Happy Reading!^^
.
.
.
***
Jeno tiba di depan pintu unit apartemen Hyera setelah memakan waktu cukup singkat karena laki-laki itu memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tanpa menunggu berlama-lama, laki-laki itu langsung menekan beberapa angka yang sudah ia hapal di luar kepala dan bergegas masuk ke dalam sana dengan rasa cemas luar biasa.
Begitu tubuhnya melewati pintu utama, sepasang mata Jeno langsung disuguhi keadaan ruang tengah yang diselimuti gelap gulita. Ia yakin, Hyera pasti ketiduran dan melewatkan jam makannya lagi.
Sambil melangkah, jemari Jeno juga meraba-raba dinding sekitar untuk mencari saklar dan menghidupkan semua lampu yang berada di dalam apartemen milik gadisnya. Jeno tersenyum tipis begitu melihat semua ruangan di apartemen ini tertata rapi. Ia sepertinya baru menyadari bahwa gadisnya sangat menyukai kerapihan dilihat dari pergerakan Hyera tadi sore yang langsung membereskan ruangannya di kantor tanpa pikir panjang. Padahal jika Hyera tak membereskannya pun, Jeno yakin keesokan paginya ruangan itu akan kembali rapi karena ada petugas kebersihan. Namun sepertinya Hyera memang tidak tahan melihat ruangan yang kotor atau berantakan.
Hhhhh.. sekali lagi Jeno baru mengetahui tentang gadisnya. Ucapan Lami beberapa menit yang lalu kembali menghantam ulu hatinya.
Benar. Selama ini Jeno telah egois. Ia selalu menuntut semua orang terutama Hyera untuk mengerti dirinya, namun ia sendiri justru bersikap tak acuh pada sekitarnya.
Jeno menunduk, kembali merasa kalah telak begitu otaknya mengira bahwa Eric mungkin lebih tau segalanya tentang Hyera. Sementara dirinya yang selama ini berkoar-koar bahwa ia sangat mencintai gadis itu nyatanya adalah orang yang paling tidak tahu apa-apa.
Setelah menghidupkan seluruh lampu dan puas merenung, Jeno berbalik untuk melanjutkan langkah ke arah kamar gadisnya.
Jeno berbaring di sebelah Hyera setelah sebelumnya berdiri cukup lama di sisi ranjang dan menimang apakah ia harus tetap disini atau tidak. Hatinya ingin disini untuk menjaga Hyera, namun logikanya menolak karena malu dengan perlakuannya pada Hyera selama ini terutama saat tadi sore.
Laki-laki itu menatap lekat wajah damai Hyera yang tengah tertidur. Terlihat pulas dan juga nyenyak. Melihat itu, Jeno semakin merasa bersalah dan lantas menghentikan gerakan tangannya yang hampir akan merengkuh tubuh sang kekasih dalam dekapan. Dirinya merasa tidak pantas, juga tidak ingin membuat tidur nyenyak gadis yang dicintainya itu terganggu.
"Maaf. Maafin aku, Ra" lirih Jeno teramat pelan.
Tidak bisa menahan lagi, Jeno akhirnya memberanikan diri untuk mengusap peluh yang keluar dari wajah pucat Hyera. Begitu tangannya menyentuh kulit sang kekasih, alangkah terkejutnya Jeno begitu merasakan suhu yang amat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Toget(her) - Lee Jeno [COMPLETE✓]
FanfictionNiat awalnya, Jeno hanya ingin menjadikan seorang gadis dingin bernama Jung Hyera sebagai taruhan bersama kelima temannya. Tapi sayang, semua berubah ketika hatinya justru terperangkap dalam permainannya sendiri. "L-lo tau?" "Rencana lo terlalu muda...