sieben

144 16 0
                                    

Setelah berlama lama disana, Nyx pamit untuk kembali ke markas pasukan pengintai.

Hari sudah mulai gelap, Nyx memacu kudanya santai, tanpa berniat untuk cepat cepat sampai ke markas.

Nyx sampai didepan pintu ruangan Erwin, dan mengetuk nya sebelum masuk.

"Masuk," ucap seseorang dari dalam.

"Erwin, apa kau sibuk?" Tanya Nyx mengintip dengan kepalanya ke dalam.

Erwin melihatnya hanya terkekeh pelan, dan mempersilahkan Nyx untuk masuk.

"Tidak juga. Masuklah, Nyx," ucap Erwin dan melanjutkan kembali pekerjaannya.

Nyx berjalan ke arah meja Erwin, dan duduk di hadapan pria itu.

Nyx menatap apa yang sedang dikerjakan. Lebih tetapnya di amati oleh Erwin. Sebuah gambar, seperti formasi yang sedang dibuatnya.

Nyx menyandarkan kepalanya di meja milik Erwin.

"Apa itu bentuk formasi kita, nantinya saat akan ekspedisi?" Tebak Nyx memoerhatikan setiap garis koordinat yang dibuat Erwin disana.

"Tepat," ucap Erwin tanpa menatap ke arah Nyx. Sang komandan terlihat fokus dan santai mengamatinya.

"Kau tidak lelah?" Tanya Nyx menatap lurus ke arah Erwin.

Erwin melirik gadis itu sedikit dan mengangkat satu keningnya, mendengar pertanyaan yang baru saja Nyx lontarkan.

"Maksudku, kau terus menghabiskan waktumu untuk pekerjaan, bahkan jam tidurmu saja sangat tidak beraturan. Sampai mati kau akan terus seperti itu," ucap Nyx mengangkat kepalanya, dan menatap lurus ke arah iris biru Erwin.

"Aku tau kau khawatir padaku, Nyx. Tapi, inilah tanggung jawabku, saat aku diangkat menjadi seorang komandan, aku sudah mempertimbangkan segala sesuatu yang akan terjadi. Dan... Aku tidak akan pernah menyesal dengan keputusanku," ucap Erwin dengan nada tegas.

Nyx hanya berdecih pelan dan membuang mukanya kesamping.

Erwin hanya terkekeh melihat tingkah gadis itu.

"Daripada memikirkanku, bukankah lebih baik kamu memikirkan si pria itu, yang baru saja membuatmu masuk dalam zona cinta?" Goda Erwin kepada Nyx.

"Apa apaan?! Kau seharusnya tidak perlu mendengar ucapan si hidung fitnah itu!" Kesal Nyx dan langsung menatap Erwin tajam.

"Mana ada seseorang dengan hanya indra penciuman nya, dapat mengetahui perasaan orang lain!" Gumam Nyx mengembungkan pipinya sebal.

"Eh? Ternyata benar, aku harus menggodamu dengan zona cinta agar sifat utama mu hilang," goda Erwin lagi.

"Erwin!" Pekik Nyx dan muncul semburat merah diwajah gadis itu.

Erwin tertawa renyah, suka sekali jika sudah menggoda gadis itu, sampai sikap dingin dan kasarnya benar benar hilang.

Tiba tiba pintu terbuka, dan menampilkan sosok pria jangkung, dengan surai jerami, yang baru saja dibicarakan tadi.

"Aku mencium aroma, bahwa ada yang sedang membicarakanku di ruangan sini."

___

AAAAAAAAAA

"Sony!! Ben!!" Tangis histeris Hange saat melihat kini kedua titan yang akan dijadikan bahan eksperimennya, telah mati dibunuh oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya.

"Bohong! Ini bohong kan!" Teriak Hange yang masih histeris, kedua titannya hanya tersisa tulang.

Nyx yang melihat kejadian dramatis itu, hanya menghela nafas.

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang