zwei

234 25 0
                                    

Para cecunguk itu! Mau apa mereka kemari!?

Disinilah Nyx berada, di atas dinding shiganshina yang beberapa jam lalu, telah di tembus dan dihancurkan gerbangnya oleh Titan kolosal, yang entah darimana munculnya.

Belum lagi muncul Armor Titan, dan kemudian menghancurkan gerbang Maria. Ia benar benar akan gila sekarang, kehidupan dimana saja yang akan dia tempati, sama saja! Sama saja, terus menguji mentalnya...

Setelah dua tahun bergabung dengan survey cops, hidupnya sedikit lebih baik, ia bisa mendapatkan orang orang disekitarnya yang menerimanya, walaupun masih ada juga orang orang bodoh disekelilingnya.

Tapi sekarang, dirinya akan diuji kembali dengan kejadian mengerikan ini. Ia melihat kebawah, mayat bertebaran dimana mana, dan bau darah yang sangat menyengat.

Gadis itu menggenggam erat kalung liontin merahnya, mengingat itu adalah pemberian dari ibunya sebelum meninggal.

"Maafkan ibu, Nora-chan.. Hanya ini yang bisa ibu berikan padamu. Apakah Nora ingin sesuatu?"

Nora kecil menggeleng.

"Liontin ini sangat sangat indah dan sangat spesial bagi Nora, dan Nora akan menjaganya baik baik. Dan ibu tak perlu minta maaf!"

"Nora tak akan meminta apapun kepada ibu.. Tapi, Nora hanya ingin satu hal!"

"Hmm, apa itu?"

"Tetaplah bersama Nora, menyayangi Nora, dan mencintai Nora dan juga ayah... Itu saja! Nora sudah sangat senang!"

Ibu Nora terharuh kala mendengar perkataan anak gadisnya, dan segera memeluk Nora hangat.

"Wah, anak ayah sudah pintar ya!' ucap ayah Nora dan mengusap lembut kepala anaknya."

"Tentu saja! Nora kan pintar seperti ibu!' Nora berkata dengan bangga."

"Eh, bagaimana dengan ayah? Apa ayah tidak?'' ucap ayah Nora cemberut.

"Bukan- bukan begitu, yang akan menjadi pintar seperti ayah adalah adikku yang ada di dalam perut ibu.' ucap Nora."

Tiba tiba seseorang mendarat, berdiri di sampingnya, dan memecahkan lamunan gadis itu.

"Oi, bocah! Apa yang kau lamunkan?" Tanya Levi tiba tiba berdiri di samping Nyx.

"Ada apa?" Nyx bertanya tanpa menatap manusia pendek disampingnya.

"Erwin memanggilmu," ucap Levi dengan wajah datar menyebalkan.

"Baiklah," ucap Nyx dan segera bermanuver turun dari atas tembok, meninggalkan Levi.

"Tck, bocah itu!" Levi berdecak, kemudian mengikuti Nyx dari belakang.

___


"Ada apa, Erwin?" Tanya Nyx kepada sang komandan, tanpa memakai embel embel komandan.

Wanita itu mengalihkan pandangannya, ia melihat tiga orang berdiri berjejeran disana, menatapnya dengan heran.

Ada pria yang berkacamata, lalu seorang gadis aneh, dan kemudian seorang pria berambut ginger bodoh, yang daritadi menatapnya.

Mereka terlihat sedikit lebih tua dari Nyx. Si pria berambut ginger, tersadar kala Nyx sedang menatapnya, dan wajahnya langsung memerah.

Yaampun, cantik sekali! Batinnya malu.

Nyx menatap ketiganya secara bergantian dan langsung mengalihkan kembali pandangannya, kepada si pria blonde dihadapannya.

"Hey, siapa dia? Tidak sopan sekali!" Bisik pria berkacamata, pada kedua temannya.

"Diamlah! Dia mendengarmu bodoh!"
Ucap si pria berambut oranye, menyikut si pria kacamata.

"Aduh!" Ringis si pria berkacamata jelek.

"Mungkinkah dia yang menjadi kapten regu kita?" Kini si gadis aneh yang berkata.

"Erwin, sebenarnya ada apa ini?" Tanya Nyx menatap intens Erwin.

Erwin menghela nafas. "Sebaiknya kau berkenalan dulu kepada calon teman teman regumu," ucap Erwin menatap ketiga trio aneh tadi.

"Calon teman teman reguku? Apa maksudnya itu?" Tanya Nyx curiga kepada komandannya.

"Aku akan menjadikanmu sebagai kapten regu, dan mereka akan menjadi rekanmu yang baru," ucap Erwin dengan tegas.

"Sudah kuduga!" Pekik pelan si gadis ameh dengan semangat.

"Oi oi oi! Rika, kenapa kau seperti senang sekali begitu?" Tanya si kacamata berbisik.

"Tentu saja, bukankah dia keren!? Kan Rolan?" Ucap si gadis aneh yang bernama Rika, kepada si pria berambut ginger.

"Dan juga mempesona," ucap Rolan dengan semburat merah diwajahnya.

"Cantik sih, tapi dengan wajah datarnya seperti itu, apa gunanya.
Ekspresinya seperti tak ada semangat hidup saja," ucap si kacamata jengkel kepada kedua temannya itu.

Rika dengan segera menyikut kuat perut pria berkacamata itu.

Uhukk

"Herrik aho! Tidak baik berbicara seperti itu!" Ucap Rika kesal.

Nyx sedikit terkejut. Kapten regu? Teman teman? Rekan baru? Si trio aneh itu?

"Apakah kau sudah merencanakannya sedari awal?" Tanya Nyx.

"Tidak juga. Aku memutuskan untuk membentuk regu baru yang berada dibawah pimpinanmu, karena mengingat kondisi yang saat ini terjadi, membuatku berpikir bahwa sebaiknya aku membentuk regu baru, untuk berjaga jaga nanti jika akan terjadi sesuatu..."

"dan juga kemampuanmu, dan Levi, seharusnya kalian dipisahkan. Karena mengingat kalian berdua adalah yang terkuat disini, maka kalian harus dipisahkan agar seimbang," ucap Erwin memandang kedua bawahan terkuatnya dengan tegas.

"Aku tidak suka jika ada orang lain menggantung dibawahku, tapi setidaknya aku bebas dari pengawasan si cebol itu, dan aku tidak akan di atur atur lagi olehnya. Benar kan, Erwin?" Nyx bertanya dan menyeringai tipis. Ia sangat berterima kasih kasih kepada Erwin untuk ini.

Levi yang mendengarnya berdecih.

"Cih, bergantung apanya. lagipula kami tidak akan bergantung kepadamu, kapten!" Ucap Herrik, dan memperbarui kacamatanya yang terlucur tadi.

"Jangan ragukan kami, loh," sambung si ginger.

"Ya, itu benar!" Pekik Rika semangat berapi api.

"Lihat itu, Nyx? Mereka menerimamu," ucap Erwin tersenyum dan mengusap lembut kepala Nyx.

"Baiklah... "

𝐃𝐄𝐈𝐍𝐄 𝐀𝐍𝐖𝐄𝐒𝐄𝐍𝐇𝐄𝐈𝐓 | 𝐑𝐄𝐈𝐍𝐄𝐑 𝐁𝐑𝐀𝐔𝐍✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang