Bagian 28

158 9 0
                                    

"gimana? Masih sakit??? Mau gw bawa ke rumah sakit atau gw obatin pake kotak p3k Hem?? Itu pipi lu bengkak banget" ujar gara sambil memandangi pipi Anjani yang memerah dan sedikit membengkak

Tak mau membuat gara kesulitan, akhirnya Anjani pun menggeleng menolak "gapapa gara gausah lagian ini besok juga udah sembuh kok. Kamu gausah khawatir sampe segitunya,lagian yang di omongin papa aku ke kamu itu bener kan, aku tuh perempuan jalang yang gak pantes di tolongin"

"Shutt diem, kalo lu lanjutin kata-kata lu barusan gw bener-bener gak bakal maafin lu ya Anjani fariska" balas gara dengan kesal

rasa sakit bekas tamparan ayahnya tidak sepadan dengan rasa sakit hati gara melihat anjani di perlakukan kasar seperti itu entah di keluarga nya sendiri atau pun di keluarga gara, keduanya anjani tidak di terima dengan baik, wanita lugu polos dan mudah memaafkan kepada siapapun membuat gara tidak tega membiarkan anjani berjuang sendiri untuk melanjutkan hidup, gara paham yang di lewati anjani itu tidak mudah, dari ia kehilangan ibu nya, sahabatnya bahkan ia sekarang kehilangan semua keluargannya, Tempat bersanda saat ini hanyalah gara, yang bisa menolong wanita ini hanyalah gara. Mau tidak mau gara tetap harus bersama anjani karena anjani juga berjasa dalah hidupnya, berkat anjani gara bisa membebaskan diri dari neneknya yang terus memaksakan pilihan dalam hidup gara.

"kamu tau gak kalo clara itu sayang sama kamu"

"gw sebenernya sama clara itu temen masa kecil"

"lahh lea bukannya temen masa kecil kamu juga???"

"ya mereka berdua emang temen masa kecil gw"

"temen masa kecil kamu cewek semua ya??? kok serem sih"

"kenapa serem dah?? emang gw setan nakutin"

jawaban gara membuat anjani terkekah geli,gara yang melihat hal itu merasa bahwa anjani meledeknya, saat itu juga gara memeluk tubuh anjani dari belakang dan mulai menggelitiki perut wanita itu, sontak anjani melonjak kegelian namun gara menahan wanita itu agar tidak kabur ke mana mana, tetapi anjani berusaha kabur dari laki-laki itu agar gara berhenti menggelitiki perutnya.

"stoppp garaaa ihhhh geliii!!!!" rengek anjani seperti anak kecil

gara tersenyum sinis dan berhenti menggelitiki wanita itu, ia semakin kencang melingkarkan tangannya di perut anjani "shutttt gw kan udah gak gelitikin lu lagi, jadi lu gausah kabur lagi dari gw anjani. Awalnya gw bingung ngeliat lu pas pertama kali di sekolah, gw saat itu selalu mengaggap lu cewek goblok dan polos yang gatau apa apa. Tapi makin kesini gw makin paham kenapa lu begitu"

"aku gak pernah berharap di lahirin gara, dulu mamah aku cerita ke aku. Papah aku terpaksa nikahin mamah aku karena pas mereka pacaran mamah aku hamil dan itu adalah aku, di sana orang tua papa aku gak setuju mereka nikah tapi mereka tetep melangsungkan pernikahan tanpa izin kedua orang tua. Saat mereka nikah kehidupan mereka baik baik aja tapi saat aku lahir dan nenek aku dateng ke rumah papah aku dan mamah aku di sana semuanya berubah, nenek aku ngasih uang 15 miliar ke mama aku buat jauhin papa aku tapi di sana mama aku nolak dan tetap bertahan sama papah aku" jelas anjani sambil menahan air matanya agar tidak jatuh saat di tengah-tengah ceritannya

melihat anjani yang tak kuasa menahan air matanya gara memeluk wanita itu dengan erat dan mengecup puncak kepala anjani dengan lembut "udah kalo lu emang gak sanggup ceritain semuanya ke gw gak usah di ceritain dulu, daripada lu nanti nangis sesegukan"

"ngga ngga anjani harus ceritain semua ke gara biar ngga salah paham!!" balas anjani yang tetap kekeh dengan pendiriannya

laki-laki itu pasrah dan anggakat tangan "woyyy santai kali, yaudah kan tadi gw cuman nawarin kalo lu gak sanggup cerita yaudah jangan di lanjutin gw kan kaga maksa coyy, kalo mau lanjut silahkan lah di lanjut"

ANGGARA RAYNOR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang