Ch.41 Tak Ada Ranjang di Antara Kita

2.3K 33 0
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Berangkat ke kantor, sepanjang perjalanan Sean tidak bisa berhenti membayangkan wajah Ghea. Gadis itu begitu menggugah seluruh titik kelaki-lakian di dalam jiwa dan raga.

Tidak hanya memiliki hasrat bercinta dengan Ghea, tetapi Tuan Besar Lycus begitu ingin memilikinya untuk seorang diri. Tidak rela kalau wanita muda jelita itu sampai lepas dan beralih pada lelaki lain.

Namun, keinginan Ghea terhadap perginya Abigail adalah sesuatu yang juga pasti akan memberikan efek besar terhadap keseharian lelaki itu. Jika ia selama tujuh tahun terakhir ini tinggal menyuruh ini dan itu pada asisten pribadinya, kemudian masalah menjadi selesai, lalu bagaimana kalau harus berganti orang?

Memasuki ruang kantor dengan masih terus berpikir dalam kegamangan yang luar biasa. Usia 38 tahun dan baru kali ini merasakan apa yang disebut jatuh cinta. Saat kondisi genting, saat data rahasia mengancam kebebasannya, saat musuh mengincar kepalanya, ia justru bingung sendiri karena jatuh cinta.

Sebelum Ghea berhasil ia miliki untuk dirinya sendiri, selalu ada perasaan mengganjal tidak nyaman. Kekhawatiran yang sama dengan rasa resah bila data rahasia itu sampai ke tangan pihak berwajib dan ia harus berurusan dengan hukum.

‘Fuck me! Shit! Kenapa aku jadi seperti anak remaja yang jatuh cinta begini? Terus membayangkan Ghea, terus membayangkan ciuman tadi pagi! Sialan!’ geramnya mengusap wajah sambil menghempas punggung ke sandaran kursi.

Pintu dibuka perlahan dari luar, Abigail masuk membawa satu tumpukan berkas. “Penyelesaian Santa Fe. Kamu mau melihatnya sebelum aku berikan kepada bagian legal?” tanya sang asisten pribadi.

“Aku telah menghubungi Don Roscoe, pemilik Glazio Factory. Kamu akan bertemu dengannya besok lusa untuk bincang sore di lounge hotel Radisson,” lanjut Miss Landon berjalan dan meletakan tumpukan kertas tersebut.

Sean menatap, “Bagaimana kamu bisa membuat janji temu dengan Don Roscoe? Bukankah dia selalu ada di luar negeri?”

“Aku sudah menjalin hubungan baik dengan direktur utama perusahaannya,” senyum Abigail mengedipkan mata. “Begitu Don Roscoe datang, dia yang mengatur pertemuan itu untukku.”

“Hmm,” hela Sean. Ini yang dia maksud. Sejak lama, sang mafia ingin melakukan kerjasama dengan orang tersebut, tetapi selalu kesulitan untuk bisa bertemu. Akan tetapi, pada akhirnya Abigail membuat semua bisa terlaksana.

Wanita itu, membuat urusan bisnisnya jadi lebih mudah. Itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri.

“Abby, duduklah,” ucap Sean mengembus napas panjang dan kasar.

Menatap tertegun untuk sesaat, Abigail seakan sudah bisa menduga apa yang ingin dibicarakan. Namun, bokong sintal dan seksinya itu tetap diletakkan di kursi yang berseberangan. “Ada apa?”

“Aku ingin berbicara mengenai … yah, mengenai kamu dan aku,” mulai Sean menatap sendu. Tujuh tahun bersama, ia juga merasa nyaman dengan kehadiran wanita ini. Semua tak ada yang mudah.

Menata kalimat, lalu Tuan Besar Lycus melanjutkan ucapannya. “Aku … seperti yang kamu bisa lihat,” ucapnya berhenti sejenak. Antara rasa resah, malu, tetapi juga tahu harus memberi penegasan.

“Aku jatuh cinta dengan Ghea ….”

Kalimat itu menggelegar di telinga Abigail walau terucap dengan suara yang sangat pelan. Tidak terlalu terkejut karena sudah bisa mengira sebelumnya.

Akan tetapi, rasa sakit saat mendengarnya secara langsung ternyata tetap terasa luar biasa. Hati Miss Landon berteriak kencang memaki, tetapi bibir tetap tegar tersenyum. Bahkan, dengan kepura-puraan yang hebat, ia bisa berucap dengan tenang. “Oke, sehingga?”

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang