Ch.37 Daddy! Aku Takut!

1.5K 42 0
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Sampai di acara makan malam dengan Gubernur New York, Sean dan Ghea turun dari kendaraan mewahnya. Gadis itu melingkarkan tangan di lengan Daddy angkatnya sambil tersenyum gugup karena banyak terlihat wartawan di sana mengambil gambar mereka berdua.

Kilatan cahaya blits dari lampu kamera sedikit membuatnya silau. “Apa selalu seperti ini, Daddy?” tanya Ghea terdengar risih.

“Ya, kurang lebih begitu. Dunia selalu ingin tahu siapa saja yang dianggap penting di kota ini, kota yang tidak pernah tertidur. Kota paling sibuk sedunia,” angguk Sean tersenyum dan melambaikan tangan pada beberapa wajah yang ia kenal.

“Aku merasa seperti seorang artis difoto terus menerus,” bisik Ghea membuat Sean tertawa pelan.

Lalu, lelaki itu membalas dengan berbisik pula. “Kamu cocok menjadi artis, karena kamu sangat cantik.”

Ada hati yang kembali berdebar mendengar itu. Akan tetapi, seperti yang sebelumnya, Ghea menutupi semua perasaan. Belum siap untuk melangkah lebih jauh.

Penerima tamu menghampiri, mengarahkan ke mana mereka harus melangkah. Setiap kursi sudah diatur oleh pihak penyelenggara. Meski tidak tertulis nama-nama secara khusus, tetapi di mana Sean dan Ghea duduk sudah ditentukan dari sebelumnya.

“Halo, Sean,” sapa seorang wanita yang mungkin berusia sekitar 40 tahunan. Ia mengerling dengan mata menggoda. Ketika sorotnya sampai pada Ghea, pandang terhenti.

“Halo, Susan,” jawab Sean mengangguk dan balas tersenyum. “Apa kabar?”

“Putrimu?” kikik wanita yang bernama Susan itu. “Atau …?”

Sean hanya tersenyum santai, “Ghea, kenalkan, ini adalah Susan Langford. Dia pengusaha emas paling kaya yang ada di New York.”

Kitty Cat melongo, “Senang berkenalan dengan Anda, Nyonya Langford.”

Susan tertawa sambil mengepulkan asap rokok dari bibir merah tuanya. Ia menjabat tangan Ghea, tetapi melirik pada Sean sambil bertanya. “Harus kuakui seleramu kali ini berubah drastis. Berapa umurnya? 18 tahun?”

“Well, sebenarnya dia sudah 20 tahun. Tapi, apalah arti usia?” jawab Sean mengerti maksud pertanyaan wanita itu.

Lalu, Susan ganti melirik pada Ghea. “Sudah berapa lama kamu dengan Sean? Apa kamu menggantikan Abigail?”

“Tidak, aku tidak menggantikan Abigail. Uhm, apanya yang berapa lama dengan Daddy Sean?”

“Daddy Sean? My God, dia benar-benar putrimu? Wanita Asia mana yang kamu tiduri waktu itu?” gelak Susan.

Ghea menggeleng sambil menggerakkan tangannya cepat ke kanan dan ke kiri. “Bukan, bukan ayah yang sebenarnya. Uhm … Daddy Sean ayah angkatku.”

Mata Susan terbelalak, bersamaan dengan wajah berekspresi tak percaya. “Sean, kamu ….” Lalu, ia tertawa lagi sambil menggelengkan kepala. “Ya, ya, terserah kalian sajalah!”

Tak mengerti, Ghea berbisik pada Sean, “Sebenarnya dia kenapa?”

“Dia tidak percaya kamu putri angkatku. Dia mengira kita adalah sepasang kekasih. Yang mana, itu bukan ide buruk, benar?” Suara Tuan Besar Lycus mendayu berat.

Ghea menatap dengan tertegun. Dada berdebar, menjadikannya kembang kempis. Ia diam, tidak mau menjawab, karena memang belum bisa menanggapi apa pun.

“Apa ini berarti tidak ada lagi malam-malam indah untukku, Sean?” Susan Langford mendekatkan wajah cantiknya. Tangan yang memegang batang rokok diletakkan di pundak sang lelaki.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang