"Aku komandan pasukan pengintai, Erwin smith. Di pemilihan pasukan kali ini, aku ingin mengajak kalian bergabung bersama kami.
Aku tau kalian telah melihat betapa menakutkannya titan! Tapi kali ini untuk pertama kalinya manusia selangkah lebih dekat pada kemenangan, dengan adanya Eren Yaegar....."Nya tengah menyimak dengan diam, Erwin yang sedang berpidato di atas panggung podium. Dirinya berada di belakang panggung, tanpa berniat menampakan diri.
"Dirumah bawah tanah di kediaman keluarga Eren, memendam semua rahasia titan yang bahkan belum diketahui oleh kita semua, bahkan Eren sendiri"
"Maka, tujuan kita adalah ruang bawah tanah di Shiganshina. Tapi sebelum itu, kita harus merebut tembok Maria kembali," Erwin terus menjelaskan mengenai pengintaian keluar tembok dan rencana merebut kembali tembok Maria.
Banyak prajurit yang sudah ngeri, dengan apa yang dikatakan Erwin dari awal.
Terlihat dari mimik wajah mereka, bahwa mereka tidak berniat sama sekali, akan bergabung ke dalam pasukan pengintai.
"Hoo, melihat dari wajah mereka saja sudah tertebak hasilnya seperti apa," bisik Rolan.
Herrik mengangguk setuju.
"Tapi dengan semuanya yang telah komandan katakan kepada mereka, pasti yang akan tertinggal disini, adalah seorang prajurit yang bernyali tinggi dan siap untuk mati, kapanpun," tambah Rika.
Nyx tidak mempedulikan percakapan ketiga rekannya, lebih memilih fokus dengan yang daritadi Erwin sampaikan.
"Sekian, bagi yang ingin bergabung dengan pasukan lain, silakan bubar," final Erwin, mengakhiri pidatonya.
Mendengar itu banyak Prajurit yang meninggalkan tempat, dan yang tinggal ditempat itu, hanya sekitar kurang lebih dari dua puluh orang.
Nyx melihat para prajurit yang rela untuk tetap tinggal disana. Pandangannya tertuju kepada, laki laki kekar, dengan rambut emasnya, Reiner.
Dia tidak menyangka, pria itu akan bergabung ke dalam pasukan pengintai, yang padahal dirinya berada di peringkat kedua, setelah Mikasa Ackerman.
Seketika, Nyx jadi mengingat pertemuan bahkan perkenalan aneh hari itu, saat mereka bertemu dibawah senja.
Sial. batin Nyx menutup wajahnya dengan satu tangan.
"Siapa tadi yang mengatakan, yang akan tinggal hanya dua puluh orang?" Ujar Herrik membenarkan kacamatanya.
"Sepertinya, tidak ada satupun dari kita yang mengatakannya," jawab Rika.
"Bagaimana dengan Nyx? Aku lupa jawabannya tadi," tanya Herrik menatap Nyx yang tak jauh berdiri di dekat mereka bertiga.
"Dia hanya mengatakan yang pasti tidak banyak." Ucap Rolan melipat tangannya di dada.
"Ya, sudah tertebak pasti jawaban si kutub itu, akan begitu!" Ucap Herrik mengangkat kedua bahunya acuh.
"Tak usah heran lagi," sambung Rika menggeleng gelengkan kepalanya.
Dan belum disadari, Nyx mendengar percakapan mereka dari tadi, dan sedang menatap mereka bertiga dengan dingin dari belakang.
"Emm.. S- sepertinya hawa malam ini, sa -sangat dingin ya?" Ucap Rika berdigik ngeri, sambil memegang tengkuknya.
"E-eh!? Y-ya, kupikir juga begitu...."
___
"Bagaimana menurutmu, tentang pelantikan prajurit kali ini?" Tanya Erwin kepada Nyx yang sedang membantuny, membereskan berkas berkasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️
Fanfiction[ REINER BRAUN X OC/READER) Wegen dir, deine Anwesenheit. Iris berwarna Onyx itu terlihat sangat gelap dan gelap.. Tapi, dibalik semua kegelapan itu, terdapat sebuah cahaya yang sudah lama tidak muncul dari sana. Iris merah darah itu menjelaskan sem...