Happy Reading!^^
.
.
.
**
Hyunjin sudah keluar dari rumah sakit dari 2 hari yang lalu, dan hari ini laki-laki itu sudah mulai berangkat ke sekolah seperti biasanya.
Baru saja sampai di parkiran, Hyunjin lantas bergegas untuk mencari Nancy. Rencananya hari ini dia akan minta maaf pada kekasihnya itu. Sebenarnya sudah dari kemarin-kemarin dia ingin menghampiri Nancy, namun Felix mengatakan untuk membiarkan saja dulu. Takut jika Nancy masih marah dan malah berakhir bertengkar lagi nantinya, secara Hyunjin kan emosian.
Tujuan utama Hyunjin adalah kelas Nancy. Biasanya, jika pagi-pagi gadis itu lebih suka berdiam diri di kelas sambil membaca novelnya. Langkah laki-laki itu semakin cepat seiring dengan kakinya yang kian mendekat dengan kelas sang kekasih.
Setelah tiba di depan pintu kelas Nancy, Hyunjin menghela napasnya untuk menenangkan detak jantungnya yang tidak karuan. Ini dia deg-degan gini berasa kayak pertama kali pdkt-an sama Nancy dulu. Bedanya kalo dulu deg-degan karena seneng, kalo sekarang deg-degan karena takut dicuekin atau yang lebih parah di gampar. Hih, hanya membayangkannya saja sudah membuat laki-laki itu bergidik ngeri. Masalahnya wanita jika sedang emosi galaknya akan melebihi macan. Hyunjin jadi merutuki dirinya lagi karena sudah tidak mempercayai kekasihnya dan berakhir menyesal seperti ini.
Laki-laki itu menarik napasnya perlahan dan berdoa di dalam hati agar Nancy mau berbaik hati menerima permintaan maafnya.
Perlahan, kepalanya melongok ke dalam kelas memastikan Nancy sudah tiba atau belum. Bahunya merosot dengan otomatis saat tidak menemukan orang yang tengah dicarinya di dalam sana. Apa dia yang datang terlalu pagi? Tangan kanannya merogoh saku celana untuk mengambil ponsel dan mengecek pukul berapa sekarang. Dan benar saja, ternyata memang dia yang kepagian.
Dengan tidak rela, dia berbalik berniat pergi ke kelasnya. Mungkin nanti dia akan kembali lagi kesini agak siangan untuk mencari Nancy. Tetapi baru saja berbalik, tubuhnya langsung kaku saat menemukan seseorang yang baru saja dicarinya.
"N-Nancy?" Gugup Hyunjin. Rasanya semua kalimat yang sudah disusun rapi untuk meminta maaf pada sang kekasih menguap begitu saja dan membuat laki-laki itu mematung di tengah pintu kelas dengan wajah bodohnya.
"N-ngapain kamu—lo disini?" Sepertinya, bukan hanya Hyunjin yang gugup. Karena nyatanya Nancy juga sama gugupnya dengan laki-laki itu. Namun dengan sebisa mungkin, gadis itu menampilkan raut datarnya meski sebenernya dia sendiri sudah ingin memeluk Hyunjin saking rindunya karena sudah beberapa hari tidak bertemu.
"A-ah.. eumm a-aku nyari kamu"
"Mau ngapain?"
"C-cuman mau ngomong sama kamu, sebentar aja. Bisa kan?"
"Tapi aku—gue ga mau ngomong sama l-lo!" Demi Tuhan... Nancy sudah berniat akan bersikap tak acuh pada Hyunjin tapi jatuhnya malah lucu. Dia bahkan tidak berani menatap Hyunjin langsung karena takut.
Takut ambyar.
Halah.
Hyunjin cemberut saat sadar jika sedari tadi kekasihnya ini berbicara mamakai kata lo-gue.
"Nancy please! Dengerin aku dulu"
"Ga! Gue ga mau denger! Minggir gue mau masuk" jawab Nancy seraya menggeser tubuh Hyunjin dari depan pintu.
"Ga! Sebelum kamu kasih kesempatan aku buat ngomong, aku ga akan biarin kamu masuk" ucap Hyunjin sambil menggenggam erat tangan Nancy.
"Ck! Gue bilang ga mau ya ga mau! Lo denger ga sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Toget(her) - Lee Jeno [COMPLETE✓]
FanficNiat awalnya, Jeno hanya ingin menjadikan seorang gadis dingin bernama Jung Hyera sebagai taruhan bersama kelima temannya. Tapi sayang, semua berubah ketika hatinya justru terperangkap dalam permainannya sendiri. "L-lo tau?" "Rencana lo terlalu muda...