Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.
Sarapan pagi di hari Minggu, Ghea hanya berdua dengan Sean di meja makan. Seperti biasa, mereka duduk berseberangan. Sepanjang makan, gadis mungil itu menunduk, tak berani menatap wajah Daddy-nya.
Lama kelamaan, kebisuan di antara mereka membuat mafia itu jengah. “Kenapa kamu diam saja?”
Ghea menggeleng. Mendengar suara Sean, sontak teringat dengan usapan sedikit kasar di pahanya kemarin siang. Belum lagi sentuhan bibir sang lelaki di leher dan pipinya.
“Sakit?” tanya Sean singkat.
Namun, Kitty Cat tetap menggeleng tanpa suara.
“Lupa cara berbicara?” kesal Tuan Besar Lycus.
Mengendikkan bahu, lalu menggeleng. Polah Ghea seperti anak kecil yang sedang mengambek. Padahal, ia sedang mengendalikan diri akibat debaran jantung yang meningkat.
Sean bangkit dari kursinya, berjalan sambil membawa satu botol red wine dan gelas. Meletakkan di sebelah piring Ghea, dan duduk berdampingan. “Ada apa denganmu? Kenapa diam saja? Masih marah kepadaku soal cokelat valentine yang bodoh itu, hah?”
Semakin ditanya, semakin hentakan itu terasa sangat kuat di dada Nona Kingston. Apalagi, suara berat dan serak Daddy Sean yang ada di samping membawa khayal kembali pada saat ia didekap erat dan dadanya disapu begitu saja oleh telapak tangan.
“Bicara kepadaku, or Daddy will punish little Kitty Cat!” ancam Sean berdesis, mendadak berbisik di telinga keponakan atau anak angkatnya tersebut.
Setelah mengancam sambil tersenyum angkuh, ia menyenderkan punggung ke kursi dan menanti reaksi sang gadis. Di mana Ghea perlahan mendongakkan kepala dan menoleh kepadanya.
“Jangan hukum aku ...,” lirihnya dengan bibir gemetar. Rasa takut, tegang, bercampur dengan rasa ... tidak tahu rasa apa, yang jelas membuat darahnya mengalir kian cepat.
Sean tertawa tanpa suara. Senyum puas terlihat di wajah tampan dan dingin miliknya. Semakin Ghea merintih dengan wajah merah merona, semakin ia menyukai apa yang dilihat.
“Kenapa diam saja?” tanya Sean singkat, terus menatap lekat.
“Tidak ada apa-apa. Hanya ... kemarin ....” Dan bibir merah berhenti berucap.
“Kemarin kenapa? Takut padaku?” tebak Sean menenggak anggur merah.
Ghea mengangguk, sambil menahan napas yang memburu.
“Takut kubawa ke atas ranjang dan kuikat?”
Lagi, Kitty Cat mengangguk.
“Bagaimana kalau ternyata kamu menyukainya? Haruskah kita mencoba?”
Pertanyaan ini sontak menjadikan gadis polos itu lemas tak bertenaga. Sendok dan garpu yang ada di tangan lepas begitu saja. Jatuh dengan pelan di atas piring yang masih penuh dengan makanan.
Mata Ghea membulat sempurna, pun bibirnya. Melongo dengan pertanyaan dua kalimat yang baginya sungguh teramat sangat gila! Lebih gila lagi adalah karena kini ia membayangkan Daddy Sean sedang mengikatnya di atas ranjang.
Dari bagaimana mereka saling menatap satu sama lain, dari bagaimana Sugar Baby-nya tersenyum malu-malu jika berpapasan, serta dari mana Ghea tidak pernah mencoba menghindar ketika ia “menyerang”, Sean bisa tahu kalau ada perasaan di dalam sana yang juga menginginkan dirinya.
Namun, ia tahu mungkin Ghea menutupi itu semua, sama seperti dia yang juga menutupinya. Keraguan yang mungkin sama? Pikiran yang juga mungkin sama? Bahwa jarak usia membentang 18 tahun adalah terlalu jauh?
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR BABY OF THE MAFIA
Romance"Ah, yes! Harder, Sean! Harder!" Ghea Avery Kingston baru saja pindah ke rumah seorang mafia kejam bernama Sean Maximilian Lycus. Lelaki itu adalah sahabat ayahnya yang telah meninggal. Sialnya, Sean suka sekali bercinta dengan suara kencang sepert...