Ch.43 Cinta Butuh Pengorbanan

1.2K 37 0
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Wajah Sean sontak terkejut mendengar permintaan Ghea. Apa yang selama ini menjadi keresahannya seakan mulai terbukti, menyeruak ke permukaan.

“Apa maksudmu?” Hanya ini yang bisa ia ucapkan, saking terkejut dan gugupnya mendengar permintaan tersebut.

“Maksudku, bisakah Daddy mencari orang yang menubruk ayah ibuku hingga meninggal?” ulang Ghea menatap, berharap.

Kembang kempislah dada seorang Sean Lycus menghadapi Kucing Kecil yang mendadak berpikir ke arah sana. “Siapa yang membuatmu berpikir ke sana?”

Ghea tertegun, tetapi tidak menyebut nama Evan sama sekali. “Tidak ada yang membuatku berpikir ke sana. Aku berpikir sendiri.”

“Iyakah? Kenapa Daddy tidak percaya?” seringai Sean mendekatkan wajah, mengintimidasi. “Kenapa kamu bisa tiba-tiba berpikir ke sana, hmm?”

“Sebentar lagi genap satu tahun hari meninggalnya mereka. Aku selama ini terus merasakan sedih dan juga benci kepada sopir truk itu. Aku mau dia mendapat hukuman yang setimpal, Daddy!” ucap Ghea menjelaskan, tetap tidak mau menyebut nama Evan.

“Kalau sopir truk itu bisa tertangkap, lalu dihukum, dipenjara, tentu aku akan merasa tenang karena keadilan telah didapat,” pungkas sang gadis tersenyum lirih. “Tapi, kalau Daddy tidak mau, ya … tidak apa.”

Sean terdiam, lagi-lagi kelimpungan sendiri menghadapi gadis cantik yang selalu membuatnya jungkir balik. Tidak mengiyakan, seakan tidak peduli. Mengiyakan, namanya cari mati. Mencari sopir gadungan, siapa yang mau dipenjara atau disiksa atas sesuatu yang tidak dilakukan?

Pusing! Jelas pusing jika menjadi seorang Sean Lycus.

“Dulu Daddy mengenal ayahku di mana? Daddy belum pernah cerita,” ucap Ghea melanjutkan makan malamnya.

Menghela napas berat, Sean memutuskan untuk membiarkan permintaan tadi menggantung sebelum dia memiliki solusi tepat. “Aku dan Marcus berkenalan di sebuah acara bisnis. Dia konsultan bisnis. Kami bersahabat baik.”

“Suatu hari aku ada masalah, dia membantuku. Aku berhutang nyawa padanya dan kami berjanji untuk saling melindungi satu sama lain, termasuk keluarga kami.” Mata Sean terlihat menerawang saat bercerita.

“Daddy kena masalah apa?” kulik Ghea penasaran.

“Panjang ceritanya, yang jelas aku hampir mati waktu itu. Dia yang menyelamatkan aku. Dan aku … selalu tahu bagaimana membalas budi,” ucap Sean tersenyum dingin. “Termasuk keberadaanmu di sini adalah bagian dari balas budiku padanya.”

Ghea manggut-manggut, “Jadi, apakah Daddy masih tidak mau mencari sopir itu?”

“Akan kupikirkan. Sekarang yang menjadi target utamaku adalah balas dendam pada Marayan. Itu dulu, dan akan kupikirkan tentang sopir itu. Yang jelas, itu adalah murni kecelekaan, jangan berpikir yang bukan-bukan,” tandas Sean melirik tegas.

“Aku tidak ada pikiran bahwa itu bukan kecelakaan,” sahut Ghea menatap tertegun. “Berpikir yang bukan-bukan itu … pikiran seperti apa?”

Sean ingin menampar dirinya sendiri saat ini. Kenapa dia jadi salah berbicara? Malah membuat Ghea jadi ada pikiran lain selain kecelakaan.

“Tidak tahu, aku hanya asal berbicara. Sudahlah, lupakan masalah itu. Sekarang, kita bicara tentang aku dan kamu saja,” tanggap Sean mengalihkan pembicaraan.

“Sudah kukatakan, aku harus memikirkan lebih lanjut, Daddy. Aku … aku butuh waktu, please? Semua tentang hubungan Daddy dan Abigail membuatku resah,” geleng Ghea risau.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang