu jarang sekali pulang ke apartemen tersebut. Saat anjani berjalan menuju kamar apartemen nya dari arah jauh anjani melihat seseorang perempuan membawa koper dan beberapa tas yang cukup besar. Wanita itu duduk di depan pintu kamar apartemen kamar anaji. Dan dengan cepat anjani pun menghampiri wanita tersebut. Jujur saja saat ia melihat sosok wanita itu anjani terkejut. Karena itu adalah mama gara. Entah apa yang membawa mama gara ke apartemen itu anjani juga masih belum tau.

"Mamah? Mamah kok duduk di depan pintu kaya gini. Mamah bangun yuk jangan duduk di depan pintu gini" Ujar anjani sambil berusaha membantu mama gara agar bangun

Mama gara pun segera bangkit dari duduk nya dan menatap anjani "eh anjani, aduh jangan panggil mama. Panggil aja saya bunda yah. Soalnya saya suka nya di panggil bunda. Oke anjani?"

"O-okeh bunda" Jawab anjani sopan

Sang bunda pun segera menarik koper nya untuk bersiap masuk ke dalam "ohiya ini bunda mau kasih tau ke kamu, kalo bunda bakal tinggal di sini buat sementara waktu soalnya bunda kangen sama gara. Gapapa kan ya anjani??"

"Ihh bundah gapapa anjani seneng kok ada bunda jadi lebih rame. Soalnya di sini anjani juga sering di tinggal sendiri bundah sama gara" Jelas anjani dengan jujur

Bunda gara yang mendengar hal itu membuat nya mengerutkan alisnya "ohh jadi itu anak masih aja kaya gitu ya! Kamu tenang aja anjani. Nanti kalo dia hari ini balik ke apartemen ini bunda bakal kasih tau dia terus omelin dia! Pokoknya kamu tenang aja gausah takut ada bunda!"

"Eh bunda gausah. Anjani tau kok kalo gara punya kesibukan di luar sana. Jadi anjani juga gak keberatan kalo gara sering gak ada di rumah" Ujar anjani berusah menahan bunda gara untuk berbuat sesuatu kepada anaknya sendiri.

Sang bunda mulai memeluk tubuh mungil anjani dengan erat "maaf ya anjani anak bunda belum bisa bikin kamu bahagia. Bunda tau kok kalo kamu sering cemburu karena gara sesekali jalan sama Cewek lain tanpa kasih tau kamu. Maaf ya anjani bunda belom bisa ajarin anak itu dengan baik "

"Bundah jangan minta maaf. Anjani gapapa kok. Lagian ini kan pernikahan terpaksa bunda. Jadi mungkin gara emang masih belum ada perasaan yang bener bener yakin ke anjani" Jawab anjani dengan pelan pelan.

"Tokk.. Tok...... Tok.... "

"Tokk..... "

"Ada orang? Kalo ada orang anjani tolong bukain pintu nya dong. Gw mau masuk tadi lupa bawa kunci!" Seru gara di depan pintu kamar apartemen.

Saat anjani ingin membukakan pintu untuk gara. Bunda gara menahan tangan anjani dan menyuruh wanita itu untuk tetap diam di kamar. Bunda gara segera keluar membukakan pintu untuk anaknya sendiri. Saat pintu itu di buka Sang bunda sudah menatap tajam kearah gara sambil melipat kedua tangan nya di dada. Gara yang melihat hal itu sontak terkejut dan wajah nya berubah menjadi panik.

"Kamu seenaknya banget ya pulang!"

"E-eh bunda kok ada di sini si?"

"Ya bunda bakal tinggal di sini! Kenapa?"

"Ya gapapa bunda cuma kasih tau dulu!"

"Ya terserah bunda dong! Gak suka?!"

"Suka cuma kan kasih tau gara dulu"

Tak menjawab ucapan sang anak. Bunda gara segera menarik kuping gara dengan kencang dan membawa gara ke ruang tamu. Di sana bunda terus menatap gara dengan geram dan penuh kilap emosi.

ANGGARA RAYNOR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang