Ch.40 Apa Kamu Akan Membuangku?

1.8K 40 3
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Abigail tidak bisa menahan rasa panas membara di dalam hati. Pada akhirnya bertanya apakah Sean baru saja tidur dengan Ghea, dan apakah lelaki itu telah … jatuh cinta.

Ditanya sedemikian rupa, ekspresi wajah Sean sontak berubah. Menatap asisten pribadinya dengan tajam, lalu menjawab dengan desis dingin. “Urusannya apa denganmu kalau aku tidur dengannya, hah? Jangan ikut campur urusan pribadiku, Abby!”

“Aku tidak pernah ikut campur selama ini! Tapi, aku mengingatkanmu karena aku peduli padamu! Karena aku sayang denganmu!” engah Abigail mengucap sayang dengan berharap ada sedikit saja perubahan di sorot mata Sean kepadanya.

Namun, sama sekali tak terlihat perbedaan itu. Apa yang ia lihat tetap dingin, tetap tajam, tetap tak ada rasa yang sama kepadanya.

“Ghea adalah anak Marcus Kingston! Kamu bermain dengan api, Sean! Kamu ada di sana saat lelaki itu tewas bersama istrinya! Kamu terlibat dalam kematian orang tua Ghea!” seru Abigail sarat dengan emosi.

Sikap wanita itu membuat emosi Sean memuncak pula. Ia bekap mulut Abigail dan mendorongnya ke tembok. Suara sang asisten pribadi terlalu kencang!

“Kamu sengaja berteriak supaya Ghea dengar, hah? Fucking shit!” desis Sean menyeringai kejam. “Aku tak pernah suka ada yang mencampuri urusan pribadiku, dan kamu tahu itu!”

Lalu, ia melihat tetes bening mengalir dari pelupuk Abigail, membuatnya melepas bekapan di mulut. Memberikan sebuah penegasan ulang, “Apa yang kulakukan dengan Ghea adalah urusanku! Aku tidak mau kamu mencampurinya!”

Terisak, “Kalau kamu tidur dengannya, katakan padaku Sean … di mana posisiku berada setelah itu?” Abigail menatap lirih, sedih.

Pertanyaan yang kurang lebih sama seperti yang ditanyakan oleh Ghea, bukan? Dua wanita yang memiliki keresahan sama pada satu sama lain.

“Apakah akan ada yang berubah di antara kita? Aku tidak peduli jika satu jam lalu kamu menidurinya, lalu sekarang kamu ingin bercinta denganku. Sudah seperti itu di antara kita sejak dulu. Tapi … bagaimana dengannya?” lanjut Abigail masih terisak pilu.

Walau ia dikatakan wanita murahan sekalipun, bersedia tidur dengan Sean tanpa ikatan apa pun, hanya untuk menyenangkan bosnya … tetap saja, Abigail memiliki hati seperti wanita pada umumnya.

Melakukan semua itu karena ia memiliki rasa cinta luar biasa besar pada Sean Maximilian Lycus. Rasa cinta yang tak pernah dilihat sedikit pun oleh sang mafia. Rasa cinta yang ia pendam sendiri dalam hati karena tahu bosnya tidak pernah percaya apalagi menggubris segala sesuatu yang berhubungan dengan kata cinta.

Kini, mereka berdua bertatapan dengan udara tercekat di tenggorokan masing-masing. Kepala Sean dipenuhi dengan pertanyaan Ghea, dan kini juga semakin dijejali oleh pertanyaan Abigail.

“Kamu tidak bisa menjawabnya, ‘kan?” Abigail menitikkan butiran bening berkali-kali.

Baru kali ini Sean melihatnya menangis hingga terisak. Tujuh tahun menjadi asisten pribadi sekaligus tangan kanannya, sosok Abigail Landon bukanlah wanita cengeng. Sebaliknya, sebuah pistol Glock 42 selalu ada di hand bag pemilik rambut pirang tersebut.

“Apa yang tidak kuberikan padamu, Sean? Nyawa pun akan kuserahkan jika kamu memintanya. Hidupku untukmu, Darling ….” Abigail membelai pipi hingga dagu yang ditumbuhi janggut tertata rapi.

Sean terdiam, ia biarkan wanita itu menyentuhnya dengan lembut diiringi tetes air mata dan isak. Apa yang dikatakan Abigail selama ini untuknya memang selalu untuk kebaikannya sendiri. Namun, ia tidak bisa menahan hasratnya pada sosok Ghea Kingston.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang