eins

908 64 0
                                    

Tap.. Tap.. Tap...

Seorang gadis meringis saat ia sedang diseret oleh seorang pria yang pendek? Untuk pergi menuju menemui atasannya.

Tangannya diikat dengan borgol, dan ia diseret oleh pria itu yang sambil menjambak rambutnya.

Saat telah sampai didepan pintu, pria itu langsung membuka, dan mendorong gadis itu kedalam ruangan, dan berhasil membuat dagu gadis itu bertemu dengan tanah.

"Sakit... " Ringis gadis itu pelan.

Awas saja! Pasti akan kubalas si pendek itu! batin gadis itu geram.

"Apakah dia yang mereka maksud?" Tanya seorang pria yang tadi sedang duduk, dan sekarang berdiri berjalan menghampiri gadis yang masih tergeletak menunduk di lantai.

Gadis itu mendongak melihat sesosok pria tinggi, dengan rambut blonde dan mata biru menyalanya.

Erwin smith batin gadis itu mengenali sosok pria yang sekarang sudah berdiri dihadapannya.

Ia mengenali pria itu, adalah komandan survey cops, dan yang membawanya tadi adalah Levi Ackerman. Gadis itu tahu, karena hari-harinya, adalah bolak-balik menyusup ke bawah tanah dan ke dunia atas.

"Ya, jujur saja. Menangkap bocah itu lumayan membuatku kesusahan," ucap Levi dengan wajah datarnya.

"Itu berarti, kemampuannya tidak bisa diragukan jika kau kesusahan menangkapnya," ucap Erwin tersenyum tipis menatap gadis itu.

Levi hanya berdecih kala mendengarnya.

"Apa mau kalian?" Tanya gadis itu dingin.

"Sebelum aku mengatakan padamu, apa mau kami... Borgolmu harus terlebih dahulu dilepas," ucap Erwin berjalan ke belakang gadis itu dan membuka borgol nya.

"Jangan mencoba melawan, atau aku akan langsung memenggalmu sekarang juga," ucap Levi dengan dinginnya.

Erwin telah melepaskan borgol nya, dan berjalan kembali ke hadapan gadis itu.

"Pertama-tama, aku akan memperkenalk-"

"Tak perlu. Aku sudah tau," potong gadis itu menatap Erwin dengan tatapan dingin.

Erwin tersenyum kembali."Sepertinya kau memang benar benar sudah tau, karena sering bolak balik menyusup ke atas sini kan?"

Gadis itu berdecih. "Aku tak punya tempat tinggal, jadi terserah aku mau kemana."

"Siapa namamu, nak?" Tanya Erwin.

Gadis itu menatapnya sebentar, memikirkan apa yang harus dikatakannya.

"Nyx," ucapnya.

"Nyx? Hanya itu?" Tanya Erwin mengangkat satu alisnya.

"Ya."

Erwin menghela nafas ringan, dan bertanya kembali. "Berapa umurmu?"

"Tigabelas," ucap Nyx.

"Kau masih mempunyai keluarga?" Tanya Erwin lagi.

"Tidak, sama sekali. Ayahku baru saja meninggal setahun lalu," jawab Nyx lagi.

"Baiklah... Nyx, kau tau kenapa kau berada disini?" Tanya Erwin lagi.

"Aku tau. Aku ketahuan menyusup oleh para polisi militer, dan kemudian membunuh mereka-"

"Dan juga membunuh orang orang dibawah sana," sambung Erwin terhadap perkataan pengakuan.

"Aku membunuh orang orang jahat dibawah sana," ucap gadis itu.

"Menurutmu siapa yang jahat? Kau atau para polisi militer yang akan menangkapmu?" Tanya Erwin mengintimidasi.

"Aku tidak akan jahat, jika mereka tidak menggangguku, untuk membunuh orang jahat," ucap Nyx.

"Kenapa kau beranggapan bahwa orang orang itu jahat?" Tanya Erwin sekali lagi, yang membuat Nyx sudah kesal daritadi di tanya tanya.

"Mereka sangat egois dan kejam terhadap orang orang yang membutuhkan lebih dari mereka. Mereka memperlakukan buruk orang yang mereka anggap lebih lemah dari mereka... Dan itu membuatku kesal. Walaupun aku tau, kejahatan dibawah sana tidak akan ada habisnya!"

"Tapi, aku akan menyelamatkan siapa saja, yang kulihat kesusahan dibuat oleh mereka yang jahat... Dan yang melakukan jahat kepada mereka, akan menerima hukumannya," ucap Nyx geram mengingat semua yang terjadi dibawah sana.

"Begitu?... Bagaimana dengan kau yang diduga mencuri makanan?"

"Aku memberikannya kepada orang orang yang kulihat membutuhkan, dan orang orang yang kelaparan. Tapi saat aku telah memberikannya, pasti ada saja yang akan menggangguku... Makanya aku membunuh mereka," ucap Nyx kembali, ia mengepalkan tangannya kuat.

"Kau tau, kau telah menjadi buronan para polisi militer. Mereka sangat marah akan kejadian tersebut... Tapi, untung saja Levi telah mendapatkanmu terlebih dahulu dari mereka," Erwin menggantung kata katanya sebelum melanjutkan.

"Aku punya pilihan terhadapmu.
Kau, akan kami serahkan kepada resimen polisi militer, dan kau akan di penjara, mendapatkan hukuman berat, dan kemudian di eksekusi atas tindak kriminalmu. Atau..."

"Bergabung bersama survey cop, yang berada di bawah pimpinanku. Kau akan mendapatkan pelatihan, dan tinggal disini tanpa gangguan gangguan, yang kau rasakan sehari hari dibawah sana."

Pria itu menatapnya intens.

"Aku Erwin Smith! Komandan pasukan survey cops, akan bertanggung jawab akan dirimu, dan mengajakmu bergabung bersama kami!" Ucap pria blonde itu dengan suara dan wajah yang tegas dan berwibawa.

Dan kemudian ia mengulurkan tangannya kepada Nyx, menunggu persetujuan dari gadis malang itu.

"Oi Erwin, kau yakin dengan tawaranmu itu?" Levi memicingkan matanya kepada sang komandan.

Sedangkan Nyx? Gadis itu masih menimang nimang perkataan dan tawaran Erwin tadi.

Mata onyx nya menatap pria blonde itu dengan tatapan yang sulit diartikan, apakah ia harus percaya kepada pria dihadapannya itu, untuk menjamin kehidupannya?

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang