Ch.14 Akibat Pulang Malam

3.7K 93 0
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Ghea duduk di depan meja sebuah cafe bersama keempat temannya. Ada Mia dan dua wanita lain. Mereka saling mengenal sejak dua tahun lalu saat pertama masuk kuliah.

“Hari sudah hampir malam, Mia. Aku tidak boleh pulang terlalu malam. Aku sekarang tinggal dengan Daddy Sean,” ucap Ghea bolak-balik melihat jam di tangan.

Mia mengembus jengah. “Ini baru jam tujuh malam, Ghea. Please, Evander tadi mengatakan dia akan sedikit terlambat.”

“Dia sudah terlambat hampir tiga jam dan mau sampai kapan kamu menunggunya?” tukas sang gadis berwajah Asia kepada teman baiknya.

“Astrid dan Stefanie sudah pulang duluan, sementara kita masih di sini menunggu orang yang baru kita kenal tadi siang?” gerutu Miss Kingston semakin cemberut.

“Ayolah, Ghea. Sabar sedikit, apa kamu tidak kasihan denganku?” rayu Mia merangkul dan mencubit gemas pipi kemerahan.

“Jangan dicubit begitu! Sakit!”

“Oh, ya, sorry! Aku lupa kalau ada lecet-lecet!” kekeh Mia memeluk manja dan tertawa lepas.

Mendadak, suara berat dan mendayu terdengar dari sisi mereka. “Hai, Girls. Maaf karena aku datang terlambat sekali.”

Evan telah hadir di tengah mereka. Tubuh gagahnya berdiri di samping meja dan langsung membuat dua pasang mata terbelalak. Bagaimana tidak terkejut? Lelaki itu datang dengan wajah yang tidak semulus tadi siang. Ada memar serta sedikit lecet di sana.

“Kamu kenapa?” pekik Mia langsung mendekat dan ingin mengusap wajah tampan.

Namun, Evan menolak dengan memiringkan wajah agar jemari Mia tidak sampai mengenai wajahnya. “It’s nothing, aku baik-baik saja.”

Lalu, ia melirik pada Ghea. “Sepertinya sekarang aku sama sepertimu. Memiliki sedikit lebam di wajah?”

Ghea tersenyum kecut. Seandainya saja semua tahu dari mana ia mendapatkan luka-luka lecet dan lebam di wajahnya itu mungkin tidak akan ada yang menjadikannya bahan candaan. Hanya saja, ia sudah bercerita bahwa itu akibat dia jatuh sendiri dan mengenai pot bunga, bukan?

“Kamu kenapa bisa memar dan lecet begini?” tanya Mia terlihat sungguh peduli dan khawatir.

“Aku tadi berangkat kemari naik sepeda motor. Ada sedikit kecelakaan kecil di jalan. Aku bersinggungan dengan mobil dan ... yah, begini jadinya,” jawab Evan kemudian mengambil kursi dan duduk di sebelah Ghea.

Dengan cepat mencari cerita untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa ia baru saja baku hantam dengan Sean Lycus.

Lalu, matanya melirik segelas jus yang sudah habis dan piring snack kosong. “Aku pesankan lagi makanan dan minuman untuk kalian, ya?”

“Tidak usah!” tolak Ghea dengan cepat.

“Tentu saja! Pelayan!” angguk Mia.

Dua wanita dengan keinginan berbeda. Mata Ghea melotot pada sang sahabat, demikian pula sebaliknya. Mata Mia juga mendelik penuh makna.

Evan terdiam sebentar sebelum kemudian tertawa dan menggeleng santai. “Untuk menebus kesalahanku kepada kalian, biarkan aku memesankan minum dan makan.”

Mia sumringah, segera memanggil pelayan. “Kami akan order lagi!”

“Kamu mau apa?” tanya sang agen mata-mata bersuara lembut kepada Ghea. Setiap ia berbicara dengan gadis itu, nada suaranya berubah.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang